-16-
****Amora callista ifrya****
"Amora ada apa,ada yang kau pikirkan" tanya Gezana yang kini berada di dekat Amora.
Sedari tadi Amora hanya terdiam membisu entah pergi kemana pikirannya itu.
"Ti-tidak, Tidak ada"
"Baiklah, lebih baik kita berkeliling bagaimana menurutmu, lagipula pertarungan hari ini sudah selesai, aku ingin melihat-lihat kerajaan ini, orang-orang bilang kota kekaisaran sangat indah, sejauh yang aku lihat saat kita pergi ke sini semuanya memang terlihat bagus" Gezana tampak bersemangat, seperginya gadis itu memang sangat ingin berkeliling, maklum saja dia sudah tinggal di Sakte sejak muda. Gezana tidak pernah pergi ke kota kekaisaran, dia bilang ini yang pertama, karena itu dia sangat bersemangat.
"Kedengarannya itu tidak buruk, ayo berkeliling" semua orang menyahut setuju kecuali Amora.
Menyadari keterdiaman Amora, Vion menghampirinya dan bertanya "bagaimana Amora apa kah tak ikut" keadaan Vion sangat bagus seakan-akan dia tidak pernah terluka tadi, semua berkat efek Pill yang Amora berikan, Vion jelas senang sekali.
Amora mengerjakan matanya berkali-kali lantas tersenyum membuat wajahnya menjadi menggemaskan, untuk sesaat Vion yang melihat itu ikut tertegun tanpa sadar bibirnya juga melengkung mengikuti senyuman Amora. Lihat Amora itu pandai membuat orang tanpa sadar terikat dengannya.
Saat Amora merawatnya tadi Vion jadi sadar betapa cantiknya gadis kecil itu, membuat hatinya sedikit menghangat, di Sakte dia jarang bertemu dengan Amora, kalau tidak salah mereka hanya pernah bertemu tiga kali, pertemuan pertama adalah waktu kedatangan Amora, pertemuan kedua terjadi di ruang Alkemis saat Amora tengah berlatih menyuling obat, pertemuan ketiga adalah perjamuan sebelum mereka berangkat, itupun dia hanya melihat Amora dari jauh.
"Tidak sepertinya aku akan kembali saja, jika kalian ingin berkeliling maka berkeliling lah, saya sedikit tidak aman jika berkeliaran, saya rasa kalian mengerti" jawab Amora. Bukan Amora tidak ingin pergi bersama mereka, dia hanya khawatir saja.
"kamu bisa menggunakan topeng seperti kemarin Amora" saran Allan yang sepertinya tidak ingin pergi tanpa Amora. Ayolah mereka datang bersama, pergi juga harus bersama.
Lagi-lagi Amora tersenyum lalu menggelengkan kepalanya pelan.
"Ya itu memang benar tetapi rambut ku tidaklah bisa di sembunyikan dengan mudah, akan sangat merepotkan nantinya, jadi kalian pergilah" balas Amora.
Mereka hanya bisa menghela nafas pasrah karenanya.
"Baiklah kami akan pergi" ujar mereka meninggalkan Amora.
Kini tersisa Amora sendiri di penginapan, dari jendela kamarnya Amora menatap orang-orang yang berlalu lalang di jalan.
Sebenarnya Amora tak ingin mengikuti mereka bukan karena takut ketahuan tetapi karena gadis itu pergi ke sesuatu tempat, hal tadi hanya alibi untuknya, jika dia pergi bersama rombongannya dia tidak akan bisa bergerak bebas.
Amora kini menggunakan gaun sutra berwarna biru laut dengan jubah panjang biru langit bersulam benang berwarna putih, hitam serta merah berkualitas tinggi selutut, sepatu berwarna biru laut dengan tali berwarna biru langit melilit sampai ke lututnya, sungguh cantik.
Kali ini Amora tak menggunakan topeng, dia merasa bodoh amat jika ada yang melihat toh ini sudah mulai sore. Mustahil ada yang mengenalinya, wajahnya terlihat sangat berbeda dengan dia satu tahun yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMORA CALLISTA IFRYA ✓
Fantasy(THE STORY IS REAL MY KARYA) _________________________________________ Amora dengan beberapa cerita yang terlupakan. Dari beberapa kehidupannya, dia sudah menjalani banyak versi hidup. Mulai dari menjadi putri yang paling di jaga, menjadi nona muda...