Jari lentik milik penari Siodona itu mengelus lembut rambut Claude yang tertidur lelap di sampingnya. Wajah tampan pria itu terlihat sangat tenang. Tangannya masih melingkar di pinggang Diana, seolah menahan agar wanita itu tidak meninggalkannya.
"Terima kasih sudah mencintaiku."
Diana menelusuri setiap jengkal wajah Claude. Dia ingin mengingat setiap detail wajah pria itu. Pria dingin yang jarang mengekspresikan perasaannya.
Aku mencintaimu Diana
Dia sama sekali tidak menyangka pria di hadapannya ini bisa mengaku cinta padanya semalam
'Apa yang sudah kuperbuat sampai pria hebat seperti Kaisar Claude mengaku cinta padaku?'
Saat jari lentiknya mencapai dahi Claude, pria itu sedikit mengernyit. Diana mengelus lembut dahi yang mengernyit itu, membuatnya kembali tenang.
"Tidurlah lagi Paduka."
Claude belum pernah merasakan ketenangan seperti yang dirasakannya sekarang. Dia bisa tidur tanpa dikejar mimpi buruk. Yang dia rasakan hanyalah kehangatan tangan Diana, wanita yang dicintainya.
Diana meraih kepala Claude dan membawanya ke dalam pelukannya. Berharap pria itu bisa tidur lebih lama untuk mengisi energinya yang hilang.
"Diana.."
Suara Claude mengangetkan wanita itu. Pria itu bangun dalam pelukannya.
"Aku tidak bisa bernafas."
Diana yang tersadar telah membuat seorang Kaisar tidak bisa bernafas segera melepaskan pelukannya. 'Apa sekarang aku akan masuk penjara karena percobaan pembunuhan kepada Kaisar?'
"Sa..saya minta maaf Paduka. Saya tidak bermaksud membuat Anda tidak bisa bernafas."
Claude yang melihat kepanikan Diana mulai tertawa pelan.
"Aku hanya bercanda." Wajah Claude yang tertawa tampak menyilaukan seperti sinar matahari yang masuk ke dalam kamar pagi itu.
'Itu tidak lucu, Paduka'
"Pelukanmu tidak akan membuatku tertidur. Itu akan membangunkan bagian dari diriku yang lain dan aku jamin kita akan berada di kamar ini sampai besok pagi lagi.'
Diana segera mencoba memundurkan tubuhnya menjauh dari Claude. Pria ini tidak pernah main main dengan ucapannya.
'Sebaiknya aku menjauh sedikit.'
Sebelum bisa menjauh, Claude sudah meraih pinggangnya. Dia tidak suka melihat Diana yang menjauh darinya.
"Mau kemana?"
Claude meraih jari jari Diana dan menciuminya satu persatu. Diana bisa merasakan bibir pria itu di setiap ujung jarinya. Membuat wanita itu tersipu.
"Apa aku menyakitimu? Apa aku terlalu kasar semalam?"
Diana tak percaya pria di hadapannya adalah pria yang sama dengan pria yang sudah menciumnya kasar waktu itu. Setiap sentuhannya semalam sangat lembut. Dia memperlakukan Diana dengan sangat hati hati seolah wanita itu adalah barang pecah belah.
"Tidak Paduka. Anda lembut sekali semalam." Diana tersenyum melihat wajah khawatir Claude.
"Panggil aku seperti kamu memanggilku semalam. Aku ingin mendengarnya lagi."
Claude mendekatkan wajahnya ke wajah Diana. Membuat Diana bisa merasakan nafas pria itu."Claude.." Diana menangkup wajah Claude dengan kedua tangannya dan memanggil nama pria itu.
"Sekali lagi.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Life Season 1 (Who Made Me A Princess Fanfiction)
FanfictionDi usiaku yang ke-26 akhirnya Claude mau melepaskanku menikah dengan pria yang kucintai. Hari hariku kini semakin berwarna dengan keluarga kecilku. Suami tampan yang senang menggodaku. Putri kecil yang sangat mirip dengan ayahnya. Ayah yang semaki...