-45-
.........
Melihat lawan nya pergi, Amora sama sekali tidak mencoba untuk mengejar. Dia sadar, walaupun dia mampu menekan Jack dengan beberapa trik kecepatan, dia masih tidak cukup mampu untuk mengambil nyawa itu.Dia terlihat baik di luar, tapi dia juga terluka tidak jauh lebih baik dari Jack. Organ vital nya sedikit terganggu, jika dia tidak memiliki fisik istimewa dia harusnya sudah terlempar dengan satu gerakan dari Jack.
Lengan rampingnya sedikit bergetar menetralkan rasa kebas di tangannya akibat menggunakan teknik pedang tingkat dua yang belum sepenuhnya dia kuasai.
Menarik nafas dalam-dalam, Amora berbalik dan menghilang di udara tipis. Tidak menyenangkan ditangkap orang para tuan di sana, jadi dia harus bergegas pergi sebelum orang-orang itu mengejarnya.
Tidak jauh, dia sebenarnya masih di sana, hanya saja auranya menghilang di udara tipis tanpa jejak karena dia kembali ke ruang jiwa.
Di ruang jiwa tubuh Amora tersungkur tanpa daya, untung saja Leraen berhasil menangkap tubuh ramping Amora sebelum benar-benar jatuh menyentuh lantai.
"Nona?" Dragen terkejut, kulitnya pucat penuh ke khawatiran "cepat bawa dia ke kamarnya."
Tidak menunggu lama, Leraen menggendong tubuh Amora dan meletakkannya di atas kasur lembut.
Dragen menghela nafas kecil "kemungkinan 50 banding 50 memang mengerikan. Akan baik-baik saja jika ini terjadi sampai nona berada di priode kebangkitan yang sesungguhnya. Dia keluar terlalu awal."
"Kamu benar, kalau bukan karena fisiknya yang istimewa, dia tidak akan bisa bertahan. Kamu tetap di sini dan berikan nona beberapa energi untuk sementara, aku akan pergi ke ruang alkemis. Aku ingat sepertinya nona pernah memurnikan beberapa pill beberapa waktu yang lalu." perintah Leraen yang di anggukki Dragen. Mengambil posisi duduk di samping ranjang Amora, Dragen menarik tangan Amora dan menggenggam nya lembut guna menyalurkan beberapa energi spiritual.
Leraen juga bergegas turun ke ruang alkemis. Ruangan itu luas. Ada banyak ramuan herbal berbagai jenis dan manfaat. Aroma kuat herbal menyambutnya sejak langkah pertama. Untungnya dia cukup mengenali medis, jadi dia tidak akan salah mengambil obat. Setelah memeriksa lemari kaca dengan banyak botol proslen berisi pil dan cairan obat, Leraen masih belum menemukan apa yang dia perlukan.
Beralih ke lemari satunya, Leraen masih belum menemukannya. "oh ayolah, ingat baik-baik dimana nona menyimpan obat itu." Mata Leraen menelisik sekitar berusaha setenang mungkin.
Setelah tiga nafas, matanya terbatu menatap meja di seberang. Tidak membuang waktu, Leraen menghampiri meja itu dan..
Ketemu
Di laci meja itu ada tiga botol proslen obat yang sudah di suling oleh Amora. Menemukan apa yang di perlukan, Leraen langsung bergegas kembali ke kamar Amora.
"Kau mendapatkannya?" Tanya Dragen panik saat Leraen kembali muncul.
Leraen mengangguk, dia membuka botol proslen itu dan memasukan sebutir pill kedalam mulut Amora.
"Ini harusnya berhasil, tubuhnya sendiri yang akan mencerna itu." Bisik Leraen.
Meletakkan tangannya diatas perut Amora, mata Leraen terpejam saat cahaya berwarna putih muncul di telapak tangannya.
Di sampingnya Dragen terus mengamati apa yang di lakukan Leraen dengan mata menyipit. "Sihir suci?" Gumam Dragen pelan.
Leraen mempertahankan posisi itu selama beberapa saat. Cahaya putih di tangannya berubah menjadi hijau dan biru dari waktu ke waktu. "hah itu sudah cukup. Tubuhnya sudah mulai berreaksi. Walaupun tidak sepenuhnya pulih, setidaknya dia tidak dalam kondisi krisis."
KAMU SEDANG MEMBACA
AMORA CALLISTA IFRYA ✓
Fantasy(THE STORY IS REAL MY KARYA) _________________________________________ Amora dengan beberapa cerita yang terlupakan. Dari beberapa kehidupannya, dia sudah menjalani banyak versi hidup. Mulai dari menjadi putri yang paling di jaga, menjadi nona muda...