Felix masih memiliki banyak pertanyaan tentang kedua orang yang berdiri di hadapannya. Pria berambut hitam ini menyembuhkan Lilian dengan mudah, sedangkan pria di belakangnya sangat mirip dengan Kaisar Claude. Dan sekarang mereka menanyakan tentang Putri Athanasia. Mereka jelas tampak mencurigakan. Tetapi di saat genting seperti sekarang, segala kemungkinan harus dicoba. Felix memutuskan untuk mempercayai dua pria asing yang sudah terlihat tidak sabar menunggu jawabannya.
"Tuan Putri.. Dia..Dia masih di dalam penjara bawah tanah. Paduka menahannya disana sejak dua hari yang lalu."
"Lalu apa ada yang berbeda darinya? Misalnya cara dia berbicara atau raut wajahnya?"
Lucas ingin memastikan wanita yang ada di dalam penjara adalah Athanasia yang mereka cari."Yang berbeda? Aku tidak melihat ada yang berbeda darinya.. ah mungkin cara dia memanggilku. Putri biasanya memanggilku Tuan Rovein, tapi tadi pagi dia memanggil nama depanku. Dan dia menjadi sangat berani."
Lucas dan Claude saling beradu tatap. Mereka mulai yakin Athanasia mereka ada disini.
"Dimana kau bilang tadi Felix? Penjara bawah tanah yang mana?" Claude mendekati Felix untuk menanyakan lebih jelas. Ada banyak penjara bawah tanah di Istana. Waktu mereka akan habis jika harus mencari satu persatu.
"Penjara bawah tanah dekat Istana Ruby, Paduka. Mereka akan segera membawanya untuk melaksanakan eksekusi mati di depan gerbang Istana."
Claude yang mendengarnya tampak mulai geram. Dia memang bukan Ayah yang tidak pernah melakukan kesalahan, dia juga pernah ingin membunuh Athanasia. Tapi sekarang dia sudah menjadi orang yang tidak bisa hidup tanpa putri semata wayangnya. Rasa sayangnya tidak terukur lagi untuk Athanasia.
"*** ** *****!! Kalian menaruh putriku disana?? Eksekusi mati? Sebelum kalian bisa menyentuhnya, aku yang akan membunuh kalian!"
"Kumohon tolonglah Tuan Putri. Dia tidak bersalah! Dia difitnah!"
Felix tersungkur sambil menyentuh kaki Claude. Jika ini satu satunya cara agar Tuan Putri bisa bebas, dia rela menyembah orang orang asing di hadapannya.
Lucas segera berdiri melihat Claude yang sudah mengepalkan tangannya hingga seluruh urat nadinya terlihat. Dia harus menghentikannya sebelum kemarahannya meledak ledak di tempat yang salah.
"Kita kesana sekarang. Tidak ada gunanya kau marah marah disini." Lucas mendorong tubuh Claude hingga berbalik dari hadapan Felix dan Lilian yang masih tidak sadarkan diri.
Felix sekarang yakin pria berambut pirang ini juga adalah Kaisar Claude, wajah marahnya sama persis dengan Kaisar yang dia kenal. Yang berbeda hanya alasan mengapa mereka marah.
"Kami akan mengembalikan Tuan Putri kalian setelah urusan kami selesai. Setelah itu kurasa kalian harus kabur bersama. Kecuali jika.."
"Felix!!!"
Suara Claude lain terdengar dari arah pintu keluar Istana Garnet. Dia keluar bersama Ezekiel. Mereka akan menuju ke depan gerbang Istana untuk melihat eksekusi mati Putri kandung Sang Kaisar.
"Kecuali jika pria bodoh itu mati duluan di tangan kami." Lucas dapat merasakan mana Claude meluap luap. Mana berwarna biru miliknya kini berubah menjadi ungu kemerahan. Dia sangat marah. Pedang besar bahkan sudah keluar dari tangan kanannya.
"Paduka, jemputlah Athanasia di penjara. Hanya kau yang tau tempatnya. Pria disana biar aku yang mengurus."
Lucas mendorong Claude untuk segera berbalik pergi menjemput Athanasia. Mereka tidak punya banyak waktu lagi. Terlebih pemandangan dua kaisar yang saling bertarung akan membuat seluruh penghuni Istana keheranan.
![](https://img.wattpad.com/cover/228240887-288-k408456.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Life Season 1 (Who Made Me A Princess Fanfiction)
FanficDi usiaku yang ke-26 akhirnya Claude mau melepaskanku menikah dengan pria yang kucintai. Hari hariku kini semakin berwarna dengan keluarga kecilku. Suami tampan yang senang menggodaku. Putri kecil yang sangat mirip dengan ayahnya. Ayah yang semaki...