#72.

549 39 2
                                    

-72-






Tiga hari berlalu dengan cepat, Amora dan Leraen juga sudah pulih ke keadaan semula.

Duduk di bangku di samping jendela, Leraen menatap Amora dan bertanya.
"Apa rencana nona selanjutnya?"

Amora yang duduk dengan sebuah buku besar di pangkuannya mendongak menatap Leraen "Aku?" Amora berpikir sejenak "aku berencana untuk tetap menetap di sini sampai beberapa waktu ke depan. Aku masih harus melatih kekuatan ku. Awal kebangkitan sangat sulit mengendalikan diriku sendiri, aku khawatir kebangkitan hari itu membawa badai yang membuat mereka menyadari keberadaan ku. Dan kamu juga tidak lupa kan kalau ada sesuatu yang lain yang ada di dalam tubuhku. Aku harus bisa mengendalikan kalau aku tidak mau menjadi kering karena terhisap habis olehnya."

Yah Amora sudah bercerita mengenai cacing ratu yang ada di dalam tubuhnya. Ini mengejutkan, bisa menguntungkan kalau Amora mampu mengendalikannya, tapi semuanya memang memerlukan waktu dan proses yang tidak mudah.

Leraen mengangguk "jadi kita akan menetap. Aku juga akan berlatih, aku tidak mau, kalau nanti Dragen keluar dengan kekuatan yang jauh diatas ku. Dia akan menjatuhkan harga diriku sebagai yang tertua kedua." Canda Leraen.

Amora terkekeh kecil.

Ah mengingat Dragen Amora jadi merindukan sosok itu. "mari berlatih sampai dia juga selesai berlatih." Ajak Amora.

Leraen menyerengit "nona yakin? Dragen mungkin memerlukan waktu 2-3 tahun lagi. Kamu mungkin akan melewatkan banyak hal, kamu juga harus mengunjugi orang-orang lama, juga orang-orang baru itu."

"Aku percaya padanya. Dia selalu bisa di andalkan, walaupun aku belum menghubungi nya, aku yakin dia pasti sudah memulai semuanya bahkan sebelum tubuh fisik ku terlahir. Untuk mereka yang ada di sini, semuanya akan baik-baik saja, Riku, Juan dan yang lain tahu apa yang harus mereka lakukan saat aku tidak kembali." Amora memang tidak berharap ini terjadi sampai ke titik ini. Niatnya dia hanya akan pergi 6 bulan paling lama dan 3 bulan paling singkat, tapi melihat situasi seperti sekarang, tampaknya dia harus memulainya secara perlahan dan berlatih lebih banyak.

"Aku akan selalu mengikuti mu. Kalau Menurutmu itu layak, maka semuanya akan baik-baik saja." Ujar Leraen dengan senyum khasnya.

Leraen percaya penilaian Amora, dan Amora percaya dengan orang yang patut di percaya.

"Ngomong-ngomong soal dia. Apa kamu bertemu dengannya sebelum kamu tertidur?" Tanya Amora memulai topik lain.

Leraen mengangguk "aku bertemu dengannya bersama Dragen. Dia masih terlihat seperti biasanya, tapi kepergianmu membuat dia terpuruk, bahkan sangat terpuruk. Kamu mungkin tidak akan percaya ini, tapi dia menghabiskan waktu berhari-hari hanya untuk menangisi mu. Untungnya dia bukan manusia, kalau iya, aku khawatir dia akan mati karena lelah menangis juga tidak memiliki waktu untuk makan dan tidur. Astaga mengingatnya saja membuatku ingin tertawa, tapi juga merasa sedih. Dia hanya kembali hidup saat orangtua takdir memberitahunya kalau sebagian dari jiwamu akan turun untuk terlahir kembali. Kau tahu, saat mendengar berita itu, dia langsung tersenyum cerah dan mendesak orangtua takdir untuk memberitahunya dimana kamu akan terlahir kembali. Dia terlalu bersemangat, tapi saat orangtua takdir bilang kamu hanya bisa terlahir kembali setelah seribu tahun, dia kembali murung, tapi tidak lama, karena setelahnya dia bilang 'tidak perduli seberapa banyak waktu yang kamu perlukan, dia akan tetap menunggu, dia percaya dimana pun kamu terlahir kembali, takdir masih akan tetap mempertahankan mu padanya karena kisah itu masih belum selesai.' dia sudah mempersiapkan banyak hal, aku ingat bagaimana dia bergerak gila, nekat melawan orang itu sampai hampir kehilangan nyawanya. Kalau bukan karena orangtua takdir yang membantunya melarikan diri, dia hanya akan mati di bawah pedang orang itu." Ujar Leraen bercerita dengan emosi yang bergulung saat mengingat masa-masa itu.

AMORA CALLISTA IFRYA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang