- From Around The World Part 2 -

3.2K 280 87
                                    

Wanita yang kusapa tampak kaget mendengar suaraku. Hari Ernst, adik ipar dari Cabel terlihat semakin anggun setelah lima tahun berlalu. Di sebelahnya tampak Duke Ernst yang mengambil alih putri mereka setelah melihat wajahku.

"Astaga Tuan Putri Athanasia! Lagi lagi saya tidak langsung memberi salam. Maafkan kelancangan saya." Hari meminta maaf sambil sedikit membungkuk.

"Tidak apa apa. Tidak perlu terlalu formal denganku. Aku bukan Ayahku." Aku tertawa pelan mendengar kepanikan wanita seumuranku ini. Setelah lima tahun berlalu baru sekarang kami bisa bertemu kembali. Kami berdua sama sama wanita yang sangat sibuk. Terutama dengan putri kami.

"Putri kalian sangat cantik. Putri Atheia sampai terpana melihatnya."

Aku tertawa pelan mengingat wajah Atheia tadi. Wajahnya sangat takjub seperti melihat makhluk hidup baru yang pertama kali dia lihat. Bahkan sekarang pun dia masih memperhatikan Selenia dengan seksama.

"Bibi, apa Selenia masih menangis?" Putriku ternyata sangat perhatian. Dia sungguh khawatir Selenia menangis karena dirinya.

"Aih. Inikah putri cantik yang sering diceritakan Kak Cabel? Halo Putri Atheia."

Rupanya Cabel menggambarkan Atheia sebagai Putri yang cantik, padahal biasanya dia memanggil Atheia sebagai Putri cerewet. Mereka berdua tidak pernah bisa berhenti berdebat jika dibiarkan mengobrol. Persis seperti dua burung kakak tua yang saling adu kepintaran bicara.

"Terima kasih Bibi, Athe memang cantik." Atheia tersenyum manis di depan Hari.

Narsis sekali kamu. Persis seperti papamu yang entah sedang pergi kemana. Pria itu pergi setelah berpamitan padaku yang sedang berganti pakaian.

"Mau kemana kamu? Kita harus bersiap siap ikut parade." Aku menahan tangan Lucas yang kelihatan sangat terburu buru.

"Tenang saja. Aku tidak akan pergi lama. Berdandan lah yang cantik dan hati hati dengan perutmu."

Lucas pergi setelah mengirimkan ciuman lewat udara. Dia belum bisa menyentuhku. Anak kami yang kedua memang kejam. Jika bukan aku yang menyentuhnya duluan, dia benar benar tidak bisa menyentuhku.

"Selenia, lihat kakak cantik ingin berteman denganmu. Masa kamu tidak mau?" Eugene, Sang Ayah menepuk punggung putrinya yang masih terisak. 

Lalu kulihat Selenia menggeleng dengan pelan. Ah dia pasti sangat takut berada di antara orang orang asing ini. Apa sebaiknya kami pergi agar dia bisa tenang?

"Tidak perlu dipaksa Tuan Duke. Aku tidak mau membuat Selenia semakin takut. Kalau begitu kami pamit dulu. Ayo Atheia, Kakek sudah menunggu kita." Aku menggandeng tangan Atheia. Tapi tampaknya putriku sedang berpikir keras hingga tidak bergerak sama sekali saat ku tarik.

"Maafkan kami Yang Mulia. Maaf ya Putri Atheia. Aku yakin Selenia sebenarnya mau berteman dengan Tuan Putri, dia hanya malu bertemu orang baru."

Hari membungkuk hingga setara dengan mata Atheia. Aku bisa melihat wajah sedih dari kedua orang tua Selenia dan Cabel. Iya benar Cabel. Pria yang selalu terlihat senang itu ternyata bisa juga simpati dengan orang di sekitarnya. Dia mengelus rambut keponakannya dengan wajah sedih. Mungkin ada cerita di balik sifat pemalu Selenia.

"Bibi, apa Selenia suka gelembung sabun?" Atheia masih belum mau beranjak dari tempatnya berdiri dan malah memberikan pertanyaan pada Hari.

"Tentu saja Tuan Putri. Selenia suka bermain gelembung sabun dengan kami. Benar kan Selenia?" Kudengar Hari agak mengeraskan suaranya agar putrinya bisa dengar.

"Athe bisa buat gelembung sabun yang banyak untuk Sele.. Bica bentuk kelinci, meow, guguk, hiu, Athe bisa buat cemuaa~"

Selenia sepertinya mendengar Atheia bisa membuat gelembung sabun bentuk binatang, dia segera mengangkat wajahnya dari pundak Ayahnya. Ah tampaknya dia tertarik. Bagus Athe!

Eternal Life Season 1 (Who Made Me A Princess Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang