Suara sipir penjara itu memekakkan telingaku. Dia terus menerus berteriak memberitahuku agar jangan sampai tertidur lagi. Aku menutup telinga erat erat. Kenapa aku bisa ada disini? Ini mimpi buruk yang sudah lama tidak pernah kulihat lagi.
Mimpi buruk yang harusnya sudah kukubur dalam dalam.Sihirku juga tampaknya tidak bekerja disini. Aku bahkan tidak bisa lagi merasakan aliran mana. Rasanya ini bukan tubuhku sendiri.
"Ack!!"
Aku merasakan rasa perih yang menusuk di sekujur tubuhku. Kulihat tanganku sudah penuh luka cambukan. Bukan hanya di tangan, di kaki, leher bahkan di punggungku. Seluruh tubuhku rasanya sudah hampir mati rasa. Darah segar mengucur dari kakiku yang tidak beralaskan apapun.
Seberapa besar dosaku hingga harus disiksa seperti ini.
Aku meringkuk di pojokan sel, tidak ingin melihat ataupun mendengar sipir gila itu."Berterima kasihlah pada ayahmu, kau tidak perlu lama lama disiksa. Hari ini penderitaanmu akan berakhir!"
Ayah? Hah! Dia bukan ayahku! Dia Iblis yang menyerupai ayahku. Ayahku tidak mungkin membiarkan kalian menyentuhku seujung rambut pun. Ayahku kaisar yang bijaksana, dia tidak mungkin memasukan seseorang ke dalam sel tanpa bukti yang jelas.
"Ayah...."
Mataku mulai terasa panas mengingat kehangatan tangan Ayah di pundakku sesaat yang lalu.
Air mata mulai mengalir deras membasahi lenganku.
Ini pasti mimpi. Aku tidak mungkin berada disini. Tadi aku masih bisa melihat Ayah dan.. Lucas.
Lucas.. Aku harus memanggil Lucas. Dia pasti tau aku ada disini. Dia pasti bisa menolongku."Lucas! Lucas! Lucas!!!"
Aku merangkak dan berteriak histeris di depan pintu sel sambil memanggil Lucas. Sipir penjara yang kaget mendengarku berteriak langsung berdiri dari tempat duduknya. Di tangannya sudah ada cambuk panjang yang siap dia cambukan lagi.
"Diam wanita jalang! Tidak ada yang bisa menolongmu! Kau tidak punya siapa siapa lagi!"
Aku beringsut mundur melihat sipir yang akan membuka pintu sel. Dia mendekatiku dengan cambuk panjangnya. Wajahnya yang mengerikan langsung membuatku takut.
"Apa kau ingin merasakan lagi cambukan yang kuberikan semalam??"
Aku hanya bisa melindungi wajahku dengan kedua lengan saat dia melontarkan cambukan.
Jika ini mimpi kenapa rasanya sakit sekali?
Setiap cambukan terasa nyata. Kulitku ikut tercabik cabik bersama setiap cambukan yang dia berikan dan membuatku menjerit keras."Hentikan! Apa yang kau lakukan!"
Seorang sipir lainnya akhirnya menghentikan sipir jahat yang masih mencambukku.
"Dia akan segera mati. Untuk apa kau menghabiskan tenaga mencambuknya?"
Mereka akhirnya keluar dari sel dan meninggalkanku sendiri dalam kesakitan luar biasa. Pandanganku perlahan mulai kabur tapi samar samar aku masih bisa mendengar suara yang familiar.
"Apa yang kalian lakukan pada Tuan Putri!!! Kalian pikir bisa seenaknya karena dia sudah menjadi tahanan??"
Itu suara Felix. Apa dia datang untuk mengeluarkanku dari sini atas perintah Ayah?
Dengan sisa kekuatanku aku merangkak menuju pintu."Felix..Felix.. Tolong aku.." Aku harap dia bisa mendengar suaraku yang sudah hampir habis.
"Tuan Putri!! Hari ini juga kalian pasti akan mati di tanganku!!"
"Felix.. Keluarkan aku dari sini."
Felix hanya melihatku dengan tatapan iba. Dia menggigit bibirnya melihatku yang merangkak ingin meraih jubahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Life Season 1 (Who Made Me A Princess Fanfiction)
FanficDi usiaku yang ke-26 akhirnya Claude mau melepaskanku menikah dengan pria yang kucintai. Hari hariku kini semakin berwarna dengan keluarga kecilku. Suami tampan yang senang menggodaku. Putri kecil yang sangat mirip dengan ayahnya. Ayah yang semaki...