- Long Night -

11.4K 691 191
                                    

Sehabis acara, Lucas pergi sebentar untuk mengurus sesuatu dengan Kakek Evan.

"Athanasia.. Ini hadiah pernikahan dariku dan Jennette"

Helena dan Jennette mendatangiku yang sedang duduk bersama Lily.

"Terima kasih. Boleh kubuka?"

"Oh oh oh Jangan disini Athy.."
Jennette terlihat panik dan menutup wajahnya.

"Ho..ho..ho.. Dibukanya nanti ya Tuan Putri. Saat di kamar. Ini istimewa khusus untuk di malam hari" Helena terlihat mencurigakan.

"Jangan khawatir Tuan Putri..semua akan baik baik saja malam ini." Hannah dan Seth sedang membantuku mengganti gaun.

Aku bahkan tidak mengatakan apa-apa. Hannah dan Seth melihatku dengan tatapan aneh.

"Tuan Putri.. ingat, itu mungkin akan sakit jadi jujurlah pada Tuan Lucas jika terlalu sakit" Lily meberiku saran.

Eh? Apa yang sakit???? Sekarang aku mulai mengerti tatapan aneh mereka.
Bagaimanapun aku wanita dewasa. Aku mengerti malam ini akan menjadi malam yang panjang.
Lucas pasti mengerti kan..Aku tidak akan kesakitan. Ya kan? Aku mulai gugup.

________

"Kamu kenapa?" Lucas yang baru keluar dari kamar mandi melihatku yang sedang duduk terdiam melihat kotak hadiah Helena.

"Hah? Tidak apa - apa!!" Aku langsung menutup kotaknya.

Helenaaaaaa!!!

Isi kotak itu.... 5 Lingerie sexy yang sudah pasti kekurangan bahan, satu kotak pengaman, parfum 'Pemikat Suami', dan 2 barang lain aku tidak ingin bilang itu apa karena aku juga tidak tahu itu untuk apa.

"Apa itu?" Lucas, si gila itu, sudah ada di hadapanku. Rambutnya masih basah dan dan Ya Tuhan, kamu Claude? Tolong itu ditutup sedikit. Dada bidangnya terpapar di hadapanku, dan aku bisa melihat kotak kotak sexy nya di balik gaun mandinya yang terbuka. Godaan macam apa ini. Tanpa sadar aku terus memandangi pemandangan indah di hadapanku itu.

"Athanasia?" Sekarang muka Lucas sudah ada di depan mataku.
"Kamu lihat apa hmmm? Aku siap kalau kamu mau sekarang"

Boooooooom

"Aku.. Aku.." Kepanikanku membuat kotak hadiah Helena jatuh di depan Lucas.

aAaaaaaa

"Huh? Kamu mau pakai ini?" Lucas mengambil satu persatu lingerie yang berjatuhan.

"Aku suka yang ini. Coba pakai" Lucas memberiku lingerie hitam tembus pandang.

"Kamu gila?? Aku tidak mau!!" Aku langsung memunguti semua lingerie yang berjatuhan dan memasukan semuanya ke kotak.

"Ayolah.. itu kan hadiah dari temanmu. Tidak sopan kalau hanya disimpan" Lucas mulai menggodaku.

"Tidak!!" Kotak itu langsung kusimpan di lemari

"Cih.. Tidak seru. Kenapa sih tidak mau? Ini malam pertama kita, wajar kalau kamu pakai itu"

"Kamu.. kamu tidak perlu memaksaku pakai itu"

Lucas menatapku heran. Aku mulai mendekatinya dan berbisik "Aku sudah pakai yang lebih seksi dari itu"

Aku tidak sepolos itu Tuan Lucas.

"Hoo.. Istriku ternyata sudah pandai. Coba kulihat"

Lucas melingkarkan tangannya di pinggangku. Saat dia mulai mau mencium, aku menghentikan bibirnya dengan jariku.

"Sebentar..Aku ingin melihat hujan meteor dulu malam ini. Boleh ya?"

"Itu bisa nanti lagi.. sekarang kita"

Lucas semakin mempererat pelukannya

"Lucaaas.. hujan meteornya hanya ada malam ini"

"Athanasia..."

"Ya? ya? ya?" Aku mengeluarkan jurus imut tiada tara.

"Ok.. Aku bisa tahan" Lucas akhirnya mengalah dan kemudian melepaskan pelukannya.

"Aku sudah siapkan wine.. kita lihat dari balkon ya?"

"Kamu bisa kedinginan cuma pakai lingerie yg katamu lebih seksi itu"
Tampaknya Lucas sedikit bad mood setelah keinginannya tertunda.

"Awww.. jangan cemberut dong. Lihat aku coba Tuan Lucas yang paling tampan dan kuat di dunia ini"

Cup

"Nanti ya, sayang" Aku menciumnya sekilas.

Dia hanya bisa menghela napas.

Ctak.

Di balkon jadi hangat. Lucas menggunakan sihir penghangat agar kami tidak kedinginan.

Aku mengambil wine, menuangkan sedikit untukku dan Lucas

"Cheers!!"

Kami meminum wine sambil menunggu hujan meteor yang akan turun malam itu.
Setelah habis, Lucas menaruh gelas wine kami berdua dan memelukku dari belakang.

"Lucas, kamu yakin tidak akan menyesal menikah denganku?

"Bodoh. Aku sudah menikahimu, mau disesalkan juga tidak bisa"

Pria ini.... tangan naga hitamku langsung mencubit tangannya.

"Hahaha.. Imutnya" Lucas tertawa melihat reaksiku "Jangan bodoh Athanasia.. Aku mencintaimu, tidak mungkin aku menyesal menikah denganmu. Dari awal, kamu milikku, aku milikmu" Dia mencium puncak kepalaku.

"Lihat" Dia memegang jariku. Memutar cincin yang ada di jari manis kami berdua. "Kamu cinta abadiku. Walaupun ada berjuta juta Athanasia lain di dunia ini, aku cuma mau kamu."

"Lucas..."

"hmmm?"

Aku membalikan badanku. Mencubit pipinya.

"Kamu bukan Lucas. Siapa kamu?"

"Kaget ya aku bisa seromantis ini? Makin sayang?"

Ya Tuhan... aku bisa jantungan kalau dia seperti ini terus. Lucas masih memelukku erat.

"Istriku yang cantik.. biasakan diri denganku yang seperti ini. Aku hampir gila karena mencintaimu. Setiap hari pikiranku penuh denganmu."

Tatapan lembut itu. Senyum itu.

"Hentikan Lucas.. aku bisa mati lemas kalau kamu seperti itu terus"

Aku yakin aku sudah seperti kepiting rebus.

"Ini menyenangkan. Aku mulai ketagihan merayumu"

"Lucaaaaas"

"Hahaha.. coba lihat hujan meteornya sudah mulai" Dia membalikan badanku. Benar saja hujan meteornya sudah muncul.

"Waaah..." Mataku berbinar binar melihat pemandangan di langit malam itu.

Cup.

Lucas mencium leher belakangku.

"Lucas.. "

Aku melihat ke belakang karena geli. Lucas dengan cepat mencium bibirku. Dia tampaknya mulai tidak sabar. Ciumannya dalam. Aku mulai tidak bisa mengimbanginya dan terengah engah. Dia melepas ciumannya.

"Ayo kita mulai malam panjang kita"

_________






Eternal Life Season 1 (Who Made Me A Princess Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang