#13.

2.4K 212 0
                                    

-13-


****Amora callista ifrya****




"Baiklah mohon perhatian semuanya pelelangan ini akan segera di mulai, yang pertama kita mulai dengan pedang elemen air ini yang terbuat dari bahan berkualitas tinggi, harga di mulai dengan 450 keping emas..."

"500......"

"630..."

"650..."

"670..."

"700..."

Hening... Tak ada yang berbicara lagi

"700 keping emas apa tawaran lagi ada lagi" hening masih tetap hening

"700 keping emas sekali....."

"700 keping emas dua kali...."

"700 keping emas tiga kali..."

"baiklah pedang elemen air terjual dengan harga 700 keping emas" pelelang itu mengetuk palu sebanyak tiga kali tanda barang lelang sudah resmi terjual.

"Selanjutnya inti iblis best serigala angin tingkat tujuh, pelelangan di mulai dengan harga 569 keping emas...."

"645 keping emas"

"654 keping emas"

"860 keping emas" ujar seorang gadis yang membuat semua orang bungkam, bukan karena harganya tapi karena dirinya.

Amora yang mendengar suara itu menyipitkan matanya "ck menekan orang lain dengan status"

Allan yang mendengar omongan Amora lantas memandangnya dengan sorot tak mengerti.

"Ada apa Amora memangnya kau mengenal gadis itu"

"Tentu saja aku mengenalnya, dia adalah princess Vania lalista ifrya, princess kedua kerajaan perak" jelas Amora dengan suara masalahnya. Bagaimana dia bisa tidak mengenalnya, bahkan jika dia tidak melihat sosoknya, hanya dengan suaranya saja Amora sudah bisa mengenalinya. Dia tidak akan melupakan si pemilik suara yang selalu menghinanya, yang menjebaknya, yang menempatkan dalam masalah besar sepanjang harinya, yang membuat dirinya berada di pengasingan setahun yang lalu.

Allan yang mendengar perubahan nada bicara Amora diam-diam menatap dingin kotak asal suara gadis itu tadi berasal, yah Allan cukup paham jadi memilih untuk tak melanjutkan pertanyaannya.

Ternyata tak hanya princess Vania saja yang berada di pelelangan tetapi ada prince Kenzino, prince Benzie, serta putra mahkota Genno.

Sampai sini Amora hanya diam menatap mereka dan terkadang tak luput dari perhatian Allan jika Amora tersenyum miris dan berdesis dingin. Walaupun Amora sudah memutuskan untuk membenci orang-orang itu, dia masih merasakan gejolak rasa sakit di ujung hatinya. Harapan untuk kasih sayang yang hanya membuahkan rasa sakit tak berkesudahan membuat Amora menatap miris bayangannya yang dulu.

Pelelangan terus berlanjut, namun Amora sama sekali tidak fokus setelah mendengar suara orang itu tadi. Amora bahkan tidak sadar jika Allan juga ikut dalam pelelangan dan mendapatkan dua benda, yang pertama adalah sebuah buku kuno, sementara satunya lagi adalah baju zirah ringan yang sangat menarik untuk di lihat. Sebenarnya Allan hanya membeli acak, untuk baju zirah itu dia ingin melihat dan mempelajarinya nanti saat pulang.

Amora juga tidak sadar jika pil-pil nya hampir membuat pelelangan pecah dengan angka-angka yang di sebutkan oleh para peserta. Allan saja sampai bergidik saat melihat bagaimana orang-orang di bawah nyaris bertarung satu sama lain, jika saja pihak pelelangan tidak mampu membuat suasana kondusif, mungkin pelelangan akan basah oleh darah.

AMORA CALLISTA IFRYA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang