Degup jantung Shuo terasa semakin cepat seiring semakin terlihatnya Menara Sihir Obelia di depan matanya. Pagi ini dia harus menemui Lucas untuk latihan pertamanya. Dia menarik nafas panjang sebelum mulai berlari ke lapangan. Dia tidak boleh meninggalkan kesan buruk di hari pertamanya.
Jam sudah menunjukan pukul sembilan tapi di lapangan tidak terlihat satu pun orang. Shuo menatap ke sekeliling lapangan untuk mencari sosok pria yang akan melatihnya hari ini.
"Berapa kali pun aku melihatnya, aku masih tidak mengerti kenapa kau punya mana sebanyak itu."
Suara berat terdengar dari arah pintu menara. Pria berpakaian serba hitam tampak sedang membenarkan sarung tangannya sambil menyender di pintu.
"Selamat pagi Tuan Lucas!" Shuo membungkuk untuk memberi salam pada guru barunya.
"Tidak perlu terlalu formal denganku."
Lucas berjalan melewati Shuo yang masih membungkuk.
"Jangan membungkuk terus. Berdirilah dengan tegak!"
"Ba..baik!"
Suara Lucas terdengar sampai ke dalam menara. Para penyihir segera melihat ke bawah dari jendela ruangan mereka masing masing.
"Sungguh malang nasib bocah di bawah sana."
"Apa dia akan mengerti perkataan Tuan Lucas? Hingga saat ini saja aku tidak bisa melakukan sihir yang sempat diajarkannya beberapa tahun lalu."
"Penjelasan Tuan Lucas terlalu abstrak! Pow! Woosh! Lalu begini lalu begitu. Astaga! Penjelasan macam apa itu?"
"Sssssstttt! Telinganya jauh lebih tajam daripada manusia biasa! Tutup mulut kalian!"
"Memang dia manusia?"
"Uwaaaa!!!"
Angin besar masuk ke dalam menara dan menjatuhkan semua penyihir yang berbisik bisik di belakang Sang Penyihir Menara Hitam. Mereka tersungkur dengan wajah menempel di lantai.
"Itu karena kalian terlalu bodoh!! Jangan hiraukan mereka. Mereka hanya sekumpulan penyihir amatir. Ikuti aku!"
Lucas menjentikan jarinya dan membuat semua jendela di menara tertutup rapat. Suara bantingan daun jendela membuat Shuo tersentak kaget.
"Tunggu apa lagi! Ikuti aku!"
Melihat Shuo yang masih terdiam menatap ke atas menara membuat Lucas kesal.
"Ck. Kau harus selalu fokus jika mau belajar sihir dariku. Aku tidak suka mengulang perkataanku."
"Maaf Tuan Lucas."
"Lagi lagi kau menunduk! Angkat dagumu! Kau ini seorang pria!"
"Baik!" Shuo mengangkat wajahnya dengan cepat setelah mendengar perkataan Lucas.
"Bagus. Ingat selalu tatap lawan bicaramu saat berbicara. Kau ini kuat Shuo, apa yang kau takutkan."
'Yah anak ini bukan anak lemah seperti Aethernitas. Dia hanya butuh sedikit dukungan.'
Sosok Lucas saat ini sudah jauh berbeda dengan dirinya dua ratus tahun lalu. Dia tidak lagi langsung mengusir bocah lemah yang tidak sesuai kriterianya. Semua ini tentu berkat istrinya. Kepribadian Lucas berubah sejak mengenal Athanasia, bisa dibilang hatinya jadi lebih melembut dibanding dulu.
"Istriku ingin kau jadi pria tangguh Shuo. Jadi jangan harapkan latihan yang biasa. Kau harus bisa menyelesaikan semua jenis latihan yang akan kuberikan."
"Baik!"
Shuo menjawab dengan lantang. Dia terdengar seperti prajurit baru yang sangat patuh pada komandannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Life Season 1 (Who Made Me A Princess Fanfiction)
FanfictionDi usiaku yang ke-26 akhirnya Claude mau melepaskanku menikah dengan pria yang kucintai. Hari hariku kini semakin berwarna dengan keluarga kecilku. Suami tampan yang senang menggodaku. Putri kecil yang sangat mirip dengan ayahnya. Ayah yang semaki...