"Apa Anda yakin ingin menyerang Obelia Paduka?" Seorang prajurit Hughale bertanya pada Jendral pasukan mereka, Raja Abigor. Pria tampan itu sudah berbaju zirah dengan pedang panjang terlampir di pinggangnya.
"Kekaisaran Obelia sudah terlalu lama menguasai kontinen. Mereka menguasai seluruh jalur perdagangan. Mengambil satu wilayah mereka tidak akan jadi masalah untuk Kaisar 'Pincang' Claude." Pria itu menyeringai sambil memegang peta di tangannya. Dia melingkari wilayah Thiva yang berada di perbatasan Obelia dengan Hughale.
Pedesaan Thiva sudah lama menjadi incaran Hughale. Desa tersebut terkenal akan hasil bumi nya yang melimpah, terlebih mereka juga memiliki perternakan ulat sutra terbesar di kontinen. Keadaan itu berbanding terbalik dengan desa desa di Hughale. Karena ketamakan Abigor yang banyak menghabiskan uang untuk kepuasannya pribadi, banyak desa di Hughale mengalami kekeringan berkepanjangan. Rakyat menderita haus dan lapar karena Raja mereka tidak mau mengurusi keadaan tanah mereka.
Kini Raja tamak itu ingin menguasai wilayah tetangga, haus akan harta berharga yang dihasilkan oleh Desa Thiva.
"Berith, apa kau sudah selesai melakukannya?"
Berith, orang orang di Hughale memanggilnya 'Dukun Sakti'. Rambut merahnya sudah jadi ikal tidak terawat. Jubah panjangnya hampir menyentuh tanah karena postur tubuh pria tua itu yang sudah bungkuk. Komite Pengawas Sihir menyebut pria tua itu sudah tidak waras karena mempraktikan ilmu voodoo kuno. Ilmu yang memperdaya orang agar jadi seperti mayat hidup.
"Aku sudah melakukan yang Anda perintahkan Paduka. Mereka semua sudah jatuh ke dalam jurang."
"HAHAHAHA" Abigor tertawa mendengar berita para prajurit Obelia yang menjaga perbatasan sudah tewas karena terperdaya ilmu hitam Berith. "Kalau begitu lakukan juga pada mereka." Dia menunjuk prajuritnya sendiri.
Raja itu sudah gila.
Ratusan prajurit Hughale kini bukan manusia normal lagi. Mereka dirasuki roh jahat yang dipanggil oleh Berith dengan sihir hitamnya. Kekuatan mereka jadi 10x lipat dari manusia biasa. Mereka siap menginvasi Desa Thiva.
Tempat mereka berkemah kini dipenuhi sihir hitam milik Berith. Tanaman di sekitarnya mati dan binatang binatang berlarian.
______
"Wah aku sudah bisa mencium sihir hitam pria tua itu dari sini. Baunya seperti bau bangkai. Persis seperti dirinya." Lucas sudah berdiri di atas pohon tak jauh dari Desa Thiva. Mengawasi keadaan disana dari ketinggian.
Lucas tau ada pria bernama Berith yang masuk dalam daftar hitam Komisi Pengawas Sihir. Tapi baru kali ini dia melihat Berith secara langsung. Semakin banyak orang aneh setelah dia tertidur lama.
"Aaaaarrgg..." "Aaarrghh.."
"Ugh. Mereka persis seperti mayat hidup."
Dia melihat ratusan 'prajurit mayat hidup' mengelilingi desa itu. Mengawasi setiap rumah. Mereka tidak membiarkan satu orang pun keluar dari rumah. Para prajurit lainnya terlihat sedang mengangkut hasil panen para penduduk desa.
Dari tangannya Lucas mengeluarkan burung elang besar berwarna emas. "Bawa ini ke Kaisar." Dia mengirim batu rekaman untuk Claude.
Burung elang itu mengepakan sayapnya, terbang menjauhi pemiliknya. Dia perlu mengirim kabar untuk Kaisar Obelia.
"Hmm.. haruskah aku mencoba satu dulu?"
Lucas melihat satu persatu prajurit mayat hidup itu.
Dia mengeluarkan cambuk panjang berwarna hitam dari tangannya lalu melompat dari satu dahan ke dahan yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Life Season 1 (Who Made Me A Princess Fanfiction)
FanfictionDi usiaku yang ke-26 akhirnya Claude mau melepaskanku menikah dengan pria yang kucintai. Hari hariku kini semakin berwarna dengan keluarga kecilku. Suami tampan yang senang menggodaku. Putri kecil yang sangat mirip dengan ayahnya. Ayah yang semaki...