#29.

1.7K 126 0
                                    

-29-

****Amora callista ifrya****




Pagi sudah menjelang Amora bangun dari mimpi nya.

"Selamat pagi nona" sapa seorang wanita berusia sekitar 30 tahunan yang melintas di depan tenda Amora.

Amora tersenyum manis sebagai jawaban "selamat pagi" Amora berjalan menuju ke arah tanah lapang yang menjadi tempat latihan mereka.

"Selamat pagi nona" sapa suara hangat dari arah samping Amora.

Amora lagi-lagi tersenyum saat mendapati dua orang yang tadi malam ia cari. "Juan, Gejal bagaimana kabar kalian" tanya Amora antusias.

"Kami baik nona, dan semua berjalan sesuai yang anda inginkan, dan mereka sudah berlatih keras beberapa hari ini nona" jelas Juan dengan senyum manisnya membalas senyuman Amora.

"Baiklah, nanti sore tolong kumpulkan semua orang-orang ke sini kita akan mulai penerobosan malam ini" pinta Amora serius.

"Baik nona sesuai permintaan anda"

"Nona" panggil Rayle.

Suara itu membuat ketiga orang yang tengah berbincang memandang ke arah sang pemilik suara.

"Ka...kalian apa yang kalian lakukan di sini, nona sebaiknya anda pergi mereka adalah pembunuh bayaran" ujar Rayle cepat lantas menodong pedang ke arah gejal dan Juan. Saat Rayle menyadari jika kedua orang di depan Nonanya adalah orang berbahaya.

Sontak saja Juan yang melihat pedang tepat di depan mukanya malah menggerjap kan mata berkali-kali, mungkin bingung atau terlalu bodoh untuk menilai suasana. Ekspresi Juan benar-benar membuat Amora terkekeh, di tambah lagi raut wajah tegang Rayle serta Riku.

"Turunkan senjata mu Rayle" pinta Amora lembut lantas memegang tangan rayle yang sedang menodong kan senjata ke arah Juan.

"Tapi no-"

"Turunkan Rayle akan ku jelaskan nanti" potong Amora cepat.

Mendengus kasar pria itu menurunkan senjatanya tapi tak mengurangi rasa waspada nya.

"Ck kalian ini mari sini" kata Amora lantas menarik tangan Rayle serta Juan ke batang kayu yang di susun seperti kursi.

"Rayle tenangkan dirimu, mereka memang pembunuh bayaran tapi dulu, dan sekarang mereka adalah orang-orang ku" jelas Amora berusaha meyakinkan Rayle serta Riku yang menatap waspada ke arah kedua pria yang hanya diam sedari tadi.

Bahkan Juan juga Gejal terlihat seperti orang kebingungan, benar-benar jauh dari status mereka yang katanya sebagai pembunuh bayaran. Yah keduanya memang pembunuh bayaran baru, tapi reputasi mereka cukup baik.

Keduanya tidak pernah gagal dalam misi, hanya Amora lah yang lolos. Menghabisi Amora adalah misi terakhir dan misi pertama keduanya gagal.

Melihat tak ada respon baik Amora mendesah kesal lantas menghentakkan kakinya sekali ke tanah, melipat kedua tangannya di depan dada.

"Owh ayolah berhenti bersikap kekanak-kanakan seperti ini, mereka memang pembunuh bayaran dulu, tapi dari mana kalian mengetahui identitas mereka berdua, dan bagaimana bisa kalian tiba-tiba ingin menjadi orang ku" tanya Amora menyelidik.

Mendengar pertanyaan itu Rayle mengangkat wajahnya memandang ke arah Amora.

"Sebenarnya aku dan Riku adalah anak dari orang-orang mendiang ibumu" jawab Rayle pelan terkesan sendu juga, hal itu membuat kening Amora mengerut.

"Apa maksudmu" tanya Amora semakin penasaran.

"Seperti ini aku adalah Rayle Hwyen anak dari jendral Han Hwyen, sedangkan dia adalah Riku sio anak dari jendral Ivan sio" kata rayle menjelaskan "nona pasti belum pernah mendengar nama-nama itu?" Tebak Rayle saat melihat Amora masih bingung.

AMORA CALLISTA IFRYA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang