Side Story 7 : How The Mighty Fall - Part 1

4.3K 275 116
                                    

"Kalian berdua temui aku besok pagi"

Aku melonjak senang mendengar Claude yang ingin bertemu dengan aku dan Lucas besok pagi. Ini pertama kalinya dia memanggil kami berdua untuk datang bersama sama menemuinya. Biasanya dia hanya memanggil kami secara terpisah atau Lucas yang memaksa untuk bertemu dengannya.

"Terima kasih Ayah! Aku sayang sekali pada Ayah!"
Tanganku sudah melebar akan memeluk tapi Claude segera menghentikanku.

"Jangan terlalu senang Athanasia."

Setelah bangun tidur Ayah memang terlihat jauh lebih segar. Mungkin dia bertemu dengan Ibu dalam mimpinya dan Ibu membantu kami membujuknya.
Tidak ada yang bisa diandalkan selain Diana jika urusannya membujuk pria dingin bernama Claude.

"Aku belum bilang setuju"

"Ayah akan bilang setuju besok. Jadi sama saja hehe."

Benar kan? Dia hanya tidak mau mengatakannya langsung. Ah Ayahku memang selalu berbelit belit dengan perasaannya.

"Aku belum bilang dimana tempat kita bertemu besok. Temui aku di Lapangan tempat latihan."

"Eh kenapa disana?"

"Jangan banyak bertanya."

"..... Ayah tidak berencana mengajaknya berduel di hadapanku kan?"

"......."

Selama ini aku tidak pernah bisa menonton jika Lucas mengajaknya berduel. Mereka selalu melakukannya tanpa sepengetahuanku. Bahkan aku tidak tau bagaimana cara mereka berduel. Dengan sihir? Dengan pedang? Lalu bagaimana dengan skor kalian sekarang? Apa kalian seimbang atau berat sebelah?
Uh. Aku penasaran.

"Jam 6 pagi. Beritahu tunangan brengsekmu itu, setiap satu menit berhargaku hilang artinya satu tahun penundaan pernikahan."

"6 pagi?? Lucas biasa bangun jam 8! Eh?! "

"Bagaimana kamu tau dia biasa bangun jam berapa?"

Mulutku. Salahkan mulutku yang sulit dikekang ini.

"Oh itu. Eh itu bagaimana ya aku tau. hahaha. Yah pokoknya aku tau Ayah."
Aku tertawa canggung menjawab pertanyaan Claude.

Tatapan tajamnya kini sudah seperti menusuk ke dalam tulang.

"Awas jika kalian berani tidur bersama sebelum kalian menikah!"

Hm. Kurasa aku lahir sebelum Ayah Ibuku menikah. Jika aku tidak salah Ibuku hamil beberapa bulan setelah dia sampai di Obelia. Ayahku sungguh tidak sabaran.

"Aku berbeda dari kalian!"

Claude sepertinya bisa membaca pikiranku seperti Lucas.

"Aku tau. Lucas juga tau batasan sampai mana dia bisa menyentuhku tanpa Ayah ketahui."

"Athanasia!"

Jika ditanya apakah aku beruntung sekarang memiliki Ayah yang sangat protektif, aku tidak bisa menjawabnya. Dia sayang padaku itu pasti tapi hei aku juga wanita yang ingin kebebasan. Umurku bukan tujuh tahun, empat belas tahun ataupun delapan belas tahun lagi. Bukan gadis kecil yang puas dengan hanya bergandengan tangan atau ciuman di pipi.
Aku sudah melewati masa masa kepolosanku.

"Sampai jumpa besok pagi Ayah!"

"Bagaimana dengan makan malam? Jangan katakan kamu akan makan malam dengan pria brengsek itu?"

"Pria brengsek itu namanya Lucas. Kuharap Ayah berhenti menyebut tunanganku dengan kasar. Aku sudah terlanjur janji untuk menemaninya makan malam, maafkan aku Ayah."

Eternal Life Season 1 (Who Made Me A Princess Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang