- The Future Queen's Aide -

3.8K 350 88
                                    

"Saya memberi salam kepada matahari Obelia. Semoga kemakmuran dan kejayaan Obelia selalu bersama Anda, Paduka."
Chloris memberi hormat pada Claude yang sudah duduk di meja kerjanya siang itu. Dia masih bekerja saat kami sedang liburan seperti sekarang.

Setelah membujuk Chloris berkali kali akhirnya aku bisa membawanya menghadap kepada Ayah.

"Kau lindungi putri kecil kami dan kami akan melindungimu dari kejaran orang orang itu.  Bagaimana? Aku rasa itu tawaran yang cukup bagus."

"Baiklah, saya akan melakukannya Yang Mulia. Ini bentuk balas budi saya pada kalian yang sudah menyelamatkan nyawaku."

"Ayah. Ini Chloris. Jika ayah lupa, dua hari yang lalu kita menyelamatkan dia yang terluka di jalan."
Aku memperkenalkan Chloris pada Claude.

Ayahku itu sering lupa wajah dan nama orang, terutama wanita. Dia hanya ingat pada Ibu, aku dan Atheia. Oh dan Lily. Semua harus berhubungan dengan keluarganya. Aku saja hampir dilupakan. Hiks.

"Oh.." Responnya singkat. Raut wajahnya tetap sama, selalu terlihat mengantuk.

"Jadi dia adalah orang yang aku rekomendasikan menjadi pengawal Atheia."

"Athanasia. Kamu sadar sedang membuat orang asing berada di sisi putrimu?"
Claude mengetukan jari telunjuknya di meja.

"Tentu aku sadar Ayah. Tapi aku percaya pada Chloris." Aku tersenyum ke arah Chloris yang masih menunduk dalam posisi siap ala prajurit di sebelahku.

"Saya akan setia menjaga Putri Atheia, Paduka."

Benar Chloris. Yakinkan Ayah.
Mataku sudah berbinar binar memohon pada Claude.

"Kau. Apa kau yang kemarin menembakan anak panah ke harimau itu?" Tiba tiba Claude bertanya dengan nada dingin.

Eh. Ada cerita seperti itu kemarin? Apa yang aku lewatkan tentang cerita harimau Athe?

"Atheia menangis karena kau menembak harimau temannya itu tepat di bagian vital." Claude menatap tajam ke arah Chloris.

Tatapannya cukup membuat Chloris segera jatuh berlutut meminta maaf.

"Maafkan saya Paduka. Saya tidak tau harimau itu teman Yang Mulia Putri Atheia. Saya hanya berpikir ingin segera menyelamatkannya sebelum terlambat."

Claude menarik nafas.
"Yah. Aku pun tak tau harimau itu temannya."

Maaf, putri kami memang sama sekali tidak bisa diprediksi. Aku sebagai Ibunya pun kadang tidak tau apa yang sedang dia pikirkan dan akan dia lakukan selanjutnya.

"Athanasia. Untuk sementara aku akan percaya pada pilihanmu. Tetapi jika sekali saja dia gagal melakukan tugasnya, aku akan segera mengusirnya."

Tampaknya kemampuan memanah Chloris dan tindakan sigapnya cukup membuat Ayah terkesan. Syukurlah. Aku akan sulit menemukan lagi seorang wanita yang seperti Chloris. Ayah dan Lucas tidak akan suka jika pengawal Atheia adalah seorang pria yang tidak mereka kenal, berbeda dengan Felix yang awalnya adalah pengawal Ayah. Selain itu di Obelia memang tidak ada wanita yang ingin menjadi ksatria.

Aku akan menganggap pertemuan kami sebagai takdir.

Aku dan Chloris meninggalkan ruangan Claude setelah dia bilang ingin tidur siang. Sekarang ayahku sudah tidak punya kesulitan tidur. Dia akan menimang Atheia jika dia tidak bisa tidur saat malam.

"Nona Chloris. Terima kasih sudah menerima tawaranku untuk jadi pengawal putriku."
Aku menutup pintu ruang kerja Ayah dan mengucapkan terima kasih pada Chloris.

Pekerjaan yang kutawarkan memang akan berbahaya, tapi aku yakin dia tidak akan gagal. Menjadi pelarian selama sepuluh tahun tentu bukan hal yang mudah, oleh karena itu aku percaya pada kemampuannya.

Eternal Life Season 1 (Who Made Me A Princess Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang