Side Story 4 : Absolute Victory - Part 3

3.9K 344 92
                                    

Perkemahan pasukan Hughale sudah menjadi sepi saat dini hari.

"Sial. Kemana semua prajuritku? Berith!! Berith!!!"

Abigor yang baru keluar dari tenda para selir tidak bisa menemukan prajurit yang berjaga jaga di depan tendanya.
Dia membuka satu persatu tenda yang ada. Semuanya kosong. Tidak ada tanda tanda kehidupan.

"Kemana mereka semua??" Dia mengacak rambutnya kesal. Bajunya acak acakan. Tidak lagi menggunakan baju zirah. Raja muda itu hanya tau bersenang senang. Dari tubuhnya tercium bau alkohol.

*Sriiiiiing*

"Apa yang kau cari?"

Abigor mendengar suara dingin seorang pria dari belakang telinganya. Di depan matanya sudah ada pedang besar yang siap menyayat lehernya.

"Tak kusangka kau selemah ini. Aku pikir kau akan terus berjaga jaga. Ternyata kau benar benar menganggap remeh Aku."

Suara Claude semakin menunjukan amarahnya. Si bedebah itu malah bermain main selama para prajuritnya kesulitan. Raja tidak berguna! Entah mengapa Claude merasa ada kemiripan Abigor dengan kakaknya. Kaisar Anastacius.

"Ka..kau kesini sendiri?" Abigor kaget mendengar suara Claude. Dia tak mengira Kaisar Obelia langsung yang akan datang ke tempatnya.

"Kau membunuh prajurit prajuritku, tentu aku harus membalaskan dendam mereka. Beraninya kau di wilayahku!" Claude mencekik Abigor dengan lengannya. Membuat Abigor tidak bisa bernafas dan meronta ronta.

"Be..Ber..Berith." Dia memanggil dukun gila itu. Sayangnya dukun gila itu juga sedang sibuk.

"Kita selesaikan berdua saja. Jangan seperti anak kecil yang mencari ibunya." Claude melepaskan cekikannya.

*Trang*

Claude melempar pedang Abigor.

"Jika kau mau menantangku, gunakan ini. Jangan gunakan orang lain."

Abigor sudah yakin dia tidak akan bisa menang melawan Claude. Dia takut jika harus berhadapan langsung dengan Kaisar Obelia itu.

"Ayo cepat ambil!" Claude mengarahkan pedangnya ke dagu Abigor. Memaksa Abigor mengambil pedangnya.

Tangan Abigor bergetar. Dia berjongkok pelan dan mengambil pedangnya. Dia melihat ke kanan dan ke kiri. Berharap ada prajurit yang bisa membantunya.

"Haaah... Prajurit prajurit malangmu sudah aku bereskan. Berhenti mencari mereka." Claude menghela nafas melihat tikus kecil di hadapannya. Malang sekali para prajurit itu, Jendral mereka lemah dan hanya bisa memanfaatkan mereka menggunakan sihir hitam.

"Aku akan mengambil wilayah Kerajaanmu."

Claude saat itu juga mendeklarasikan keinginannya untuk merebut Kerajaan Hughale.

"Brengsek!!! Jangan harap kau bisa mengambil milikku!"

Abigor yang mendengarnya langsung murka. Dia berdiri dan mengayunkan pedangnya ke arah Claude yang sudah bersiap menerima perlawanan dari raja mabuk itu.

"Woaaah.. acak sekali gerakan pedangmu. Putriku yang baru belajar mengayun pedang saja jauh lebih baik dari ini."  Claude dengan mudah menghindari pedang Abigor. Dia melesat bagai angin di antara ayunan acak Abigor.

*Duaaak*

Claude memukulkan sisi pedang yang tumpul ke perut Abigor. Membuat pria itu terpental dan tersungkur di tanah.

"Kau bukanlah seorang raja. Rakyatmu menderita karenamu. Aku sudah muak mendengar laporan bahwa para penduduk desa Hughale rela mati menyebrang wilayah perbatasan untuk bisa pindah ke Thiva."

Eternal Life Season 1 (Who Made Me A Princess Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang