"Athy gak ingin ketemu Ibu!!!""Karena Athy ada papa. Walau tidak ada Ibu, tapi bisa nina bobo pada papa. Athy tidak akan menangis."
Selama hidupnya Athanasia tidak pernah merasakan punya Ibu. Dia juga tidak begitu memikirkannya karena ada Lily yang merawatnya selama ini. Tapi sejak mengandung dia jadi sering memikirkan Diana.
"Ibu..aku takut" Dia menangis mencari Ibunya dalam tidur.
Athanasia yang memikirkan ibunya yang meninggal saat melahirkan menjadi takut, apa dia akan seperti ibunya? Dia takut memikirkan adanya kemungkinan anaknya tidak punya ibu. Dia takut meninggalkan Lucas dan Claude.
"Sayang, Ibumu disini. Ayo bangun."
Suara Lucas menggema di telinga Athanasia. Dia membuka matanya perlahan. Samar samar dia melihat wajah Lucas dan ada seorang wanita di belakangnya..
"Ibu?"
Rambut pirangnya yang panjang bergelombang sangat mirip Athanasia, wajahnya cantik seperti peri. Yang membedakannya dengan Athanasia hanya matanya yang berwarna merah muda.
Wanita itu duduk di samping tempat tidur dan menggenggam tangan Athanasia.
"Iya putriku. Ibu disini." Air mata sudah menggenang di kedua sisi matanya.
"Kamu sudah besar.. " Dia tersenyum cantik sekali.
Lucas membantu Athanasia untuk bisa duduk menghadap Ibunya.
"Lucas.. ini benar Ibuku? Ini bukan mimpi atau boneka yang kamu buat kan?" Tangan Athanasia terjulur, ingin memastikan wanita di depannya nyata dan bisa disentuh.
"Dia nyata. Kamu bisa memeluknya jika kamu mau."
Athanasia tidak bisa menahan air matanya. Dia segera memeluk Ibunya sambil menangis.
Lucas tersenyum dan menjauh dari tempat tidur. Memberikan waktu khusus berdua untuk mereka.
"Matamu indah seperti ayahmu." Diana mengelus pipi Athanasia, memperhatikan setiap sisi wajah anaknya. 'Anak kita cantik sekali Claude.'
"Aku anak Ibu dan Ayah. Tentu saja cantik." Athanasia tertawa kecil, air matanya masih belum berhenti.
Setelah hamil, Athanasia jadi mengerti betapa sayangnya Diana pada bayi yang dikandungnya. Dia memilih melahirkan Athanasia walaupun dia tau akhirnya dia tidak akan bisa melihat putrinya bertumbuh. Dia mengorbankan dirinya untuk putrinya bisa lahir ke dunia.
"Ibu.. Terima kasih dan Maaf karena aku..." Athanasia tidak bisa lagi melanjutkan kata katanya.. Dia merasa bersalah pada Ibunya.
Diana hanya tersenyum dan mengelus kepala putrinya yang sedang menangis.
"Ibu tidak akan menyesal sudah melahirkan kamu, Athanasia. Kamu kebahagiaan Ibu dan Ibu rela mengorbankan apapun untukmu. Walaupun itu nyawa Ibu sekalipun."
Athanasia semakin memeluk erat Ibunya. "Ibu yang harus minta maaf tidak bisa bersamamu selama ini."
"Tidak.. Ibu selalu ada di mimpi aku dan Ayah. Kami selalu bisa melihat senyum Ibu." Senyum Diana dalam mimpi Athanasia selalu bisa menenangkan dirinya.
"Ibu sudah bahagia bisa melihat kamu tumbuh menjadi wanita cantik seperti ini. Ibu yakin kamu juga cerdas seperti Ayahmu. Melihatmu bahagia itu sudah cukup bagi Ibu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Life Season 1 (Who Made Me A Princess Fanfiction)
FanfictionDi usiaku yang ke-26 akhirnya Claude mau melepaskanku menikah dengan pria yang kucintai. Hari hariku kini semakin berwarna dengan keluarga kecilku. Suami tampan yang senang menggodaku. Putri kecil yang sangat mirip dengan ayahnya. Ayah yang semaki...