#75

504 43 3
                                    

-75-




Rupanya kabar dimana hutan spiritual yang menyeramkan tiba-tiba menunjukkan reaksi mengejutkan dengan cepat menyebar bagai api ke seluruh penjuru kekaisaran.

Banyak yang penasaran tapi tetap tidak ada yang berani mendekat, mereka hanya melihat dari jauh tentunya dari batas yang mereka anggap masih aman.

Sedangkan Amora, diikuti Dragen juga Leraen terus berjalan membelah hutan dengan santai.

"Aku tidak tau kalau pengaruh cacing ratu bisa sekeren ini." Puji Dragen yang tampak takjub dengan kemampuan tumbuhan bermutasi di sekelilingnya.

"Kamu benar. Tapi aku masih punya dendam dengan mereka." Dengus Leraen dingin.

Amora terkekeh kecil "bukannya aku yang harusnya memiliki dendam dengan mereka. Kenapa jadi kamu?" Goda Amora.

Lagian tidak salah kan, harusnya dia yang memiliki dendam dengan kelompok tumbuhan bermutasi itu. Ingat, dia terluka dan nyaris mati karena mereka.

"Tetap saja. Aku kesal karena mereka hampir membunuhmu." Yah Leraen merasa dingin karena setiap kali dia melihat tumbuhan bermutasi itu, selalu membawanya mengingat kembali kejadian dimana dia harus melihat Amora yang terlihat berusaha bertahan antara hidup dan mati.

Amora tersenyum kecil "semuanya baik-baik saja sekarang."

Oh iya Dragen juga sudah tahu kejadian itu, Leraen sendiri yang bercerita. Dan reaksi Dragen adalah apa yang Leraen pikirkan. Dragen bahkan hampir memukulinya kalau saja Amora tidak menahannya, tapi walaupun tidak berhasil memukul Leraen, Dragen masih menyerangnya dengan kata-kata tentunya.

Itu sedikit menyebalkan, tapi Leraen hanya bisa menghela nafas saat Dragen bilang dia tidak becus menjaga Amora. Bagaimanapun juga, itu benar, Leraen merasa bersalah dengan kejadian itu, jadi dia sama sekali tidak merasa tersinggung atau tersulut emosi oleh kata-kata Dragen yang kelewatan pedas itu, dan dia juga sudah tahu orang seperti apa Dragen.

Perang dingin di mulai saat itu. Tidak ini bukan diantara keduanya, hanya Dragen saja yang sudah kelewat kesal, hingga Leraen harus membujuknya dengan kata maaf dan mengakui kesalahannya.

Tidak di pukuli saja Leraen sudah merasa bersyukur.

Melihat masalah itu, Amora juga tidak bisa diam, karena permasalahan itu bersumber darinya. Dia berusaha menjelaskan, dan berakhir harus ikut di diami selama setengah hari. Untungnya Leraen paling tidak bisa mendiaminya dalam waktu lama, jadi Amora kembali memberi penjelasan, kali ini dia menceritakan semuanya sejelas mungkin.

Mau tidak mau Dragen hanya bisa mengangguk dan memaafkan Leraen di bawah permintaan Amora. Sebagai tanda permintaan maaf, Leraen harus merelakan 157 batu spiritual kelas menengah, 50 Batu spiritual kelas atas, 20 inti iblis dan satu gelang penyimpanan karena Dragen meminta nya.

Jumlah itu cukup besar walaupun tidak sampai membuat sakit kepala. Tapi walaupun begitu, jumlah itu sangat di sayangkan karena bisa membantu pelatihannya selama tiga bulan.

Konyolnya lagi, Dragen menyita semua itu dan memberikannya kepada Amora, padahal semua itu juga berasa dari Amora, kecuali gelang penyimpanan itu.

Amora selalu memberi gajih untuk orang-orang yang bekerja dengannya di setiap bulannya. Gajih itu tentu saja ada koin emas, Pill kelas atas atau menengah, batu spiritual, juga inti iblis. Jumlah yang Amora berikan juga loyal karena tujuan utamanya adalah mengembangkan pasukan kuat yang juga memiliki perasaan loyal kepadanya juga sesama diantara mereka.

"Nona?" Panggil Dragen pelan saat melihat Amora berhenti dan menatap lambat bangunan di depannya.

Bangunan kastil kecil ini sangat mewah, di dominasi warna putih kristal dihiasi beberapa jenis bunga langka dan pepohonan hijau yang dililit akar iblis yang bermutasi.

AMORA CALLISTA IFRYA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang