#23.

2K 144 1
                                    

-23-

****Amora callista ifrya****




Setelah meninggalkan arena, Amora terus berjalan tanpa memperdulikan orang-orang yang menatapnya takjub.

"Princess..." Panggil seseorang dari arah belakang Amora tapi tidak lantas membuat Amora menghentikan langkahnya.

"Princess Callista" panggil orang itu lagi barulah Amora menghentikan langkahnya dan berbalik untuk melihat siapa orang yang memanggilnya.

Amora menemukan dua orang pria muda mungkin  17 atau 18 tahun, dengan jubah biru khas yang terlihat nyaman untuk di pandang.

Amora mengerutkan keningnya, dia sama sekali tak mengenal mereka "Siapa kalian" tanya Amora datar.

"Saya Riku sio dari sakte Qiyan"

"Saya Rayle Hwyen,dari sakte Qiyan" ujar keduanya memperkenalkan diri sambil sedikit membungkuk.

"Apa yang kalian inginkan" tanya Amora langsung.

"Ka-kami ingin menjadi orang anda princess" ujar Riku terbata-bata.

"Orang ku" tanya Amora bingung, keduanya hanya mengangguk bersemangat "atas dasar apa" tanya Amora lagi.

Keduanya tampak berfikir sejenak "kami hanya ingin menjadi orang anda princess, terimalah kami" jawab Rayle.

Mendapat jawaban yang tidak sesuai dengan keinginannya Amora mendesah kesal.

Merasa tak ada jawaban dari orang yang di pinta keduanya tanpa buang-buang waktu langsung menunduk bertekuk lutut dengan satu tangan di tanah.

"Saya Riku sio, menyerahkan kesetiaan serta hidup dan mati kepada anda princess Amora"

"Saya Rayle Hwyen menyerahkan kesetiaan serta hidup dan mati kepada anda princess Amora"

Seusai mengucap sumpah simbol bulan sabit muncul di leher keduanya dan simbol dua pedang di punggung tangannya.

Melihat semua itu Amora mau tidak mau harus menerima keduanya, karena setelah sumpah terucap mereka mereka otomatis terikat dengannya, simbol yang muncul pertanda jika keduanya tulus.

"Bangunlah" pinta Amora "Aku tidak tau apa yang kalian inginkan sampai mau menjadi orang-orang ku tapi ada hal yang harus kalian tau, simbol bulan sabit di leher kalian adalah tanda kepemilikan ku yang berarti kalian sudah resmi menjadi orang-orangku yang terikat jiwa denganku, dan simbol dua pedang di punggung tangan kalian itu adalah kunci jika kalian berkhianat maka simbol itulah yang akan merenggut nyawa kalian saat itu juga, aku harap kalian tak akan pernah menyesal apalagi melanggar, karena sekali kalian masuk kedalam hidupku tidak akan ada jalan untuk keluar" jelas Amora acuh, lantas melangkah meninggalkan arena festival.

Kedua orang itu mengangguk mengiyakan, senyum lebar terukir sempurna di wajah keduanya. Keduanya bahkan sempat saling melempar pandang yang memperlihatkan semangat di wajah satu sama lain.

"Princess ap-"

"Kapan kita kembali guru, saya lelah" ucap Amora memotong omongan guru Yan.

Melihat itu guru Yan hanya dapat menghela nafas berat.

"Kita akan kembali ke sakte dua hari lagi princess"

"Mengapa selama itu"

"Kerajaan perak mengadakan perjamuan makan malam princess sesuai tradisi, untuk menjamu para juara." jelas guru Yan pelan takut merusak mood orang di depannya. Ayolah dia tidak ingin mati beku karena mood Amora rusak.

AMORA CALLISTA IFRYA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang