Side Story 7 : How The Mighty Fall - Part 4

2.5K 266 33
                                    

"Di dalam perjalanan hidupmu, kau akan melihat kematian yang tidak terhitung lagi banyaknya. Tidak peduli apakah kau mau atau tidak, kau harus perlahan terbiasa dengannya.."

Pria berambut putih seputih salju duduk di ambang jendela. Tatapan mata hitam pekat miliknya kosong. Dia sudah tidak punya gairah hidup lagi.

"Kau! Apa yang sedang kau lakukan?! Jangan lakukan itu. Jangan lakukan apapun yang kau ingini sekarang."

Cahaya putih terpancar dari tubuh pria berambut putih itu.

"Lucas...Suatu hari, aku yakin kau akan mengerti perasaan ini. Tapi.. Aku pikir lebih baik jika kau tidak pernah tau."
Suaranya yang datar dan tenang masuk ke dalam telinga Lucas seiring dengan pusaran sihir yang meremas tubuh pria di hadapannya.

Tak lama tubuh pria itu mulai tersebar menjadi abu putih yang terbang ke luar menara terbawa angin malam.

"Jangan melihatku seperti itu. Bukankah wajar jika orang tua mati lebih dahulu dari anaknya?"

Pria itu hilang tidak berbekas setelah menyampaikan kata kata terakhirnya.
Meninggalkan Lucas seorang diri dalam keheningan malam.

"Orang tua? Siapa yang menjadi orang tuaku? Bunuh diri di depan anakmu sendiri. Orang tua macam apa dirimu?"

Cairan hangat jatuh di tangannya. Perasaan sedih yang coba dia tahan tidak terbendung lagi. Lucas menangis untuk waktu yang lama di depan sisa sisa 'ayahnya' yang pergi meninggalkannya sendiri.

"Aku sungguh tidak mengerti. Dan aku tidak ingin mengerti."

Dalam hatinya dia sudah mengerti dan dia tidak menyukai perasaan hancur yang dia rasakan. Lucas menggunakan sihir terlarang untuk menghilangkan rasa sedihnya. Dia pergi dari menara untuk sementara waktu karena kenangan pahit yang ditinggalkan guru yang sudah dianggap ayah olehnya.

________

"Ayah..Ayah dimana?"

Aku meraba raba lantai di sekitarku. Disini gelap sekali. Aku takut. Tidak ada suara Claude yang terakhir kali menyentuh dahiku.
Dimana ini??

Cahaya rembulan tiba tiba mulai menerangi pandangan mataku.
Seorang pria berambut hitam yang sangat kukenal terlihat berdiri di luar sebuah pintu yang terbuka.

"Lucas? Lucas! Aku disini! Aku takut!"

Aku memanggilnya dengan suara keras dan mencoba merangkak untuk meraih jubahnya.
Tapi tanganku seolah tembus pandang. Dia tidak mendengar panggilanku dan aku tidak bisa menyentuhnya. Apa aku sudah jadi roh? Apa aku mati? Ayah membunuhku??

"Athanasia. Dia tidak bisa melihatmu. Ingat, kita disini hanya untuk melihat."

Suara Claude akhirnya terdengar dari belakang. Aku bisa nerasakan tangan hangatnya di bahuku. Ayahku disini. Perasaan lega langsung membuatku tenang.

"Ayah. Dimana ini? Kenapa Lucas terpaku disana?"

Ayahku sungguh membuat permainan gila yang membuatku terus menerus khawatir dengan Lucas.

"Hmm. Mungkin di menara hitam miliknya? Sudah kubilang kita akan masuk ke mimpi terburuknya. Aku sudah mengeceknya, ini mimpi terburuk selama hidupnya."

"Mimpi terburuknya?"

Aku segera bangkit dan melihat apa yang sedang Lucas lihat di dalam ruangan.

"Siapa dia?"

Seorang pria berambut putih yang menggunakan jubah seputih rambutnya duduk di ambang jendela. Aku melihat wajah Lucas yang tidak menunjukan ekspresi. Dia hanya terpaku diam. Aku ingin menggoncangkan tubuhnya tapi tidak bisa. Ini menyebalkan.

Eternal Life Season 1 (Who Made Me A Princess Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang