#52.

959 80 2
                                    

-52-







..............
Di luar batas ke tiga, Amora bersama dua kontraknya berdiri diatas dahan pohon tertinggi. Ketiganya menatap hamparan hutan yang sudah hangus itu.

"Energi spiritual di sini masih kacau, bagaimana pendapat kalian berdua?" Tanya Amora menatap dingin ke depan.

"Tidak banyak. Ini jauh lebih baik, setidaknya batas ke tiga masih utuh."

"Um, menurutku lebih baik memasang pembatas dibatas ke tiga." Ujar Dragen membuat Amora menoleh sekilas kearahnya.

"Batas?, Bukankah sudah ada pembatas di setiap tingkat?" Yah, jika orang-orang berbaju hitam waktu itu terus maju, mereka juga akan menghadapi sekat di setiap tingkat.

Mengapa Amora bisa keluar masuk dengan bebas di setiap tingkat, itu jelas karena Amora penguasa sihir. Dia hanya perlu mematahkan intinya lalu masuk, tenang saja, walaupun dia merusak intinya, batas itu akan kembali setelah beberapa saat.

"Akan lebih baik membuat batas tambahan secara pribadi kalau kamu ingin mengubah tempat ini menjadi milik mu. Batasan alami di hutan ini memang cukup kuat, tapi itu masih belum cukup. Adanya batasan-batasan alami tingkat menengah sampai tinggi ini, membuat tempat ini jelas memiliki rahasia."

"Sejarah hanya mencatat jika tempat ini adalah inti dimensi ini. Dan energi dari hutan ini pula lah yang menyeimbangkan semua yang ada di sini." Amora ingat dia pernah membaca buku mengenai sejarah panjang benua Yuantian. Salah satu bab, menyinggung mengenai hutan ini.

Dulunya hutan ini adalah hutan biasa, entah apa yang membuatnya menjadi pusat dari dimensi.

Banyak yang datang untuk menyelidiki, tapi hanya sedikit yang kembali. Mereka yang kembali juga tidak mendapatkan apa-apa selain tubuh yang luka.

Orang-orang berpendapat jika hutan ini di penuhi monster kuat, tapi menurut Amora itu tidak sepenuhnya benar, yah walaupun tidak salah.

Hutan ini memang di penuhi mahluk yang tidak bisa di remehkan kekuatannya, Amora juga mengakui itu, tapi mereka berada di inti nya. Mahluk itu, tidak keluar dari sana. Amora pernah melihatnya dua kali, dia bertarung dengannya sekali, dan terluka cukup parah.

Sekilas penghuni inti terlihat seperti mahluk iblis biasa, mereka buas dan kuat, tapi memiliki kesadaran yang lebih kuat. Makhluk-makhluk itu bahkan tidak lebih bodoh dari manusia.

Apa sebenarnya yang ada di inti?, Setelah beberapa hari menetap di batas pertama, Amora masih belum berani menyentuh batas inti.

Dia tidak tahu apa yang ada di sana, terlebih lagi mahluk yang melukainya hari itu juga berlari ke batas inti. Tidak ada yang bisa menjamin jika di dalam sana tidak ada mahluk lainya.

Dua saja dia kewalahan bahkan sampai terluka, bagaimana jika di dalam sana ada puluhan?, ratusan?, ribuan mungkin?. Bukannya mendapat apa yang dia inginkan, kemungkinan besar jika dia gegabah, dia malah akan mengantarkan nyawa.

Dragen dan Leraen itu kuat, tapi mereka tidak bisa banyak bertarung karena kekuatan keduanya belum pulih setelah tidur lama, itu juga karenanya. Karena dia masih belum berkembang.

Jika itu normal, kecepatan kultivasi nya sudah sangat cepat, jika ada orang lain yang mengetahuinya, orang itu mungkin akan menganggap monster, tapi masalahnya itu masih lambat untuknya. Bukan tidak tahu diri dan Maruk dengan kekuatan itu, dia hanya merasa dia tengah di kejar waktu.

Samar-samar dia merasa hatinya tak nyaman setiap kali dia naik tingkat, lega memang ada, tapi tidak dengan puas. Amora tidak menceritakan itu kepada siapapun, dia takut sesuatu yang buruk memang tengah menunggunya.

AMORA CALLISTA IFRYA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang