#33.

1.6K 123 3
                                    

-33-









.......
"Bagaimana......apa kalian bisa menemukan tempat pemilik darah suci itu berada" tanya pria beriris merah itu datar.

"Menjawab yang mulia, kami tengah berusaha lebih keras lagi untuk menemukan sang pemilik darah suci serta kekuatan abadi itu tetapi kami benar-benar tak bisa mendeteksi keberadaan mereka, hanya saja beberapa hari yang lalu salah satu dari anak buah saya ada yang melihat dua orang pria berusia sekitar awal 20 tahunan sedang berburu di sana. kedua orang itu kemungkinan merupakan bagian dari orang-orang miliknya, saat kami mengikuti keduanya kami kembali kehilangan jejak seperti kami kehilangan sang pemilik darah suci karena mereka menghilang tepat di tengah hutan sama persis dengan tempat pemilik darah suci itu menghilang" jawab pria lainya yang ia tanya.

"Apa mereka mengunakan ruang sihir" tanya pria beriris merah itu cukup bingung.

"Saya juga kurang mengetahui soal itu yang mulia tetapi jika memang mereka menggunakan mantra sihir setidaknya keberadaan mereka masih bisa terdeteksi meski samar, tetapi mereka yang pernah menghilang di sana tidak meninggalkan aroma sedikit pun dengan kata lain setelah mereka menghilang keberadaan serta aura mereka tak mampu lagi terdeteksi, seakan-akan mereka ditelan bumi saat itu juga, tidak perduli bagaimanapun kami mencarinya."

Bergulat dengan pikiran masing-masing ruangan gelap itu menjadi hening hingga "hormat saya yang mulia mohon maaf atas kelancanggan saya yang mendatangi kastil anda tanpa memberi tahu" kata seorang wanita dengan gaun hitam yang tertutup itu menunduk hormat kepada pria di depannya.

"Bangunlah willa, dan katakan ada apa tidak biasanya kau mendatangi kastil ku."

"Bagimu yang mulia, saya baru mendapatkan ramalan baru tentang anda." ujar wanita yang bernama willa itu.

"Katakanlah" pinta pria itu dingin entah mengapa pria itu cukup merasakan akan ada sesuatu yang buruk nantinya.

"Baik yang mulia" berdehem pelan peramal itu menatap mata merah pria itu dengan serius.

"seperti yang saya sudah pernah katakan kepada anda yang mulia Sanders satu tahun yang lalu mengenai hidup anda yang akan berakhir di tangan sang pemilik darah suci serta kekuatan abadi itu, saat ini kekuatan sang pemilik darah suci itu sudah hampir terbuka semuanya yang mulia, terlihat dari apa yang saya dapatkan jika 'dia' akan mempunyai beberapa orang dengan kekuatan besar di belakangnya, dalam waktu dekat dia juga akan berhasil membentuk pasukannya sendiri untuk memulai jalan takdir dan pasukan itu akan di kenal dengan nama pasukan kristal kematian, bergerak seperti banyangkan tak bisa terdeteksi ataupun di hindari, menyerang dengan kebrutalan dan ketajaman yang sulit di tangkis." kata willa serius dan masih memandang pria bernama Sanders yang mengelap.

"Apa semuanya tak bisa di ubah, setidaknya mengenai kematian seluruh bangsa iblis" tanya Sanders pelan.

Kaisar iblis memang terkenal tidak punya hati, dia bisa membunuh siapapun jika dia mau, tapi untuk bangsanya sendiri dia tetaplah seorang kaisar yang akan berjuang untuk orang-orang nya.

mengenai masalah kali ini yang menyangkut kematiannya tentu saja dia tak akan terima, siapa sih yang ingin mati tentunya tak akan ada terkecuali untuk orang-orang yang putus asa.

Willa mendengar pertanyaan itu menghela nafas pelan lantas menunduk "saya tidak mengetahui itu yang mulia karena semuanya telah tergambar jelas meski pun saya tidak tau kapan serta di mana tempatnya kejadian itu akan terjadi dan mengenai apakah kejadian itu bisa di rubah atau tidak saya juga tak mengetahuinya karena takdir tetaplah takdir"

"Bagaimana jika aku membunuhnya sebelum dia bangkit, apakah itu berarti takdir bangsa iblis terlepas?"

"Mengenai itu saya juga tidak tahu, tapi sebenarnya jika di pikiran dengan logika itu cukup masuk akal. Jika menghancurkan di penghancur sebelum dia bangkit, itu bisa di coba"

AMORA CALLISTA IFRYA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang