#60.

644 46 0
                                    

-60-








........
Setelah membersihkan diri, Leraen menghampiri Dragen dan Amora yang duduk dengan saling diam.

Kening Leraen berkerut, sepertinya dia sadar jika ada sesuatu yang salah. Leraen menatap Amora ada tanda tanya dari tatapannya, tapi Amora hanya menggeleng.

"Ceritakan apa yang terjadi." Pinta Amora mengalihkan fokus, dia tidak ingin menyentuh masalah tadi dulu. Biarkan masing-masing memikirkannya sendiri.

Leraen duduk di depan Amora lalu menjawab "aku mengejar mereka"

"Mereka?"

"Energi yang kita rasakan tadi bukanlah milih orang itu. Tidak. Maksudku energi itu memang miliknya, tapi bukan dari orang itu langsung melainkan dari bawahannya. Aku bertemu dengan empat diantara mereka. Mereka memiliki kekuatan yang cukup besar, aura mereka serupa dengan orang itu tapi hanya samar-samar. Mereka datang untuk mu, sayangnya aku tidak bisa mendapatkan informasi apa-apa."

"Orang itu memang gila. Dia sepertinya tidak akan berhenti sebelum mendapatkan apa yang dia inginkan. Aku tidak tahu apa yang istimewa dari jiwaku, sepertinya dia sangat ingin memilikinya." Menurut Amora jiwanya memang unik dan istimewa karena diciptakan dari esensi spiritual paling suci, tapi hanya sebatas itu.

Orang itu berasal dari tempat yang sama, jelas jiwanya juga tidak akan jauh berbeda, jadi mengapa dia masih mengincar jiwanya.

"Lalu bagaimana dengan luka mu?" Tanya Amora setelah diam merenung sejenak.

"Sudah mulai pulih." Tubuh Leraen memiliki kemampuan menyembuhkan dirinya sendiri selama lukanya tidak pada tingkat yang tidak mampu di perbaiki.

Amora mengangguk "pergi dan ambil beberapa pil ataupun ramuan herbal yang kamu perlukan nanti." Mata Amora menyipit memindai tubuh Leraen "mata mu itu?"

"Ah ini efek dari pengguna kekuatan gelap, kemungkinan besar kamu juga akan menjadi seperti ini nanti jika kamu menggunakannya."

"Apa itu permanen?"

"Tidak juga, ini akan kembali seperti biasa setelah kamu selesai menggunakannya."

"Tapi mengapa mata mu masih seperti itu."

"Em aku tidak terlalu yakin, tapi orang-orang tadi juga menggunakan kekuatan gelap untuk menyerang ku, jadi masih ada jejak mereka di tubuhku. Aku menggunakan kekuatan gelapnya untuk membersihkan mereka."

"Kamu sedikit ceroboh menggunakan kekuatan itu tadi. Jika mereka melapor kepada orang itu, dan orang itu bermain muka didepan para dewa, kita akan dalam bahaya besar." Yah itu akan sangat berbahaya, karena para dewa malah akan menanggap mereka sudah menyimpang. Jika mereka sudah berurusan dengan dewa, maka mereka akan semakin kesulitan.

"Maafkan aku" Leraen tahu itu, jadi dia merasa bersalah.

Amora melambaikan tangannya "jangan minta maaf, ini sudah terjadi dan bukan sepenuhnya kelalaian mu. Kita akan memikirkan beberapa cara nanti. Sebaiknya kalian berdua tetap di dalam sini, aku akan keluar untuk melanjutkan perjalanan, semakin cepat kita mulai, semakin cepat kita selesai."

"Tapi di luar berbahaya, bisa saja orang-orang itu masih ada di sekitar sini. Kita tidak tahu berapa jumlah mereka."

"Tenang saja aku memiliki batasku sendiri. Tetaplah di sini dan pulihkan dirimu." Setelah mengatakan itu, Amora kembali menghilang dari udara tipis.

Sepeninggalan Amora, hanya tersisa Dragen juga Leraen yang tidak bersuara sedikitpun. Dragen hanya duduk diam seakan-akan jiwanya tidak lagi disana, sedangan Leraen hanya duduk sesekali melirik Dragen. Tampaknya Leraen ingin berbicara, tetapi juga ragu hingga akhirnya dia hanya bisa diam dan menelan kata-katanya sendiri.

AMORA CALLISTA IFRYA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang