- Don't Touch Me -

4.3K 308 177
                                    

"Selamat Yang Mulia. Anda sudah memasuki minggu ke-empat." Nyonya Teresa, bidan Istana memberitahu aku dan Lucas dengan wajah berseri seri.

Lucas benar, aku hamil. Janin dalam kandungan ku pasti masih sangat kecil, aku bahkan belum merasakan mual.

"Apa Anda merasakan mual berlebihan, keram atau sakit kepala?"

"Tidak. Aku tidak merasa sakit sama sekali. Mual pun tidak."

"Tidak ada mual berarti tubuh Anda lebih kuat dari sebelumnya Yang Mulia. Tubuh Anda bisa beradaptasi dengan hormon kehamilan dengan lebih baik."

"Benarkah? Baguslah kalau begitu, saat hamil Atheia aku sampai lelah bolak balik kamar mandi karena terus menerus mual."

Aku menghela nafas lega mendengar kata kata Nyonya Teresa. Kupikir ada yang salah kalau aku tidak mual saat awal kehamilan.

"Lucy pasti sudah sangat bersemangat sekarang. Dia sudah lama ingin jadi kakak."
Lucas mengelus perutku lembut.

Aku memang tidak mual. Tapi belakangan aku merinding setiap kali Lucas menyentuhku. Apalagi jika dia menciumku seperti di lapangan siang tadi. Rasanya aneh.

"Err.. Lucas, bisakah kamu lepaskan tanganmu? perutku baik baik saja."

"Huh?" Lucas tampak kaget dengan permintaanku. "Ada apa denganmu sayang? Semalam juga aku tidak boleh memelukmu?"

"Hmm.. Aku juga tidak tau. Aku merasa tidak nyaman jika kamu menyentuhku."

Nyonya Teresa tampak tersenyum mendengar keluhanku. Ada yang salah kan benar?

"Nyonya Teresa?"

"Anda tidak perlu khawatir Yang Mulia. Itu pengaruh hormon. Banyak Ibu hamil yang merasakannya."

Ini gejala baru. Saat hamil Atheia aku malah senang jika Lucas menyentuhku, mual mual ku juga langsung berkurang setelah dia memelukku.
Aku melihat wajah Lucas yang sudah pucat pasi, dia pasti akan merasa sedih jika tidak bisa menyentuhku.

"Kalau begitu saya pamit dulu Yang Mulia. Saya akan menitipkan resep vitamin pada Nyonya Lilian."

"Terima kasih Nyonya Teresa." Aku tersenyum sambil berterima kasih pada wanita paruh baya yang sangat baik itu.

Tak lama Nyonya Teresa hilang di balik pintu yang tertutup.

"Lucas?"

Lucas masih terdiam. Apa dia sedang sangat shock sekarang? Aku menggerakkan tanganku di depan wajahnya. Bahaya jika jiwanya lepas dari badannya.

"Hei Lucas! Kamu baik baik saja? Sekarang kamu yang lebih kelihatan sakit dibanding aku yang sedang hamil."

"Hah? Apa yang tadi kamu katakan?"

Oh dia sudah sadar. Matanya terbelalak kaget setelah sadar aku sedang berbicara dengannya.

"Kamu baik baik saja? Apa kamu shock setelah aku bilang tidak nyaman disentuh olehmu?"

"Ah tidak.. Aku.. "

"Tidak perlu mengelak. Semuanya tertulis di wajahmu. Yah aku tidak heran, tanganmu yang nakal itu mana bisa tahan tidak menyentuhku."

Serigala hitamku ini tidak pernah tidak menyentuhku setiap kali kami bersama. Pasti ada saja yang dia sentuh. Nakal sekali.

"Benar aku tidak boleh menyentuhmu?" Dia sekarang terdengar seperti Atheia yang sedang merajuk.

"Kamu coba saja sentuh aku sekarang jika tidak percaya."

Lucas meraih pinggangku dan mendekatkan wajahnya ke wajahku. Uuuhhh.. Tangannya membuatku merinding tak karuan. Tak nyaman!

Eternal Life Season 1 (Who Made Me A Princess Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang