Seekor kupu kupu berwarna biru tampak hinggap di jari Chloris saat dia mulai bercerita, seolah sedang mengisap nektar manis dari putik bunga.
"Aku seorang ksatria wanita yang dianggap telah berkhianat pada Kerajaan Siprus. Sudah sepuluh tahun aku berkelana tanpa tujuan"
Athanasia sudah lama tidak mendengar nama kerajaan kecil di kepulauan selatan itu. Sepuluh tahun lalu Kerajaan Siprus hancur karena kalah dari pasukan dinasti Ching dari timur. Ayahnya hanya berkomentar singkat setelah mendengar kabar itu.
"Akhirnya mereka hancur."
Claude sudah menyangka kerajaan kecil itu tidak akan bisa bertahan lama melawan Dinasti Ching. Bisa apa mereka dengan pasukan militer yang kerjanya hanya mabuk mabukan.
Wajah Chloris tampak sendu mengingat kejadian 10 tahun lalu. Dia dijadikan kambing hitam oleh para prajurit pria hanya karena dia wanita. Mereka menyudutkan dirinya sebagai penyebab kekalahan Kerajaan Siprus.
"Kerajaan kami hancur karena kebodohan para pria itu! Aku berusaha menghentikan invasi Dinasti Ching tapi mereka malah menuduhku menggoda Jendral Fang."
Athanasia melihat wanita itu kini sudah mengepal tangannya. Kupu kupu di sekitarnya tampak bersinar dan berubah bentuk menjadi ujung anak panah.
Athanasia yang melihatnya menjadi takjub. Kupu kupu yang datang pada wanita ini ternyata bisa dia gunakan sebagai senjata.
'Sihir wanita ini cukup unik.'"Mereka kira wangi tubuhku yang manis adalah untuk menggoda pria. Padahal semua kupu kupu dan kunang kunang yang datang padaku adalah senjata."
Chloris melepas kepalan tangannya. Semua kupu kupu itu sekarang sudah kembali ke bentuk aslinya yang berwarna warni."Maaf Yang Mulia. Apa aku membuatmu takut?"
Athanasia masih fokus memperhatikan kupu kupu milik Chloris. Dia tertarik dengan sihir wanita itu. 'Ini lebih menarik dari yang kukira!'
"Oh tidak sama sekali. Aku hanya kagum dengan sihirmu ini. Apa sejak lahir kau bisa melakukannya?"
"Guruku yang mengajarkannya. Dia sadar wangi tubuhku sangat manis dan menarik banyak kupu kupu, jadi dia mengajariku untuk memanfaatkan mereka."
Chloris mengangkat tangannya perlahan. Gerakannya itu mengundang lebih banyak kupu kupu masuk ke dalam kamar melalui jendela.
"Mereka sudah seperti anak anakku."
Dia tersenyum melihat kupu kupu berbagai warna mengelilingi tangannya. Mereka seperti sedang membuat formasi untuk menari.Athanasia masih tidak bisa percaya wanita di hadapannya ini adalah seorang prajurit. Jari jarinya lentik, wajahnya juga jauh dari kata 'kekar'. Tapi dari matanya dia bisa melihat wanita itu mempunyai jiwa ksatria yang masih membara.
"Jadi yang menyerangmu itu orang orang Siprus?"
"Selama sepuluh tahun ini memang mereka yang mengejarku. Tapi mereka terlalu bodoh untuk menyerangku seperti kemarin. Ada orang lain yang mengincarku." Chloris menyentuh lukanya yang kini sudah hampir tidak berbekas.
"Terima kasih Yang Mulia, berkat Anda saya masih bisa melihat sinar matahari pagi ini."
"Suamiku yang melakukannya. Aku tidak melakukan apapun." Athanasia tersenyum mengingat Lucas yang dapat dengan mudah menyembuhkan Chloris. Pria itu bukan hanya bisa menghancurkan sebuah kontinen dengan sekali jentikan jari, dia juga bisa membuat keajaiban dengan sihirnya.
*Brak!!*
"Mama!!!"
Atheia tiba tiba masuk ke kamar tamu tanpa permisi. Dia berlari sambil menangis menuju mamanya yang masih mengobrol dengan Chloris.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Life Season 1 (Who Made Me A Princess Fanfiction)
FanfictionDi usiaku yang ke-26 akhirnya Claude mau melepaskanku menikah dengan pria yang kucintai. Hari hariku kini semakin berwarna dengan keluarga kecilku. Suami tampan yang senang menggodaku. Putri kecil yang sangat mirip dengan ayahnya. Ayah yang semaki...