*Tak* *Tak* *Tak*
Suara sepatu hak milik Athanasia terdengar nyaring saat dia menuruni tangga sambil berpegangan pada Felix.
Tubuhnya yang ramping sudah berbalut gaun putih ala mermaid dengan detail mawar emas di sekelilingnya. Di bahunya yang terbuka tersampir jubah putih transparan yang terlihat seperti sayap angsa saat gadis itu mengangkat lengannya. Rambut pirangnya dibiarkan terurai indah hingga ke bawah pinggangnya. Sebuah tiara berhiaskan batu rubi menghiasi kepalanya untuk melengkapi kalung rubi yang dipakainya malam ini.
Penampilannya sudah jauh lebih dewasa dibanding dahulu saat pertama kali dia tampil di debutante. Gadis itu kini semakin mirip dengan Ibunya, Diana.
"Tuan Putri, penyihir kesayangan Tuan Putri sudah menunggu di bawah sana."
Felix sedikit merasa bangga melihat idenya mencarikan teman bagi Athanasia sudah membuahkan hasil yang luar biasa. Dia merasa sudah sekalian mencarikan jodoh untuk Tuan Putri.
Penyihir kesayangan Athanasia sudah berdiri gagah di bawah tangga.
Pakaian formal hitam yang dia pakai hari ini tampak berkilauan dengan ornamen silver. Jubah dengan warna senada tampak tersampir di bahu kanannya.
Sebagian rambut hitamnya juga sudah tersisir rapih ke belakang. Dia siap menyambut Sang Putri.Lucas segera mendongakkan kepalanya saat mendengar suara sepatu hak Athanasia yang sedang menuruni tangga.
"....."
Dia tidak bisa berkata kata melihat kekasihnya yang menuruni tangga dengan anggunnya bagai seorang dewi. Matanya tidak berkedip sedetikpun melihat senyum yang diberikan Sang Putri.
Dia sampai tidak sadar Athanasia sudah sampai di bawah karena terlalu terpesona."Tuan Lucas." Felix sedikit membungkukkan tubuhnya sambil menyerahkan tangan Athanasia untuk digenggam oleh Lucas.
Lucas tidak bergerak, matanya masih fokus menatap Athanasia.
"Lucas?"
Athanasia akhirnya berinisiatif menyentuh lengan Lucas.
"Oh. Kamu sudah di bawah."
"Apa aku begitu cantik sampai membuat Tuan Penyihir Menara Hitam terpesona?" Athanasia tertawa melihat wajah terkejut kekasihnya.
"Ya. Kamu cantik sekali malam ini."
Lucas terang terangan memuji Athanasia di depan Felix. Si ksatria merah akhirnya pergi meninggalkan dua orang yang sedang dimabuk cinta itu. Dia takut menyaksikan adegan yang tidak seharusnya dia lihat.
"Sebuah kehormatan bisa mengawal Tuan Putri memasuki ruangan pesta tahun ini."
Punggung tangan Athanasia sudah menempel di bibir kekasihnya. Tahun ini Lucas yang akan mengantar Athanasia memasuki ruangan, bukan lagi Claude ataupun Felix. Putri Kekaisaran Obelia kini sudah memiliki kekasih.
_______
Ballroom Istana Emerald tahun ini pun penuh dengan muda mudi bangsawan yang datang ke ulang tahunku yang ke-20. Seperti biasa mereka sudah bersemangat untuk berdansa bersama.
Yang berbeda tahun ini kami memiliki pengumuman penting yang membuatku sedikit cemas."Apa yang kamu cemaskan?" Lucas yang berdiri di samping tiba tiba menggenggam erat tanganku. Dia selalu tau jika ada yang salah dengan diriku.
"Entahlah. Aku hanya memikirkan bagaimana respon para bangsawan dengan pertunangan kita."
"Semua akan baik baik saja. Percaya padaku." Jari jari tanganku sudah berada di bibir Lucas. Dia menciumi jari jariku satu persatu. Pundakku sedikit bergetar karena geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Life Season 1 (Who Made Me A Princess Fanfiction)
FanfictionDi usiaku yang ke-26 akhirnya Claude mau melepaskanku menikah dengan pria yang kucintai. Hari hariku kini semakin berwarna dengan keluarga kecilku. Suami tampan yang senang menggodaku. Putri kecil yang sangat mirip dengan ayahnya. Ayah yang semaki...