- Good News -

8K 542 96
                                    

"Selamat Yang Mulia, kandungan Anda sudah memasuki minggu ke-6"

Kami segera memanggil bidan istana setelah kembali ke istana Emerald. Seperti dugaan Claude, Aku hamil.

"Selamat Yang Mulia.." Seluruh anggota keluarga istana Emerald langsung memberi selamat kepada kami. Lily bahkan sampai menangis terharu.

"Kandungan Anda masih lemah Yang Mulia, jadi saya sarankan tidak melakukan kegiatan yang terlalu berat." Bidan itu memegang tanganku sambil tersenyum dan pamit.

Lucas mengelus perutku. Sepertinya dia senang sekali, dia terus tersenyum dari sejak di kantor Ayah.

"Saya akan menyampaikan kabar ini kepada Paduka, Tuan Putri" Felix bergegas kembali ke Istana Garnet.

"Tuan Putri, saya sudah menyiapkan jus anti mual untuk Anda." Seth menaruh gelas jus di sebelah tempat tidur.

"Apa saya perlu mengganti semua sepatu Anda Tuan Putri? Tidak baik jika Anda menggunakan high heels" Hannah sedang mengecek keperluanku.

"Tuan Putri, malam ini Anda mau makan apa? Biar saya yang memasak" Lily yang seperti ibuku menawarkan memasak langsung untukku.

Semua semakin sibuk memerhatikanku. Pria di sebelahku masih mengelus perutku. Lama kelamaan ini membuatku geli.

"Kamu senang sekali ya?" tanyaku sambil menyingkirkan tangannya.

"Tentu saja sayang"

Aku tak menyangka dia akan sebahagia ini mengetahui aku hamil. Dia tidak pernah menunjukan bahwa dia menyukai anak kecil.

"Lucas, bukannya kamu tidak suka anak kecil?"

"Aku tidak suka anak kecil yang bukan anakku." Dia kembali mengelus perutku.

Tiba tiba aku memikirkan Ayah.

"Sudah lama aku memikirkan hal ini. Apa aku akan bahagia jika kamu hamil? Apa aku bisa jadi ayah yang baik? Pikiran pikiran itu langsung lenyap saat aku melihat senyummu. Tidak mungkin aku tidak bahagia jika anakku secantik kamu, tentu aku akan mencintai anak kita seperti aku mencintai kamu." Lucas mengecup dahiku.

"Kita akan jadi orang tua yang baik kan?"

"Tentu sayang"

Hari itu seluruh penghuni Kota Kekaisaran bersukacita dengan kabar kehamilan Putri Athanasia. Demikian pula dengan para penyihir di menara. Mereka berharap Lucas menjadi sedikit lebih baik setelah menjadi ayah.

_______

Sore itu tidak biasanya dua orang pria yang tidak pernah akur minum teh bersama.

"Kau sudah memeriksa anak di dalam kandungan Athanasia?"

Claude yang khawatir Athanasia akan seperti ibunya segera bertanya langsung kepada Lucas sebagai Penyihir Menara Hitam.

"Jangan khawatir. Athanasia itu punya mana yang kuat. Kau dan dia sama sama sudah memakan ranting pohon dunia."

Lucas menjawabnya dengan santai sambil meminum teh.

"Jika dia tidak mampu aku tidak mungkin membuatnya hamil"

Crak

Cangkir di tangan Claude mulai hancur.

"Kau..." sihir biru Claude dalam posisi siaga untuk menyerang menantu sialan di depannya.

Lucas hanya tersenyum licik dan kata kata selanjutnya berhasil menghancurkan satu set peralatan minum teh yang ke-10 dalam bulan itu.

"Kau tidak akan benar benar menyerangku. Aku suami anakmu dan ayah cucumu"

'Putriku mencintai pria gila'

"Jaga dia. Aku pastikan kau akan mati jika sesuatu terjadi pada putriku dan anaknya"

"Hal itu tidak perlu kau beritahu, Kaisar Obelia"

______

Akhir pekan Jennete dan Helena datang mengunjungiku di Istana Emerald. Sudah hampir seminggu aku tidak diijinkan keluar Istana oleh Lucas dan Ayah. Aku bosan jadi aku mengundang mereka ke Istana.

"Selamat Athanasia atas kehamilanmu" keduanya langsung memberi selamat dan memelukku.

"Terima kasih"

"Jadi waktu kamu terakhir mengunjungiku itu kamu sudah hamil ya? Pantas bayiku menendang nendang." Helena langsung menebak apa yang terjadi waktu aku mengunjunginya adalah pertanda bahwa anakku perempuan dan anak kembar miliknya adalah laki laki.

"Sepertinya begitu Helena" aku mengelus perutku dan berkata dalam hati 'Ayahmu pasti tidak akan senang mendengar ini'

"Athy... Aku membeli ini saat dalam perjalanan ke Istana" Jennette menyerahkan hadiah yang sudah dibungkus dengan pita pink cantik.

"Astaga apa ini? Boleh kubuka?"

"Tentu"

Dalam kotak itu terdapat sepatu mungil rajut untuk bayi.

"Terima kasih Jennette"

Aku menerimanya dengan senang hati. Gadis polos itu selalu tulus memberiku hadiah. Lagipula sekarang Carax sudah dikurung di penjara jadi tidak mungkin dia menanam kutukan lagi. Dia tidak akan berani dengan Lucas.
Aku merinding mengingat bahwa Carax menyukai Lucas.

Kami melanjutkan berbincang bincang sambil meminum teh.

"Ah Tuan Putri sangat beruntung. Suami tampan sepeeti Tuan Lucas dan sekarang sedang hamil anaknya."

Helena masih ikut dalam perkumpulan Serigala Hitam penyendiri, fans club Lucas. Bisa kubayangkan wajah suaminya setiap Helena membicarakan kegiatan perkumpulan itu.

"Ah kalian tahu Countess Roschen? Kemarin aku dengar berita dari wanita bangsawan lain kalau Count Roschen berselingkuh saat Countess sedang hamil."

"Benarkah" Aku cukup terkejut mendengar cerita Helena.

"Itu kejam.. bukankah para suami harus lebih memerhatikan istri saat mereka hamil?"

"Itu yang mencurigakan Jennette. Katanya Count jadi perhatian sekali pada Countess sebelum ketahuan berselingkuh dengan wanita yang dia temui di tempat kerjanya"

"Kenapa dia begitu padahal sudah menikah. Countess Roschen juga terkenal dengan kecantikannya"

"Jennette, bagaimana pun pria tetap lah pria. Sulit mengontrol hasratnya. Apalagi jika istrinya sedang hamil. Bertambah berat, emosi tidak stabil, tidak bisa pakai riasan. Saat ada rubah licik menggoda, belum tentu dia akan kuat menahan godaan. Yah pada dasarnya Count Roschen memang sudah brengsek"

'Benarkah begitu? Aku sudah lama tidak menggunakan riasan sejak hamil. Katanya tidak baik untuk janin'

"Tenang saja Tuan Putri. Aku yakin Tuan Lucas tidak akan begitu. Masih banyak pria baik di dunia ini" Helena membaca raut kekhawatiran di wajahku.

Entah karena pengaruh kehamilan, aku jadi mudah khawatir dan emosiku jadi bertambah sensitif.

Obrolan pun dilanjutkan dengan cerita persiapan pernikahan Jennette.

__________









Eternal Life Season 1 (Who Made Me A Princess Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang