- First Outing : Part 1 -

4.4K 345 104
                                    

Perjalanan tamasya pertama Atheia dimulai saat semua bunga matahari mengarahkan mahkota bunga mereka menuju sang cahaya. Burung kenari tampak sedang berkicauan di dahan pohon, seolah sedang membicarakan gadis kecil di dalam istana.

"Iuu catu.. Iuu dua.. Iuu tiga."

Kulihat Atheia sedang sibuk memasukan mainan miliknya ke dalam tas hiu yang akan digendongnya.

"Athe!! Jangan memasukan semua boneka hiumu ke dalam tas. Kemarikan tasmu, mama mau isi dengan botol susu dan cemilan." Mau tak mau aku mengomel melihat putri kecilku yang masih bersikeras membawa serta semua boneka hiunya.

"Buuuu.." Balita berumur dua tahun setengah itu memanyunkan mulutnya. Kesal karena tidak diperbolehkan membawa hiu nomor 1, 2 dan 3 miliknya.

"Kamu boleh bawa boneka hiumu. Tapi nanti  jangan meminta cemilan punya mama." Aku mulai memasukan cemilan dan botol susu formula milik Atheia. Hiu Atheia akan kalah dengan cemilan.

"Mama peyiiiit (pelit)" Balita itu melirik tajam ke arah mamanya ini. Raut wajahnya sekarang persis sekali dengan ayahnya. Ugh. Dia anakku juga tapi kenapa kadang rasanya dia hanya carbon copy dari Lucas.

"Kalian belum selesai berkemas? Sudah kubilang pakai sihir saja untuk semua keperluan Lucy." Nah ini cetakan asli dari balita di depanku. Lucas sudah bersender di pintu kamar Atheia, menunggu kami selesai berkemas.

"Tidak. Menggunakan sihir untuk semua hal tidak baik untuk pertumbuhan mental Atheia."

Anaknya harus mengerti tidak semua hal bisa beres sendiri dengan menjentikan jari.
Dan jika suatu saat sihirnya hilang bagaimana. Dia akan kerepotan.

"Papa... Luci boyeh bawa iuuu catu, dua dan tighaa?"

Gah. Sekarang dia ingin dapat dukungan papanya.
Kucing kecil itu sudah memeluk kaki Lucas dan menggesek gesekan kepalanya. Berharap jawaban papanya akan berbeda dariku.

Aku segera mengirim sinyal kepada Lucas melalui tatapan mataku. 'Bilang tidak boleh!!'
Orang yang aku kirimi sinyal malah tersenyum jahil. Dia berjongkok sejajar dengan Atheia dan mengatakan hal yang tidak masuk akal.
"Mama bilang tidak boleh bawa hiu satu dua dan tiga punya Lucy. Jadi nanti papa akan tangkapkan hiu besar untuk Lucy disana"

Aku lupa sudah menikahi pria gila.

"Yeaaaay!!!! Iuu becal!!" Atheia sudah berteriak gembira sambil mengangkat kedua tangannya. Dia lalu berlari menuju Istana Garnet, ingin menjemput kakeknya sambil membawa cerita soal papanya yang mau menangkap hiu besar untuknya. Meninggalkan kami berdua di kamarnya.

"Bisa bisanya kamu memberikan harapan palsu padanya. Mana ada hiu di danau itu." Aku memukul punggung Lucas yang masih berjongkok. Dia mencibir mendengar perkataanku. "Kalau tidak ada akan kubuat ada."

Baiklah, Tuan Penyihir Menara Hitam. Kegilaannya sungguh tidak ada batasnya.

Aku masih ingat apa yang kulihat hari itu saat kami pulang dari membeli es krim. Kolam besar membentang luas di depan Istana Emerald dengan mulut hiu yang siap menelan orang yang meluncur dari atas menara.

Aku segera menyuruh Lucas menghilangkan mainan baru Atheia itu dengan beberapa kali pukulan keras di punggungnya. Anakku dia masukan ke dalam mulut hiu. Dan katanya Atheia suka sekali dengan mainan itu. Haaah.. Aku tidak bisa membayangkan apa yang akan mereka lakukan berdua jika aku pergi lebih dari sehari.

"Jangan terlalu keras dengan Lucy. Dia bukan anak yang akan mendengar walaupun kita sudah bilang tidak berkali kali." Lucas sudah berdiri dan bersiap untuk keluar kamar.

"Iya aku tau. Tapi kan tetap dia harus tau mana yang salah dan yang.."

*Cup*

Lucas sudah meraih pinggangku dan mengecup bibirku sebelum aku selesai berbicara.

Eternal Life Season 1 (Who Made Me A Princess Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang