#59.

548 44 0
                                    

Happy reading
Don't forget give me vote and your support

.........

-59-


.........
Di jalan yang ramai, Leraen yang terbalut jubah putih dengan benang emas itu terus melangkah dengan mata menyipit. Langkahnya membawanya kesebuah gang yang menuju kawasan yang hanya dilalui beberapa orang saja.

Jantung Leraen berdetak kencang, nafasnya sedikit bergetar. Kepalanya menoleh kesana-kemari mencari sosok pemilik aura yang dia rasakan semakin mengental ini.

Semakin banyak dia melangkah, semakin dekat pula dia dengan orang itu. "huh" Leraen memejamkan matanya dan kembali menyandarkan punggungnya dinding disana.

Setelah meyakinkan dirinya dan menenangkan gejolak kejutnya, Leraen kembali mengintip dari balik tembok.

Disana dia melihat tiga orang entah pria atau wanita. Ketiganya menggunakan Jubah hitam besar dan panjang, dia bahkan tidak bisa melihat wajah ketiganya. Dari postur tubuhnya, mereka terlihat tinggi.

"Apa kau menemukan mereka?" Suara salah satu orang berjubah hitam itu terdengar membuat Leraen yang ada di sana semakin menajamkan telinganya.

"Aku merasakan aura gadis itu tadi, dia harusnya ada di sekitar sini, aku tidak akan salah karena auranya unik." Balas orang yang memiliki suara samar.

"Bagaimana dengan dua yang lain?"

"Entahlah, lagipula tuan hanya menginginkan gadis itu."

"Kau bodoh, babi mati. Tuan memang menginginkan gadis itu, tapi kalau dua yang lain bersama gadis itu, kita akan punya masalah. Ku dengar kekuatan keduanya hebat."

"Cis mereka hanya best kontrak yang sudah tertidur ratusan tahun, kalaupun mereka kuat mereka tidak akan bisa mengalahkan tuan bukanya tubuh gadis itu -"

Tak

Tepukan di pundaknya membuat tubuh Leraen menegang. Matanya berkedip beberapa kali, ragu-ragu menoleh, tubuh Leraen ditarik dengan keras.

"Rupanya ada tikus di sini. Menguping pembicaraan orang lain adalah kesalahan bung." Ujar orang itu sambil melayangkan serangan kepada Leraen.

Gawat, Leraen kurang pertimbangan, dia bahkan tidak menyadari kedatangan orang ini, jelas kekuatan orang itu ada diatasnya.

Tubuh Leraen terhempas ke tembok pembatas membuatnya mengeram rendah.

'sial, kekuatan apa itu.' gumam Leraen dalam hati. Kekuatan itu sangat mengerikan, satu pukulan tanpa energi tapi begitu mematikan, Leraen yakin jika tubuhnya adalah tubuh manusia biasa, mungkin tulang-tulangnya sudah hancur.

"Kau- hei apa yang terjadi di sini?"

Leraen menoleh, matanya melotot saat mendapati tiga orang yang berjubah hitam tadi juga datang ke sini.

Heh apakah dia sudah kalah talak, satu banding empat. Satu lawan satu saja dia sudah rugi, apa yang harus Leraen lakukan sekarang.

Orang yang memberi Leraen pukulan tadi mengangkat bahu nya acuh dan menunjuk kearah Leraen. "hanya tikus kecil yang menguping pembicaraan karena kalian terlalu ceroboh."

"Wah wah wah, lihat ini bukankah dia satu dari dua antek-antek gadis itu. Ck ck ck dia bahkan datang tanpa di undang. Bukankah itu berarti, gadis itu memang ada di sini."

"Kau benar sekali, lagian aku sudah bilang kalau apa yang aku dapatkan tadi tidak salah."

"Yah-yah terserah kau saja. Jadi bagaimana? Apa yang akan kita lakukan pada tikus kecil ini?"

AMORA CALLISTA IFRYA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang