-68-
.........
"tapi dia masih di sana. Bagaimana dengan Amora?" Tanya Meera yang berusaha dengan susah payah menyeimbangi kecepatan Leraen."Kalau kau masih ingin hidup ikuti kata-kata ku. Kita harus pergi sejauh mungkin, paling tidak kita harus mencapai desa sebelum semuanya di mulai" Leraen merasa lega karena tadi dia dan Meera membawa Amora ke arah lain yang jauh dari desa, kalau tidak, dia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi.
"Memangnya apa yang terjadi?" Tanya Meera yang memang tidak mengerti.
"Jangan bertanya. Sekali lagi aku mendengar mu bertanya, aku akan melempar mu kembali ke sana." Kesal Leraen dengan nada dingin khasnya.
Meera mengedipkan matanya bingung, tapi tidak bertanya lagi. Dia tahu kalau sesuatu yang besar mungkin akan terjadi karena udara di sekitar mereka masih bergerak gila menuju kearah Amora.
Punggung Meera terasa dingin saat dia memikirkan beberapa kemungkinan mengerikan, tanpa sadar dia menatap Leraen dengan mata takut.
Rahang Leraen mengeras, Meera bisa merasakan aura khawatir juga harapan di sana. Meera tidak bisa melihat mata Leraen karena Leraen berada sedikit di depannya, tapi walaupun begitu, Meera bisa melihat kalau Leraen tengah panik sekarang.
Di kejauhan, masih di tempat yang sama, tubuh Amora semakin tenggelam di dalam lautan aura yang mengelilinginya. Terasa sangat kuat dan menakjubkan, tapi nyatanya Amora benar-benar berada di ambang kematiannya. Dia bisa mati meledak kapan saja, karena energi spiritual yang terus memasuki tubuhnya dengan gila.
Gerakan aura spiritual itu terlihat seakan-akan mereka di tarik oleh lubang gelap tak berujung, sangat menakjubkan juga mengerikan.
Kekuatan Amora juga meningkat, dalam sekali nafas. Kulitnya yang semula pucat terlihat kemerahan, rambutnya yang kusam kembali cerah dan jangan lupakan lambang kristal berwarna biru yang tiba-tiba muncul di keningnya.
Jika Leraen melihat lambang itu dia akan tahu kalau Amora tengah berusaha menerobos tahap kesempurnaan. Ini benar-benar jauh di luar dugaan, dia harusnya tidak boleh naik level sekarang karena kondisi tubuhnya. Amora saja baru mempelajari ilmu kegelapan untuk memperbaiki tubuhnya, jadi apakah itu sia-sia.
Saat ini, berhasil atau tidaknya Amora bersatu sepenuhnya hanya tergantung padanya juga keberuntungan. Leraen tidak bisa membantu karena di tahap ini segala sesuatu di sekitar Amora hanya akan terhisap kearahnya tanpa pandang bulu.
Selain cemas dengan keadaan Amora, Leraen juga cemas dengan efek yang akan penyatuan itu sebabkan.
Sekarang saja Leraen yakin kalau gelombang yang Amora ciptakan tidak hanya di sekitar sini.
Di pedesaan, langkah Leraen terhenti dengan Meera di belakangnya. Rupanya orang-orang di sini juga merasakan apa yang terjadi. Mereka terlihat terheran-heran sekaligus bergidik takut.
"Apa yang terjadi?"
"Mungkinkah kelahiran mahluk spiritual?"
"Atau itu bisa saja menjadi harta?"
"Tidak ada yang tahu apa itu, tidak ada yang berani memeriksanya. Dengar saja, burung-burung di hutan terdengar panik, bahkan ada pekikan binatang di sana. Mungkin itu berbahaya"
"Bukan mungkin, itu sudah jelas sangat berbahaya. Kalau kau tidak sayang dengan nyawa kecil mu itu, pergilah dan periksa, aku bahkan bisa jamin kalau kau tidak akan pernah bisa kembali"
"Apa yang Lou tua katakan benar, aura di sini saja bergerak ke sana dengan gila, baik kegelapan juga cahaya. Apapun yang ada di sana, itu tidak akan menjadi hal yang mudah. Penduduk kami sudah cukup banyak yang mati karena kegelapan, masihkah ada kemungkinan untuk mempertahankan sisa-sisa nya." Sebenarnya mereka sangat penasaran tapi rasa takut untuk kematian menahan mereka di tempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMORA CALLISTA IFRYA ✓
Fantasy(THE STORY IS REAL MY KARYA) _________________________________________ Amora dengan beberapa cerita yang terlupakan. Dari beberapa kehidupannya, dia sudah menjalani banyak versi hidup. Mulai dari menjadi putri yang paling di jaga, menjadi nona muda...