#58.

674 48 0
                                    

Hi jangan lupa give me your support and your vote

-58-



............
Di tahun saat mereka bertiga kembali terpisah karena Amora tinggal jiwa, Dragen juga Leraen pun ikut pergi berusaha menyelamatkan diri.

Dragen terluka parah, dia hanya bisa menggunakan kekuatan terakhirnya untuk pergi jauh dan menghilangkan jejaknya sendiri.

Keadaannya tidak seburuk Leraen, tapi itu juga tidak bisa di bilang baik-baik saja. Dragen hampir saja kehilangan nyawanya karena bertemu dengan praktis serakah. Dia belum pulih sepenuhnya tapi harus kembali melarikan diri, untuk menyelamatkan nyawanya dan mencari Leraen.

Tahun itu sangat berat, dia hampir menyerah karena merasa lelah, tapi terus berusaha hingga akhirnya kembali bertemu dengan Leraen di tahun setelahnya.

"Kalian berdua benar-benar melewati jalan yang berbahaya tahun itu." Gumam Amora masam.

"Kamu juga tidak baik-baik saja, keadaan mu bahkan lebih berbahaya karena saat itu tidak hanya tubuhmu bahkan jiwa mu pun ikut terluka parah. Kamu memerlukan waktu 1000 tahun untuk pulih, walaupun dalam waktu yang lama, kamu masih tidak bisa terlahir kembali dengan jiwa yang utuh. Apa kamu tidak sadar jika saat itu kamu bisa menghilang kapan saja." Suara Leraen penuh kekhawatiran.

"Hah saudara-saudaraku." Ketiganya terus berbicara tentang masalah lama. Mereka merangkai kembali ingatan yang rusak. Walaupun ingatan Amora kembali, itu masih belum seutuhnya, tampaknya Leraen yang paling banyak mengingat walaupun samar, mereka bisa memastikan siapa musuh mereka sebenarnya.

Hugarus. Orang itulah musuh utama mereka, karena dia mereka jatuh ke jalan yang tak berujung dan Amora harus terlahir berkali-kali.

........

"Nona apa anda benar-benar akan pergi?" Seorang pria dengan jubah hitam bertanya dengan ragu-ragu.

Di depannya seorang wanita muda dengan jubah putih nya mengangguk kecil "aku akan pergi. Ini tidak akan lama, sementara aku pergi, berlatihlah lebih keras dan jalankan rencana yang sudah aku ranjang hari itu."

"Tapi-"

"Tidak perlu khawatir Juan, percayalah padaku seperti aku percaya kepadamu dan yang lain. Setelah ini, kamulah yang akan memimpin teman-teman mu. Ingat apa yang sudah aku arahkan." Amora tidak tahu akan pergi berapa lama, pergi ke laut mati hanya memerlukan tiga sampai empat hari dengan portal antar kerajaan.

Kepergiannya paling lambat hanya akan memakan beberapa bulan karena dia juga harus pergi ke lembah Kematian, hutan mati, dan beberapa tempat dengan aura gelap lainnya. Sebenarnya yang membuat akan pergi lama adalah jaraknya yang berjauhan, itu bahkan tersebar di 4 kerajaan.

"Aku tidak akan mengecewakan nona." Tekat Juan yakin setelah beberapa saat. Dia khawatir karena tahu kemana tujuan Amora pergi, tapi sekhawatir apapun dia, dia masih tidak bisa mengikutinya karena kekuatannya masih belum cukup.

"Lakukan yang kamu bisa. Aku pergi dulu." Setelah mengatakan itu sosok Amora langsung hilang di balik dinding sihir.

"Hati-hati dan lekaslah kembali." Ujar Juan pelan.

"Nona benar-benar pergi?" Tanya seseorang yang membuat Juan yang semula terdiam sontak menoleh mendapati sosok Gejal yang berjalan kearahnya dengan raut wajah khawatir.

Semua orang tahu Amora pergi ke luar, tapi hanya Juan yang tahu kemana tujuannya. Gejal yang melihat wajah Juan pun tahu jika jalan Amora pasti tidak akan mudah, karena itu dia juga ikut khawatir.

"Um." Jawab Juan sambil mengangguk.

"Apa ini akan baik-baik saja?"

"Ini akan baik-baik saja. Ku harap" suara Juan mengecil di ujung kata. "sudahlah, lebih cepatlah pulih. Mari berlatih dengan lebih giat lagi. Agar nanti nona kembali, kita tidak mengecewakan nya." Tambah Juan mengubah air mukanya dengan senyum cerah.

AMORA CALLISTA IFRYA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang