#18.

2.2K 176 0
                                    

-18-

****Amora callista ifrya****


Tadi malam Amora membeli seratus lima puluh budak, 100 di antaranya pria dan 50 sisanya adalah wanita.

Orang-orang yang Amora pilih memiliki usia yang berbeda, yang termuda adalah 17 tahun, dan yang tertua sekitar 26 tahun.

Yang menjadi syarat untuknya membawa mereka adalah, fisik yang bisa di perkuat, tekad yang tajam, kesetiaan yang tak terbantahkan, juga yang terpenting adalah mereka yang tidak keras kepala namun tidak mudah di taklukan.

Orang-orang yang dia pilih juga sudah menyerahkan kesetiaan mereka pada Amora, tentunya tanpa paksaan, Amora tidak suka memaksa, jika ingin ikut maka ikut, jika tidak buat apa dia memperjuangkannya, toh hidup bersamanya mereka juga belum tentu baik-baik saja nantinya.

"Gejal, juan" panggil Amora.

"Kami nona" jawab keduanya bersamaan.

"Bawa pergilah seratus lima puluh orang itu ke hutan barat tepat di gunung Elzf, dua hari lagi aku akan menyusul kalian, jadi tunggulah aku di sana, selama dua hari itu berlatihlah dengan baik."

"Baik nona akan kami laksanakan sesuai perintah anda" jawab Juan

"Bagus dan ini" ujar Amora menyerahkan empat benda bulat kecil berwarna perak

"ini adalah kristal sihir dari kekuatanku, letakkan lah empat kristal ini di empat sudut yang berbeda saat empat kristal ini sudah terpasang maka akan terpasang perisai di sekitar kalian yang membuat kalian tak terdeteksi oleh mahluk iblis ataupun orang lain, ini seperti ilusi, hanya saya dan kalian yang bisa keluar dan memasukinya dengan mudah."

"Baik nona, terimakasih" ujar Gejal yang di angguki oleh Amora.

"Kalian boleh pergi, karena aku harus kembali ke penginapan"

"Baik nona" setelah mengatakan itu, Gejal besarnya Juan kembali menuju rekan mereka yang lain lantas bergegas pergi ke hutan barat di kaki gunung Elzf seperti arahan Amora.

Setelah semua selesai di sini, Amora juga bergegas kembali ke penginapan, entah karena apa kini Amora jauh lebih dingin lagi, tatapannya menjadi datar terkesan haus darah penuh kebencian juga kelicikan, suaranya sangat pelan, tapi tenangnya Amora bukanlah hal yang bagus.

Tak hanya Gejal dan Juan yang memperhatikan itu tetapi kedua bestspirit juga.

"Nona apa anda baik-baik saja" tanya Leraen

"Ya" Jawab Amora singkat, Amora bahkan tidak melirik Leraen yang bertanya di sampingnya.

"Apa yang mengganggu pikiran mu" tanya Dragen peka akan keadaan Amora.

Amora menghentikan langkahnya di depan sebuah danau di tengah hutan, matanya menerawang jauh.

Kedua bestspirit spirit itu juga berhenti di belakangnya, keduanya diam menatap punggung kecil Amora yang terlihat kokoh namun kesepian, punggung itu tidak benar-benar kokoh dia sangat rapuh, tapi masih memaksa diri untuk menjadi kokoh, karena si pemilik punggung itu sudah memutuskan untuk berjuang sendiri dengan orang-orangnya.

Amora tiba-tiba saja jatuh berlutut di tanah, kepalanya tertunduk kedua tangannya terkepal memukul-mukul dadanya yang terasa sesak, perlahan kristal bening yang sudah lama tak pernah terlihat, mulai jatuh dari pelupuk mata badai Amora tanpa halangan.

Kedua bestspirit itu sontak saja berlari menghampiri Amora, keduanya ikut berjongkok di sisi kanan dan kiri Amora, tangan keduanya terjurus mengelus punggung Amora berusaha menenangkan.

AMORA CALLISTA IFRYA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang