#62.

585 47 0
                                    

-62-




Di luar ruang jiwa, Amora masih terus bertarung, setiap wanita itu menggunakan jurus berbeda, dia juga akan menggunakan hal yang sama hingga membuat wanita itu sedikit takut.

Uhuk uhuk

Amora terhempas hingga menunduk sebatang pohon karena serangan wanita itu. Kepalanya pening karena terlalu banyak menggunakan energi dan kesadaran spiritual.

Memfokuskan energinya, Amora membuat bola spiritual dan melemparkannya kilat kearah wanita itu. Tidak ada waktu menghindar, serangan Amora juga berefek pada wanita itu, sayangnya serangan masih tidak cukup untuk menyakiti wanita itu.

"Gerakan tipe dua perampas spiritual." Ujar Amora dengan mata kirinya yang berubah warna menjadi merah darah. Amora mengarahkan telapak tangannya kearah wanita itu hingga membuat aura di sekitar semakin dingin.

"Rampas" dengan satu kata itu, kekuatan dalam tubuh wanita aneh itu bergejolak tak terkendali. Amora semakin gentar mendekati wanita aneh yang tidak bisa bergerak lagi karena tubuhnya dikendalikan oleh Amora.

Sejumlah besar energi wanita itu dengan cepat di serap oleh Amora. Wajah wanita itu semakin pucat, matanya penuh kecemasan juga ketakutan. Bibirnya keluh hingga tidak mau mengeluarkan kata sedikitpun.

Wajah Amora juga terlihat berbeda, terlebih lagi aura nya. Aura gelapnya mulai terasa, walau tidak membuatnya naik tingkat, kekuatan yang dia rampas dari wanita itu sudah lebih dari cukup untuk memperkuat pondasinya.

Mata Amora berkedip dingin, bibirnya menyeringai saat melihat wanita di depannya jatuh tanpa kekuatan sedikitpun.

Kekuatan dalam tubuh wanita itu hilang tanpa bersisa, nyawanya juga hanya segelintir tali kecil. Nafas wanita itu tercekat, dadanya naik turun, matanya menatap Amora seakan-akan tengah menatap sesosok monster menakutkan.

Amora memang tampak seperti monster saat ini, auranya tidak menyenangkan, pandangannya tajam. Menjilat bibirnya sedikit Amora lantas berlalu meninggalkan wanita itu, tentu saja dia juga merampok cincin penyimpanan wanita itu.

Is benar-benar. Leraen saja hanya bisa menghela nafas lagi dan lagi, Dragen tidak banyak bereaksi, dia terus menonton dengan tenang. Tidak benar-benar tenang, Dragen diam-diam merasa punggungnya dingin, keringat bercucuran di sana. 'dengan kekuatan itu, dia menjadi lebih mengerikan.' ujarnya dalam hati.

"Hei Dragen bagaimana menurutmu?" Tanya Leraen dengan nafas dingin.

"Bagaimana apanya?"

"Dia"

"Mengerikan. Seperti dulu, dia selalu tajam dan mengerikan. Dia memiliki karakter ambisius yang kuat, aku pikir setelah kekuatan gelap yang notabene nya jahat ada dalam jiwanya dia akan menjadi lebih berambisi."

Melirik Leraen dengan pandangan yang sulit di artikan lalu kembali berkata "dia memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk jatuh. Kekuatan mentalnya bagus, jiwanya juga kuat, hanya saja jiwa itu pernah terluka parah, walaupun dia pulih, kekuatannya tidak benar-benar pulih, buktinya kekuatan gelap saja masih bisa menyentuh bahkan tumbuh dalam jiwanya. Karena itu, dia bisa tanpa sadar terlalu tenggelam dalam kekuatan gelap itu.

Aku tidak ingin mengomentarinya secara langsung, tapi karena kamu bertanya, aku mulai merasa jarak antara kita semakin tebal. Aku bahkan tidak bisa berjalan bersama kalian dengan semua itu. Hanya kamu yang bisa berada di sekelilingnya, jadi kuharap kamu dan dia akan baik-baik saja, berusahalah untuk tidak jatuh. Aku akan mencari beberapa cara di perpustakaan jiwa. Selama periode ini aku akan masuk kultivasi tertutup. Aku akan berusaha membuka segel kekuatanku." Sebenarnya, Dragen merasa sangat tidak nyaman akhir-akhir ini, terlebih saat mereka masuk ke kawasan gelap ini, dia hanya merasa ini tidak cocok untuknya.

AMORA CALLISTA IFRYA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang