-46-
.......
Di camp sihir keadaan juga kacau. Rayle terluka dan Gejal jauh lebih parah, untungnya masih ada Elea yang pandai dalam medis.
Walaupun kemampuannya masih jauh di bawah Amora juga Rayle, tapi hanya dia yang bisa di hadapkan sekarang.
Rayle terluka dan tidak bisa mengobati dirinya sendiri apalagi mengobati Gejal, Amora juga belum kembali.
"Astaga ini sangat menakutkan. Ayo Elea kau pasti bisa, jangan mengecewakan nona." Ujar Elea meyakinkan dirinya sendiri.
Memejamkan matanya, Elea meletakan tangannya diatas dada Gejal. Setelah lukanya di bersihkan, Gejal masih belum pulih karena energi vitalnya bocor cukup banyak.
Cahaya berwarna hijau muda muncul disela-sela jari Elea, itu adalah sihir penyembuh. Sama seperti sihir yang di gunakan Leraen, tapi sihir Leraen adalah sihir suci, sedangkan sihir Elea hanya sihir penyembuhan biasa.
Efektivitas nya lamban namun jelas, jika Elea di beri waktu untuk berkembang dia akan luar biasa di masa depan. Mengenai sihir penyembuhan dia juga di bimbing langsung oleh Amora, seperti Rayle.
Di luar tenda Dion dan yang lain terlihat cukup tenang, tapi pada nyatanya mereka sangat khawatir sekarang. "apa nona belum kembali?" Tanya Riku yang di balas gelengan kepala dari Fen dan Ren karena keduanya adalah orang yang di tugaskan untuk memantau keadaan.
"Apa terjadi sesuatu dengan nona?" Tanya Gea khawatir.
"Tidak. Ku harap tidak terjadi apa-apa."
"Aku hanya khawatir. Lihatlah dua pelindung terluka parah. Orang-orang berjubah hitam itu kuat, walaupun nona pergi dengan dua tuan mereka masih akan kalah jumlah dengan musuh."
Diskusi terus terjadi dengan nada rendah, semua orang bisa melihat jejak kekhawatiran di wajah masing-masing.
"Hei Juan apa nona masih belum bisa di hubungi?" Tanya Riku berharap mendapat jawaban yang dia inginkan. Sayangnya Juan hanya meliriknya sekilas lalu menggeleng "Rune pemanggilan tidak memiliki tanggapan."
"Aku harap nona baik-baik saja." Cemas Riku.
"Dia akan baik-baik saja. Walaupun musuh kuat, aku yakin nona masih memiliki kartu di lengan bajunya." Menurut penilaian Juan, Amora itu seperti kotak hitam yang sulit di tebak. Dia punya jalan yang berbeda, dan dia yakin nona nya bisa.
"Bagaimana keadaan Gejal dan Rayle?" Tanya Riku saat melihat Lora keluar dari tenda dengan baskom air bersih yang sekarang menjadi baskom berisi cairan merah gelap.
"Mereka. Ah maksud ku Rayle baik-baik saja, lukanya tidak terlalu parah. Tapi Gejal, Elea sedang berusaha sebaik mungkin di sana."
Mata Juan menggerjap, dia khawatir dan semakin khawatir. "apa pill penyelamat nyawa yang nona berikan tidak cukup?" Tanya Juan.
"Pil itu seharusnya baik-baik saja, tapi mereka terluka karena energi gelap. Pil itu hanya bisa bereaksi ketika masalah itu selesai, tapi kalau tidak, akan percuma karena energi baru masih akan bocor kan." Hal itu dia tahu karena sebelum kehilangan kesadarannya Rayle sempat menjelaskan proses pengobatan pada Elea untuk sedikit membimbing gadis itu.
.......
"Yang mulia" seorang pria bertubuh tegap datang dengan tergesa-gesa.
"Ada apa?, Bukankah saya sudah memerintahkan kalian untuk tidak menganggu saya dalam jangka waktu tertentu." Suara dingin terdengar dari seorang pria bersurai coklat yang membuka mata dan menatap dingin Kasim nya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMORA CALLISTA IFRYA ✓
Fantasy(THE STORY IS REAL MY KARYA) _________________________________________ Amora dengan beberapa cerita yang terlupakan. Dari beberapa kehidupannya, dia sudah menjalani banyak versi hidup. Mulai dari menjadi putri yang paling di jaga, menjadi nona muda...