#69.

509 35 0
                                    

-69-√


Kekacauan yang terjadi di desa pesisir juga di sadari oleh orang-orang di kerajaan bayangan.

Para tuan-tuan besar keluar dari pelatihan mereka dan beratnya-tanya apa yang terjadi.

Beberapa orang serakah juga beranggapan jika keanehan itu terjadi karena kelahiran harta ajaib, tentu saja mereka ingin memilikinya. Sayangnya beberapa orang yang mencoba pergi mendekati desa pesisir harus berhenti di tempat tanpa berani meneruskan langkah mereka, karena ternyata aura gelap di sana berubah menggila dan bahkan bergerak membunuh beberapa praktis kuat yang memaksa memasuki desa, kekuatan gelap itu terus bergerak seakan-akan mereka hidup dan memiliki kesadarannya sendiri. Ini sangat di luar dugaan dan membuat tidak ada orang yang berani bergerak ceroboh lagi.

"Berhati-hatilah untuk tidak kehilangan nyawa kalian karena keserakahan itu. Kalian bahkan tidak tahu apa yang kalian kejar. Hanya karena itu terlihat berbeda dan memancarkan aura kuat, belum tentu itu pertanda baik." Suara keluhan terdengar dari kesunyian yang tercipta bertemakan aroma darah yang menyebar.

Orang tua itu adalah praktis kuat dari kerajaan bayangan. Mengapa dia berbicara seperti itu padahal dia juga ikut serta? Jawabannya karena dia di paksa. Yah dia tidak ingin pergi lebih jauh karena punya firasat buruk.

Sebenarnya memang sejak awal dia tidak pernah tertarik dengan ini, dia sama sekali tidak memiliki niat untuk bergabung atau hanya terlintas sedikit di pikirannya. Sayangnya raja mengirim perintah untuk pergi dan memeriksa apa yang ada di sini, sebagai bawahan, apa yang bisa dia lakukan selain menurut? Sekalipun enggan, dia masih harus tetap pergi.

Sungguh, saat ini pria tua itu hanya berharap dia masih bisa pulang dengan nyawa kecilnya nanti, daripada mati konyol, karena tidak tahu apa yang berusaha mereka ganggu.

Aura di sekitar saja semakin mencekam, para praktis lain juga diam-diam saling melirik. Jejak keserakahan yang tadi ada di mata mereka kini terganti dengan jejak penuh ketakutan juga kebingungan.

Ragu-ragu langkah mana yang akan di ambil, beberapa praktis bertanya dengan rekan masing-masing.

"Kakek Tan apakah kamu tahu apa itu?" Tanya seorang pria muda yang terlihat tidak lebih dari 20 tahun. Dari segi kekuatan pria muda itu jelas cukup mempuni, karena berani pergi bersama rombongan. Mungkin dia salah satu bakat muda, yang datang dengan niat menemukan keberuntungan.

'sayang sekali'

Pria tua yang di panggil kakek Tan itu berdecak dan menatap pria muda itu dengan sorot menyayangkan. "Tuan muda Ligo? Putra bangsawan Qunai? Bakat yang menakjubkan, sayangnya bakat muda harus terjebak di sini tanpa jalan keluar untuk kembali ataupun terus maju."

Senyum ramah pria muda itu sedikit mengeras, tapi tidak mengatakan apapun, karena benar adanya. Mereka terjebak tanpa celah untuk maju ataupun kembali. Dan yah dia datang dengan rombongan dengan 4 murid dan seorang guru. Niatnya tadi datang untuk sekedar berlatih, menambah pengalaman, mungkin mereka juga bisa memetik keberuntungan di jalan, tapi nyatanya lihatlah keadaan mereka sekarang. Alih-alih mendapatkan keberuntungan ataupun pengalaman berharga, mereka malah tidak bisa melakukan apapun saat ini. Mereka hanya bisa bertanya-tanya seperti orang bodoh.

Sekarang hanya ada satu pertanyaan 'tetap hidup atau mati', tapi siapa yang bisa memberikan mereka jawaban tepat. 4 dari 23 orang yang pergi sudah berubah menjadi kabut darah yang bahkan tidak menyisakan satu daging atau tulang pun.

"Keserakahan selalu berhasil menghantarkan manusia menuju kematian yang tidak terduga." Ujar kakek Tan lagi.

"Diamlah pak tua, sebaiknya kau pikirkan bagaimana cara keluar dari sini bukan mengoceh di sana! Jangan sok suci, jika kau juga terjebak di sini." Dengus seorang pria lainnya yang tampaknya sudah janggah dengan kakek Tan yang selalu menasehati? Ah entahlah.

AMORA CALLISTA IFRYA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang