- By The Sea -

8.7K 571 75
                                    

Sesaat aku mendengar suara deburan ombak. Angin dari laut langsung menerpa wajahku. Aku bisa melihat hamparan laut biru dan pasir putih di depanku.

"Pakaian kita kurang cocok untuk disini"

Ctak

Kami langsung berganti menjadi pakaian musim panas. Lucas mengganti dress formal istanaku menjadi mini dress tipis kuning tanpa lengan, lengkap dengan topi pantai lebar dari anyaman dan bunga kecil di sekitarnya. Lucas mengenakan kemeja tipis putih polos dan celana panjang hitam.

"Lucas, dimana ini?"

Obelia adalah negara 2 musim. Hanya ada musim panas dan musim semi. Tapi letaknya tidak berada di pesisir pantai. Sehingga kami jarang melihat laut lepas seperti sekarang. Saat di kehidupan sebelumnya juga aku tak pernah berlibur, aku hanya pernah melihat pantai dari siaran tv.

"hmm.. pantai di negara tropis? Aku hanya tahu tempat ini indah tanpa tahu namanya. Dulu aku menemukannya tanpa sengaja saat berkeliling dimensi"

"Kita pindah dimensi lagi??"

"Jangan khawatir. Aku sudah tahu jalan untuk kita pulang dengan aman. Kita bisa kembali ke istana kapan saja"

Aku melihat ke sekitar. Tidak ada orang. Hanya ada kami berdua.

"Kamu suka?" Lucas memelukku "Aku dengar banyak pasangan memilih pantai sebagai tempat berbulan madu. Jadi aku ingin mencoba membawamu kesini."

"Tentu saja suka. Ini pertama kalinya aku melihat laut sebiru ini. Terima kasih" Aku berjinjit dan mengecup pipi Lucas.

Ini kelebihan memiliki suami Penyihir Menara Hitam. Kami bisa pergi berkencan kemana pun tanpa diketahui orang istana. Selama berpacaran kami hampir selesai menjelajahi seluruh kontinen. Sekarang tampaknya Lucas ingin mulai mengajakku mengelilingi dimensi.

Kami bergandengan menyusuri pantai sampai Lucas menawariku untuk berenang. Lucas mengganti pakaian kami dengan satu set pakaian renang. Karena sihir, kami bisa menyelam tanpa alat. Aku sangat bersemangat, ini pertama kalinya aku melihat ikan hias langsung di dalam laut.

Setelah puas, kami duduk di tepi pantai
"Aku ingin bawa oleh oleh untuk Lily, Hannah dan Seth." aku memasukan pasir dan beberapa kerang cantik ke dalam botol.

"Lucas, aku ingin naik sepeda keliling pulau"

Dulu aku pernah menonton drama di tv. Adegan terakhirnya pemeran utama wanita dan pria bersepeda di sekitar rumah tepi pantai mereka. Aku pikir itu romantis.

"Memang kamu bisa naik sepeda?"

"Aku pernah belajar dulu."

"Itu merepotkan. Pakai sihir saja"

Pria kadang tidak bisa mengerti fantasi romantis wanita.

"Jatahmu hilang malam ini"

Ctak

"Ayo Tuan Putri. Kita keliling pulau sampai kamu puas" Dia sudah menaiki sepedanya.

Dasar Pria.

Kami mengelilingi pulau dan berhenti di pasar. Pasar itu menjual kerajinan tradisional dan jajanan pasar.
Aku memilih milih tas anyaman rotan untuk oleh oleh. Saat bingung memilih, Lucas muncul dari belakang dan memberiku sebuket bunga

"Untuk istriku yang cantik"

Aku tersenyum lebar, segera mencium pipinya.

Kami berkeliling pasar sambil mencoba berbagai jajanan. Jajanan yang tidak pernah lupa kubeli pastilah es krim. Kali ini es krim yang kami beli menggunakan kelapa sebagai bahan dasarnya. Sangat khas tropis. Mungkin aku akan meminta Lucas membangun rumah di dekat sini, jadi aku bisa menghabiskan waktu akhir pekan disini sambil menikmati es krim.

"Kamu bukan anak kecil lagi" Lucas menyeka es krim yang belepotan di sekitar mulutku dan menjilatnya. Kenapa kamu selalu begitu kalau menyeka mulutku? Kini warna pipiku senada dengan es krim pink di tanganku.

Tanpa terasa matahari mulai terbenam, kami duduk menikmati sunset. Bisakah kami selamanya begini? Saling mencintai, berbagi waktu menyenangkan bersama, berdua sampai maut memisahkan. Aku bersandar di bahu Lucas.
"Mau pulang sekarang?" Aku belum mau pulang "Besok kita ke tempat lain yang kamu inginkan" Lucas mengelus tanganku yang dia genggam. Mengecup puncak rambutku.
Aku tersenyum.. Kita masih punya waktu ratusan tahun untuk menjelajahi dimensi.

_______

Waktu belum berjalan di Obelia. Kami masih di lorong antara Istana Garnet dan Istana Emerald. Kami kelelahan dan langsung kembali tidur di kamar.

"Athanasia.. kenapa kulitmu seperti bekas terbakar matahari?"

Claude melihatku sambil menyelidik.
Saat ini kami sedang minum teh sore seperti biasanya.

"Oh ini.. tadi siang aku sempat berjemur di taman. Aku butuh vitamin D Ayah" Tak bisa menyembunyikan kegugupanku, aku tersenyum canggung di hadapan Claude.

"Aneh.. tadi siang rasanya mendung. Iya kan Felix?"

"Benar Paduka. Tuan Putri, anda berjemur dimana? Sepertinya saya juga perlu vitamin D"

Diam kau ksatria darah merah!!

"Hati Hati kalau kau berjemur. Itu berbahaya jika terlalu lama." Claude memutuskan untuk tidak bertanya lebih lanjut.

"Iya Ayah"

Lain kali aku harus beli tabir surya sebelum jalan - jalan.

Malam itu aku duduk di meja rias dan bertanya pada Lucas yang sedang membaca buku di tempat tidur.

"Lucas, apa mungkin kita bisa menemui Ibuku di dimensi lain?"

Lucas terdiam. Dia menyimpan bukunya "Kamu rindu Ibumu?"

"Bukan aku, tapi Ayah. Setelah menikah aku merasa bersalah pada Ayah. Aku takut dia kesepian. Mungkin aku bisa mempertemukan mereka sebentar setiap hari"

Lucas menghela nafas "Lalu kalau sudah bertemu mau apa? Kamu pikir Claude di dimensi lain akan mengijinkan Ayahmu menemui Ibumu setiap hari? Atau bahkan membawanya kesini? Itu tidak masuk akal Athanasia"

"Bagaimana dengan dimensi dimana Ibu belum bertemu dengan Ayah?"

"Jangan mengubah takdir di dimensi lain, sayang. Tidurlah sini, sudah malam"

Aku menuruti Lucas dan berbaring di sampingnya.

"Ayahmu sudah merelakan Ibumu. Jangan membangkitkan memorinya lagi. Dia sudah bahagia dengan punya kamu sebagai putrinya." Dia mengelus rambutku.

Lucas benar. Claude sudah mulai merelakan Diana.

"Lebih baik kita buat Athanasia Athanasia kecil baru untuk Ayahmu supaya dia tidak kesepian"
Senyum nakalnya tiba tiba muncul dan tanpa kusadari dia sudah menurunkan tali baju tidurku.

Suamiku sudah punya rencana lain ternyata.

_______










Eternal Life Season 1 (Who Made Me A Princess Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang