-28-
****Amora callista ifrya****
Karena tidak bisa tidur Amora memilih pergi menjelajahi hutan ini. Juan, Gejal dan beberapa orang lainya belum kembali, tapi karena tidak merasakan sedikitpun gejolak energi berbahaya Amora tidak berpikir jika mereka mendapatkan masalah, sejauh ini tidak ada yang perlu di khawatirkan.
Hutan ini benar-benar luas, pepohonan nya lebat dan menjulang tinggi, meski begitu remang-remang sinar bulan masih muncul malu-malu di sela-sela dedaunan hutan. Hutan ini juga tidak banyak semak-semak nya, atau bisa di bilang bersih.
Aura di hutan ini juga sangat nyaman, Amora pikir rumor yang mengatakan jika hutan ini adalah hutan ke lima paling berbahaya tidak lah benar tapi juga tidak sepenuhnya salah.
Di perjalanan Amora sempat menemui beberapa mahluk iblis kelas rendah maupun menengah, meskipun begitu daya tarung binatang iblis ini cukup menarik. "kekuatan mereka cukup bagus, mungkin aku harus mencarikan orang-orang ku hewan kontrak" gumam Amora mendapat ide.
Mungkin tidak mudah mendapatkan hewan kontrak untuk orang-orangnya, tapi Amora pikir jika mereka bisa mendapatkan partner tarung mereka semua akan lebih mudah.
Masalahnya mendapatkan kontrak yang sesuai itu tidak mudah, belum lagi dia memiliki 150 orang, untuk Gejal juga Juan keduanya sudah berhasil mendapatkan hewan kontrak.
Gejal mendapat elang sebagai hewan kontraknya, Amora pikir pasangan ini cocok karena Gejal memiliki mata setajam elang, karakternya juga cepat dan tajam. Juan sendiri mengikat serigala batu menjadi hewan kontraknya.
Untuk Riku juga Rayle Amora juga sudah melihat binatang kontrak keduanya. Riku memiliki ular hijau yang dikenal memiliki racun berbisa yang sangat sulit di taklukan, sedangkan Rayle memiliki macan tutul dengan kekuatan angin sebagai hewan kontrak nya, menurut penilaian Amora walaupun dia belum pernah melihat mereka bertarung bersama, kombinasi keduanya sangat cocok, belum lagi dalam hal kecepatan.
Setelah semakin jauh memasuki hutan sambil memikirkan rencananya dengan hati-hati langkah Amora berhenti di sebuah tebing.
Amora menegadah menatap langit berbulan juga bertabur bintang, di tebing tinggi itu, ditemani kesepian berselimutkan angin malam. Pemandangan yang remang-remang terlihat sangat indah, belum lagi langit malam itu.
Sudut bibir Amora terangkat, tangannya terangkat menyentuh dadanya terasa sangat sesak, matanya memanas namun dia tidak mau menangis. Rencana di pikirannya tadi buyar seketika saat tidak bisa mengendalikan perasaan sesak yang tiba-tiba menyerangnya.
"Mama" bisik Amora ditelan sunyinya malam. Amora sangat merindukan sosok wanita yang mempertaruhkan nyawanya demi bisa menghantarkannya melihat dunia. "mereka jahat" adu Amora dengan suara pelan.
"Mereka jahat mama, ayah kekaisaran jahat, kakak putra mahkota jahat, kakak kedua juga jahat, kakak perempuan ga mau nerima Amora, kakak keempat tidak bisa apa-apa" adu Amora dengan mata berkaca-kaca.
"Ayah kekaisaran membuang Amora mama, ayah kekaisaran tidak menyukai Amora. Ayah perempuan hanya menyayanginya kakak perempuan, Amora juga pengen."
"Mama tidak marah kan kalau Amora menolak untuk kembali, mama tidak kecewa kan kalau Amora tidak bisa memaafkan mereka, mama tidak benci Amora kan kalau Amora satu saat nanti menyakiti mereka."
"Amora rindu kakak keempat" bisik Amora lagi.
Awalnya Amora tidak pernah membenci saudara juga saudari tirinya, apalagi ibu sambungnya. Dia menanggap mereka bagian dari dirinya meski tak murni berbagi darah, tapi sekarang...? Amora tidak yakin jika dia tidak membenci mereka, tapi paling tidak dia benar-benar kecewa pada mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMORA CALLISTA IFRYA ✓
Fantasy(THE STORY IS REAL MY KARYA) _________________________________________ Amora dengan beberapa cerita yang terlupakan. Dari beberapa kehidupannya, dia sudah menjalani banyak versi hidup. Mulai dari menjadi putri yang paling di jaga, menjadi nona muda...