Bonus Story : Two Fairies Part 3

2.9K 277 116
                                    

"Tuan Putri, sedang apa di bawah sana?"

Lily yang baru kembali dari dapur melihat Athanasia sedang telungkup di atas karpet sambil menggoyang goyangkan kakinya. Terdengar pula senandung riang yang keluar dari mulut sang putri.

"Athy lagi gambal gambal. Ini gambal Lily cantik. Athy kacih buat Lily!"

"Terima kasih Tuan Putri. Hmm di sebelah saya ini siapa Tuan Putri?"

"Maca Lily gak tau, yang kepalanya melah kan cuma Felix." Athanasia menjawab dengan acuh. Dia sangat suka melihat Lilian bersama ksatria penjaganya jadi dia menggambarnya seperti itu.

"Papa dicini, Athy di tengah, Mama dicini. Ah gambal Athy bagus sekali. Papa cama Mama pasti suka!" Tangan mungilnya yang memegang crayon berhenti bergerak setelah membuat satu garisan melengkung di wajah orang terakhir yang dia gambar.

"Benar Tuan Putri memang berbakat." Lily bertepuk tangan melihat gambar sederhana milik Athanasia. Kata katanya tidak dikatakan hanya untuk menyenangkan hati sang putri, Lilian benar benar memuji Athanasia dengan tulus. Walaupun bukan ibu kandungnya, Lilian sangat menyayangi Athanasia seperti anaknya sendiri.

"Hehehe. Athy mau ke tempat papa mama!"

Setelah gambarnya selesai Athanasia segera berdiri, dia mau langsung memperlihatkan hasil karyanya pada kedua orang tuanya.

"Ah jangan sekarang Tuan Putri!"

Teriakan Lily tidak didengar oleh sang putri. Athanasia sudah berlari menuju Istana Garnet dengan kecepatan penuh. Pita merah muda yang terikat di pinggangnya tampak bergerak ke sana ke mari mengikuti pergerakannya.

"Tuan Putri! Mau kema..na?" Felix yang bertemu dengan Athanasia di koridor diacuhkan begitu saja. Saat ini Athanasia hanya ingin segera bertemu papa dan mamanya.

....

...

"Diana.."

"Paduka..Ini masih sore. Aku masih harus menyiapkan menu makan malam Athanasia."

Diana menahan wajah tampan Claude yang semakin mendekat ke wajahnya. Mata pria itu terlihat sedikit sendu. Sudah tidak perlu diragukan lagi apa keinginan Sang Kaisar.

"Sekali saja. Masih banyak waktu sampai makan malam. Aku belakangan sangat sibuk sampai tidak sempat menghabiskan waktu denganmu."

"Kamu ini bicara apa. Tadi pagi saja Felix sampai berteriak teriak di luar kamar karena kamu ngotot tidak mau beranjak dari tempat tidur."

"Sesi malam dan siang berbeda. Aku tidak sempat menghabiskan waktu denganmu di siang hari."

Diana melihat tidak percaya ke arah suaminya. Dia ini Kaisar tapi kerjanya hanya membuat dirinya kelelahan di tempat tidur. Apa sebaiknya dia pindah tidur dengan Athanasia? Diana curiga pekerjaan Claude selama ini banyak yang terbengkalai.

"Jangan tolak aku, Yang Mulia Ratu."

Claude mendekatkan lagi bibirnya ke bibir Diana. Kali ini dia berhasil menempelkannya. Dia berhasil mencium istrinya yang cantik bagaikan peri. Ciuman mereka berlangsung cukup intens hingga..

"Papa! Mama! Athy bawa hadiah!"

Athanasia menggedor kamar Ayah dan Ibunya dengan sangat keras sambil berteriak. Wajahnya berseri seri, dia senang karena pasti akan dipuji oleh kedua orang tuanya.

"Err..Claude.. Athanasia datang."

Claude terlalu sibuk mencium istrinya hingga tidak mendengar teriakan Athanasia di luar kamar. Baginya bibir istrinya sudah seperti candu yang tidak bisa dia tinggalkan begitu saja.

Eternal Life Season 1 (Who Made Me A Princess Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang