- Our Love Like This -

7.2K 480 61
                                    

Besok akan datang pagi lebih bersinar

Suara nyanyian merdu Ibu masih terngiang di telingaku. Rasanya tenang berada di pelukan ibu semalam. Semua kekhawatiranku hilang, terganti dengan perasaan damai dan bahagia. Mungkin ibuku benar benar seorang peri.

'Dan ini satu lagi penyihir kesayanganku.'

Aku melirik ke arah Lucas yang masih tertidur pulas di sebelahku.
Saat dini hari aku baru merasakan pelukannya. Aku jadi merasa bersalah, entah sudah berapa malam dia kurang tidur karena harus berkeliling dimensi demi memenuhi keinginanku.

"Maaf aku merepotkanmu terus. Terima kasih." Tanganku menelusuri rambut hitamnya yang halus.

Lucas sungguh memberikan segalanya untukku. Bahkan saat aku tidak berkata apapun. Apa aku boleh terus begini padamu? Bersandar dan mengandalkanmu.. Aku takut menjadi serakah karena kamu yang seperti ini.

Aku mencium lembut bibirnya.

"Punyaku.. hehe" Rutinitas pagiku sekarang adalah mencium Lucas sebelum dia bangun.

Aku kembali mendekatkan bibirku ke bibirnya. Namun saat bibir kami bertemu aku merasakan bibir Lucas menyerangku lebih dahulu.

'Oops dia bangun'.

Dia melumat bibirku perlahan. Lengannya menahan tubuhku agar tidak menjauh darinya. Namun dia tetap menjaga jarak agar perutku tidak tertekan di antara kami.

"mmmphh.." Aku gelagapan diserang seperti ini tiba tiba. Yah bukannya aku tidak menikmati... tapi sekarang bukan waktunya untuk begini.

Athanasia, hentikan dia... hentikan..

Namun sepertinya tekad ku tidak kuat untuk menghentikan ini. Coba sebentar lagi mungkin tidak apa apa.
Sebelum hamil aku tidak begini, mungkin anakku yang ingin selalu dekat dengan ayahnya.
Bibir Lucas kini turun ke leherku. 'Oh.. Ini sudah gawat' Aku bisa merasakan hembusan nafasnya yang berat di leherku.

"Lu..Lucas" Aku sedikit mendorongnya. Kuharap dia masih sadar. "Jangan begini.."

"Athanasia. Kamu yang memulai duluan" Fiuh..Akhirnya dia berhenti.

Dia membenamkan wajahnya di lekukan leherku. "Kamu tahu kan.. Pria itu berbahaya juga saat pagi." Suara Lucas terdengar lebih seksi dari biasanya.
Selama ini aku selalu penasaran. Apa dia benar menaruh madu di dalam mulutnya, ciumannya manis dan suaranya...

"Wajahmu seperti tomat Athanasia."

Ternyata dia sudah menjauh dari leherku dan menatap jahil seperti biasa.  Gah..  Aku kalah lagi hari ini.

"Siapa yang membuatku sampai begini hah?" Menyebalkan.

"Hahaha.. makanya jangan menggodaku begitu. Aku takut suatu saat aku tidak bisa tahan jika kamu begitu terus setiap pagi."

Ah jadi dia tahu rutinitas pagiku..

"Selamat pagi cintaku." Dia membenamkan bibirnya di jari jari tanganku. 

Oh haruskah aku senam jantung setiap hari? Wajahku pasti sudah lebih merah dari tomat Helena.

"Athanasia... "

"Hmm?"

"Jangan menangis sendiri lagi.." Tatapan lembutnya langsung menusuk ke hatiku.

"Apapun yang terjadi padamu, apapun yang kamu khawatirkan, ceritakan semuanya padaku.. Bukankah kita sudah berjanji untuk selalu bersama dalam suka dan duka?" Lucas mengangkat tanganku dan menunjukan cincin kami berdua.

"Aku tidak bisa menjanjikan hidup kita akan selalu baik baik saja. Akan ada saatnya kita mengalami susah dan duka. Saat itu tiba ingatlah selalu janji kita berdua. Sampai kita menghembuskan nafas terakhir, kita harus selalu bersandar pada satu sama lain. Selalu bersama seperti ini. Sedihmu, lukamu.. berikan juga semua padaku." Lucas mencium sudut mataku yang mulai berlinang air mata.

Eternal Life Season 1 (Who Made Me A Princess Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang