(Warning! Author sedang liar saat menulis ini . Adik adik yang manis tolong di skip ya adegan di akhir 😎)
Sudah beberapa hari ini aku jadi sering tersenyum sendiri seperti orang gila. Semua karena perubahan hubunganku dengan Lucas. Kami sekarang resmi menjadi sepasang kekasih.
Jika ditanya sejak kapan aku menyukai Lucas, aku sendiri juga tidak tau. Tanpa kusadari aku terbiasa ada dia bersamaku. Tanpa kusadari aku merindukannya saat dia jauh dariku. Tanpa kusadari debaran jantungku jadi tidak normal saat bersamanya. Aku jadi ingin melihatnya setiap hari, bicara padanya tentang hari hariku, pergi bersamanya keluar istana, berdansa dengannya, menyentuh rambutnya, mendengar suaranya dan melihat mata ruby nya setiap malam. Walaupun kami seringkali beradu mulut, bersamanya tidak ada hari yang membosankan.
"Aku mencintaimu Athanasia"
Aku membenamkan wajahku di bantal. Pernyataan cinta Lucas terus berputar berkali kali di kepalaku. Aku tidak pernah berpikir dia akan menyatakan cinta terang terangan begitu. Wajahku merona mengingat wajah Lucas. Dia mencintaiku, pria itu mencintaiku.
"Aaaaaaaa!!!"
Aku yang tiba tiba berteriak mengagetkan Lily, Hannah dan Seth yang ternyata ada di dalam ruangan. Nox yang sedang tidur pun jadi terbangun. Karena tenggelam dalam pikiranku sendiri, aku tidak menyadari ada mereka di sekitarku.
"Ada apa Tuan Putri?" Lily segera bertanya, takut sesuatu yang buruk terjadi padaku.
"Ah maaf. Tiba tiba aku merasa frustasi dengan tugas yang diberikan oleh Ayah." Aku tidak berbohong. Tugas dari ayah juga membuatku pusing.
"Jangan berpikir terlalu keras Tuan Putri." Lily menasihati aku yang masih berlagak sakit kepala.
Lily, dia tidak banyak berkomentar melihat kamarku tiba tiba penuh dengan bunga mawar beberapa hari terakhir. Dia hanya menyuruh Hannah dan Seth menata rapih bunga bunga itu. Apa dia sudah tau siapa yang memberikannya padaku jadi tidak bertanya lagi? Dia bahkan menghalangi Felix yang tidak sengaja melihat ke dalam kamarku. Syukurlah Felix bukanlah orang yang melaporkan segala sesuatu kepada Ayah tanpa berpikir terlebih dahulu.
"Kami akan membawa sebagian bunganya untuk ditata di ruang depan Tuan Putri. Ini terlalu banyak jika disimpan di dalam kamar." Hannah dan Seth juga sudah disuruh diam oleh Lily.
Lucas, si gila itu membawakanku bunga mawar setiap pagi. Bukan hanya satu, bukan juga sebucket. Bunga bunga itu jatuh dari langit seperti air terjun. Dia baru puas setelah melihatku terkubur di antara bunga bunga yang dia berikan.
"Terima kasih. Maaf merepotkan kalian"
Aku harus membicarakannya dengan Lucas.
_________
Kelas mengenai sejarah aristokrasi ini membosankan.
"Hooaaamm...." Aku sudah menguap hampir 3 kali selama setengah jam Sir Leonard mengajar. Pria setengah baya itu terus mengulang hal yang sama berkali kali. Cara mengajarnya tidak cocok denganku.
Musim panas sudah tiba di Obelia. Sinar matahari serasa menyengat masuk ke dalam ruangan. Ah aku ingin pergi membeli es krim.
Kira kira apa yang sedang dilakukan Lucas saat ini?
"Tuan Putri. Mohon maaf, tiba tiba saya teringat ada janji dengan istri saya. Pelajaran hari ini akan saya lanjutkan lain kali."
Huh? Ini baru setengah jam.
Dia bergegas keluar dari ruanganku. Tidak biasanya dia seperti itu.
*Tak* *Tak*
Ada yang melempar kerikil ke jendela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Life Season 1 (Who Made Me A Princess Fanfiction)
Hayran KurguDi usiaku yang ke-26 akhirnya Claude mau melepaskanku menikah dengan pria yang kucintai. Hari hariku kini semakin berwarna dengan keluarga kecilku. Suami tampan yang senang menggodaku. Putri kecil yang sangat mirip dengan ayahnya. Ayah yang semaki...