Rutininas pagiku sekarang cukup padat. Setelah selesai sarapan bersama Ayah, aku harus mengantar pergi Lucas yang akan bekerja ke Menara. Lalu setelah itu aku harus menyiapkan keperluan Atheia yang akan pergi ke Taman Kanak Kanak Akademi Kekaisaran.
"Nyam..nyamm..mwamwa lotinya kelas." (mama rotinya keras)
"Tentu saja! Kamu bangun sejam setelah kami selesai sarapan!"
Berbeda dengan keluarga kerajaan pada umumnya yang belajar bersama guru privat, aku memutuskan membiarkan Atheia belajar bersama anak anak seumurannya di sekolah. Aku merasa itu lebih baik daripada belajar sendiri di Istana.
"Atheia! Sampai kapan kamu mau mengunyah rotimu? Kita sudah terlambat!"
Aku memakaikan gaun bergambar kucing pada putriku yang masih mengunyah sarapan paginya. Dia terlambat bangun tadi pagi jadi tidak ikut sarapan bersama Claude
"Uuuh.. Athe malas ke cekolah."
Dia malah berbaring di karpet setelah kupakaikan gaun. Sudah dua bulan sejak dia masuk taman kanak kanak tapi tampaknya dia masih tidak suka bangun pagi untuk pergi kesana.
"Pelginya becok aja. Athe mau main cama Chuo. "
"Kamu pikir kamu masih di kelas playgroup?"
Atheia menunggingkan bokongnya dan menyeret tubuhnya seperti ulat yang merayap di karpet. Tingkah putriku kadang memang sangat unik.
"Haaah.. kamu tau Atheia, kalau kita terlambat nanti Miss Rebecca tidak akan memberimu snack."
"Bialin. Snack nya lasa cayul cemua."
Mulutnya sudah maju beberapa senti. Dia masih benci yang namanya sayur sayuran.
"Hmm.. coba mama lihat snack hari ini apa."
Aku melihat kertas jadwal makanan Àtheia di taman kanak kanak.
"Hari ini snacknya ada sorbet stroberi dan Puding Susu dengan lelehan coklat. Itu kesukaanmu bukan?"
Saat aku beralih menatapnya lagi, putriku itu sudah menggendong tas hiunya dan bersiap berlari ke Istana Garnet.
"Ayo mama kita pelgi! Ci Loki Jelek pasti akan mamam punya Athe kalo Athe gak macuk!"
Memang tidak ada yang bisa mengalahkan stroberi dan coklat jika urusannya membujuk Atheia.
Kucing kecil itu berlari cepat mendahului aku dan Chloris."Tuan Putri selalu terlihat bersemangat setiap hari."
Chloris tersenyum senang melihat sosok Atheia dari belakang."Bersemangat dan nakal. Dua kata itu terdengar beda tipis sekarang."
Aku tidak menyangka akan melahirkan anak seaktif Atheia. Papanya memang nakal tapi dia tidak sampai berlari lari sesukanya di Istana. Entah kelakuan Atheia turunan siapa.
"Kakek!"
Nah ini juga dari siapa. Membuka pintu ruang kerja Kaisar seenaknya tanpa mengetuk. Untung Sang Kaisar itu adalah kakeknya.
"Atheia. Kau bangun pagi sekali."
Pagi sekali?? Ini sudah hampir jam 9 pagi Ayah.
"Iya dwoong. Athe kan mau ke cekolah. Liat Kakek, tas Athe bagus kan! Papa membuatnya khusus untuk Athe!"
Atheia mengatakan hal yang bertolak belakang dengan perkataannya sesaat tadi.
Dasar! Dia pintar sekali mengambil hati kakeknya. Sekarang dia memamerkan tas hiu barunya pada Claude hingga pria dingin itu tersenyum."Atheia! Berhenti pamernya! Kita sudah sangat sangat terlambat. Ayah, kami pergi dulu."
Aku menarik tangan Atheia yang sibuk menggoyang goyangkan tasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Life Season 1 (Who Made Me A Princess Fanfiction)
FanfictionDi usiaku yang ke-26 akhirnya Claude mau melepaskanku menikah dengan pria yang kucintai. Hari hariku kini semakin berwarna dengan keluarga kecilku. Suami tampan yang senang menggodaku. Putri kecil yang sangat mirip dengan ayahnya. Ayah yang semaki...