#80.

479 33 0
                                    

-80-





"nona" sapa orang-orang berjubah hitam yang menjaga pintu gerbang gedung sambil membungkuk dalam.

Amora melirik dan mengayunkan tangannya, dia melewati dua penjaga itu di ikuti Dragen juga Leraen.

"Jangan pernah biarkan orang luar masuk dengan alasan apapun sebelum mendapat izin dari nona." Perintah Gejal dengan nada dingin.

Kedua penjaga itu menangguk dan berdiri tegak di pintu gerbang "menjalankan perintah"

Menangguk puas, Gejal menyusul Amora diikuti Rayle.

Gedung secret De'Holy benar-benar megah. Gedung ini memiliki enam lantai, lantai pertama hanya ada lobi dan tempat pemeriksaan. Lantai dua tempat menjual senjata, lantai tiga tempat menjual pil dan cairan obat, di lantai empat tempat yang berhubungan dengan informasi, lantai lima adalah ruangan khusus pengurus, sedangkan lantai enam di bangun khusus untuk Amora.

Gedung itu didominasi warna putih dan emas, ada ukiran kuno dari kitab suci di beberapa titik. Bahkan kursi kayu dan meja kayu yang ada di sana terbuat dari bahan berkualitas, ah jangan lupakan lantainya yang juga terbuat dari kayu terbaik yang bahkan sangat sulit di dapatkan.

Sangat halus dan kuat!

"Selamat datang nona" sapa orang-orang di lobby gedung saat menyadari kedatangan Amora. Bahkan mereka meninggalkan pekerjaan mereka untuk memberi hormat.

"Nona Anda datang. Tamu anda menunggu di lantai empat di ruang pertemuan" lapor seorang pria bertumbuh tinggi.

Apa kalian masih ingat Zargo, yang menjadi rekan Dion di hutan yang hancur hari itu. Hanya dalam waktu tiga tahun lebih, dia sudah tumbuh sangat banyak, tidak hanya kekuatan, bahkan fisiknya juga berkembang dengan baik.

"Baiklah" Amora mengikuti Zargo yang memimpin jalan di ikuti Dragen juga Leraen tentunya. Ngomong-ngomong soal Rayle juga Gejal, tampaknya kedua orang itu tengah sibuk dengan sesuatu di lobby.

Di belakang Amora, Dragen terus melihat sekeliling dengan puas, dia bahkan sesekali akan menangguk dan tersenyum kecil saat melihat detail yang dia sukai.

"Terasa seperti Dejavu Hem?" Suara pelan Leraen di benaknya membuat Dragen menoleh dan menangguk kecil tanda setuju.

"Kamu benar. Aku tidak tahu bagaimana tempat ini terlihat sangat sama dengan dua gedung yang lain. Aku bahkan sempat berpikir kalau yang membangun gedung-gedung ini adalah satu orang yang sama, yang membedakan mereka hanyalah ukurannya. Gedung ini memang lebih kecil, tapi lihat ukiran-ukiran kuno di dinding itu, itu sangat serupa bahkan goresan demi goresannya juga senada." Walaupun gedung ini bukan yang pertama, Dragen tetap merasa takjub setiap kali dia melihatnya. Semua ini serupa dan memiliki energi yang senada, mau di lihat dari segi manapun, bahkan orang bodoh pun akan berpikir kalau bangunan-bangunan ini dibuat oleh tangan yang sama.

"Tunggu. Aku tidak pernah menanyakan ini, tapi aku ingin bertanya, sebenarnya siapa yang membuat desain tempat ini dulu. Apa nona memberikan salinan nya untuk melahirkan tiga gedung yang sama dan hanya berbeda ukurannya saja?" Sungguh itu yang ada di pikirannya saat ini, jadi Dragen ingin bertanya.

Leraen diam-diam tersenyum tak berdaya, dia tidak tahu bagaimana Dragen bisa memikirkan hal-hal seperti itu. Tapi jujur saja, dia juga pernah memperhatikan itu, awalnya dia pikir itu hanya ilusi perasaan Dejavu, tapi saat memasuki gedung itu lagi, di setiap langkah di setiap sudut, dia selalu merasa Dejavu yang kuat yang membuatnya terkadang bingung. "aku tidak tahu itu, kalau aku tidak salah gedung ini sudah menjadi identitas kita sejak kita terlempar ke dunia ini sekitar..."

"Sepuluh ribu tahun. sepuluh ribu tahun setelah kita terlempar ke sini." Potong Dragen sedikit dingin.

"Ah-a yah, sepuluh ribu tahun. Nona pernah bercerita kalau dia bertemu dengan orangtua takdir, orangtua takdir banyak membantunya bahkan memberkatinya agar mampu beradaptasi dengan tempat barunya juga mengendalikan kekuatannya. Kamu tahu kan, kita bertiga terlempar ke dunia ini secara terpisah dan bahkan sempat melupakan satu sama lain, selain itu kita juga terlahir di waktu yang berbeda. Di ingatan kita, kita terlahir dan tumbuh di sini, padahal tidaklah seperti itu. Banyak hal berlalu, sampai akhirnya takdir mempertemukan kita kembali. Aku selalu berpikir, apapun yang terjadi di antara kita, semua berkat orangtua takdir. Karena kita terhubung kembali juga karenanya, jadi bisa saja dialah yang berusaha memperbaiki takdir dengan kita di dalamnya. Untuk gedung ini, semua memiliki simbol serupa yang hanya nona dan orang tua takdir saja yang tahu apa arti sebenarnya. Ingat kastil utama di tengah hutan belantara 9.000 tahun yang lalu, itu adalah inti utama kita, itu rumah... satu-satunya tempat yang bisa kita anggap sebagai rumah, karena di sanalah semuanya di mulai. Alasan bagaimana orang-orang ini bisa membangun tempat yang persis sama aku yakin bukan karena nona yang menuntunnya, tapi orangtua takdir lah yang membantunya."

AMORA CALLISTA IFRYA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang