#10

2.6K 214 0
                                    

-10-




........
Saat Amora memasuki ruangan lagi-lagi tatapan semua orang tertuju padanya, ruangan yang tadinya begitu ramai menjadi sunyi senyap membuat para guru mengalihkan pandangan mereka menuju gadis kecil dengan gaun hitam yang menawan itu.

Tampaknya dimana pun Amora berada, keberadaannya akan selalu menarik perhatian membuat semua mata terfokus hanya pada sosoknya.

Seperti saat ini, Di sakte Naga Amora memiliki daya tarik sendiri membuat siapa saja yang melihatnya menjadi terdiam membisu, entah berusaha menebak dirinya atau sekedar untuk menikmati keindahannya.

"Ternyata itu alasan mereka terdiam" gumam guru Wen yang masih bisa di dengar oleh keempat lainya yang membuat mereka terkekeh.

"Hehe kau seperti tidak tahu saja, dimana pun dia berada, semua mata akan tertuju padanya, kamu tidak akan kehilangan dia dalam keramaian" balas guru Yan menyetujui.

"Salam guru" sapa Amora dengan suara yang merdu dan mampu menyihir semua orang.

"Anda datang, duduklah segera" kata guru Fuan dengan senyuman khas miliknya itu.

Guru Fuan, guru Faui serta guru Wen di kenal sebagai guru yang tak mudah tersenyum dengan kata lain selalu menampilkan raut wajah datar setiap harinya, tapi akan sangat berbeda jika mereka berhadapan dengan Amora. ketiga guru itu bahkan bisa tertawa lepas hanya karena tingkah kecil Amora.

Amora tersenyum, senyuman yang manis membuat mereka yang melihatnya juga ikut tersenyum "tentu saya datang guru" sebenarnya dia malas datang, dia lebih baik membaca buku di perpustakaan, tapi karena dia tidak pernah terlibat kegiatan seperti ini, tampaknya dia harus mencoba berbaur.

"Baiklah princess"

"Guru kemarin saat saya selesai berkultivasi tertutup saya pergi mencari keberadaan anda beserta guru wen tetapi saya hanya menemui guru Faui, guru Yen dan guru yan sedangkan anda dan guru Wen tak ada, padahal saya ingin bercerita....huwuhh" keluh Amora kepada guru Fuan, begini lah jika para guru sudah berbicara kepada Amora murid lain seakan tak ada......

Terlebih lagi Sikap Amora yang terkesan manja jika bersama para guru membuat mereka telah terbiasa menghadapinya.

Mengenai identitas Amora, semuanya sudah tahu karena ketidak sengaja-an guru Fuan membuka identitasnya sembilan bulan yang lalu. Lebih tepatnya saat Amora memiliki masalah dengan putri kerajaan bayangan. Tentu saja hal itu membawa dampak yang luar biasa, tapi semua sepakat untuk tidak mengungkitnya, 'cukup tahu dan simpan baik-baik' - begitulah kira-kira prinsip mereka.

Karena solidaritas yang cukup baik, tidak terjadi kekacauan yang tidak perlu, Amora bisa berlatih dengan tenang, dan semua berjalan seperti apa adanya.

"Maafkan gurumu ini, kemarin guru sedang ada urusan untuk masalah festival"

"CK saya sudah tau itu guru...guru Faui sudah menjelaskan semuanya" ujar Amora masih cemberut, membuat guru fuan menghela nafas pelan. Menghadapi Amora memang memerlukan emosi tersendiri, dia harus sabar karena kadang Amora juga akan bersikap menyebalkan.

"Baiklah-baiklah kamu tahu itu" guru Wen melambaikan tangannya tak ingin menanggapi.

Amora yang duduk di sebelah Gezana hanya nyengir tak berdosa. Interaksi itu tentu saja menarik untuk murid-murid di sana, di samping Amora Gezana tampak tengah berbicara dengan dua orang pria tidak lebih tepatnya satu orang pria sedangkan yang satunya hanya diam.

"Nona pria itu menatapmu sedari tadi" ujar Dragen dengan kekehan menggoda miliknya.

"Aku tau" balas Amora singkat, tidak peduli.

AMORA CALLISTA IFRYA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang