#8.

2.7K 235 1
                                    

- 8 -




****Amora callista ifrya****







Tak butuh waktu lama kini Amora sudah berada di hutan sihir terlarang di benua Yuantian, katanya di hutan sihir satu ini ada banyak hewan sihir. Hutan ini memang memancarkan aura yang kuat, luasnya saja Amora tidak yakin, mungkin butuh waktu lama untuk sekedar menjelajahi keseluruhan sudut hutan ini.

Amora tahu tempat ini sebenarnya karena tempat ini tertulis dalam buku di perpustakaan ruang jiwanya, tertulis jika di sini adalah rumah untuk berbagai macam mahluk sihir, dari kelas biasa sampai kelas surgawi. Tentu saja binatang suci surgawi akan sangat tersembunyi, Amora saja tidak tahu apa saja binatang suci itu.

Senyum cerah tak hentinya dia suguhkan, tak ada yang membuatnya takut di sini meskipun Amora  sekarang sudah berada di tengah-tengah hutan ini.

Sepanjang perjalanan, Amora sudah melihat begitu banyak binatang iblis tetapi tak ada satupun yang mendekat ataupun membuatnya tertarik, hingga Amora hanya melangkah ringan semakin jauh, tapi sayangnya hari sudah mulai gelap, dia tidak bisa menghabiskan lebih banyak waktu lagi, paling cepat besok dia harus sudah memiliki binatang spiritual, agar bisa menyusul satu hari kemudian. Amora ingin memiliki binatang kontrak, tapi dia juga ingin mengikuti agenda Sakte itu.

Katanya hadiah utama adalah biji terbaik yang bisa di suling menjadi pedang yang mampu memutuskan logam dan menghancurkan batu. Hadiah itu tidak terlalu menarik untuknya, tapi Amora menginginkannya, anggap saja ini sebagai tantangan.

"Huh....aku lelah sekali" keluh Amora, sebenarnya jarak hutan terlarang ini jauh dari sakte naga, dia terus-menerus menggunakan Qinggong sejak tadi jadi wajar saja jika akhirnya dia merasakan lelah menyerang.

Dari kejauhan Amora mendengar suara gemericik air, tepatnya di balik rerimbunan akar yang menjuntai kebawah seperti tirai tak jauh di depannya.

Sedikit ragu-ragu, tangan Amora tergerak untuk menyibak dedaunan itu hingga terpampang lah mulut goa yang cukup gelap di depannya.

Dengan penuh rasa penasaran Amora meyakinkan dirinya untuk memasuki goa itu, tentu dengan kewaspadaan yang tidak melemah. Dia tidak tahu apa yang ada di dalam sana, jadi dia harus siaga untuk hal-hal tak terduga nantinya.

Awalnya goa itu hanya satu lorong panjang yang gelap, tapi semakin jauh kaki Amora melangkah, semakin jelas pula gemericik air yang terdengar.

Berusaha sedikit mempercepat langkahnya, kaki Amora terhenti saat matanya menatap adanya sebuah telaga dengan air terjun di depannya, di kedua sisi air terjun itu terdapat dua pohon rimbun yang menghiasi tempat ini.

"Indah" gumam Amora memuji pandangan di depannya.

"Tuan akhirnya anda datang"

Suara yang tiba-tiba terdengar membuat Amora reflek menatap sekitar dengan kebingungan. Matanya menajam, dia tidak merasakan ada nya orang lain di sekitar sini, tidak sedikitpun, matanya juga tidak melihat adanya orang lain, pantas darimana suara pria itu berasal.

Dan apa katanya 'tuan akhirnya datang?' siapa itu, apakah kata-kata itu untuknya, dia baru saja datang kan, tapi Amora tidak merasa jika dia mengenal suara itu. Mungkin hanya salah orang, atau memang ada orang lain yang baru saja datang.

Karena tidak melihat siapapun, Amora memutuskan untuk bertanya "Siapa itu......" tanya pelan, namun suaranya terdengar cukup lantang didalam goa ini.

Mata dingin Amora terus menelusuri setiap sudut dari tempat ini, cukup gelap, karena hanya telaga itu saja yang disinari cahaya dari luar, itupun remang-remang bulan.

AMORA CALLISTA IFRYA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang