#43.

1.2K 94 2
                                    

-43-
Bantu promosi in dong kakak, follow juga akunnya, nanti di follback kalau kalian komen :)











.......
Jauh di tengah hutan terlihat seorang gadis dengan gaun merah dan jubah senada yang bersulam benang emas tengah duduk di atas hamparan batu di samping air terjun. rambut peraknya terhempas ke sana kemari diterpa angin pelan. mata badai nya menerawang jauh dan sesekali terpejam menikmati tiupan angin di wajah pucat nya.

"Nona" panggilan itu membuat sang gadis mengalihkan pandangannya ke asal suara, senyum manis terukir indah di bibirnya.

"Kemarilah" pinta Amora tangan kecilnya menepuk hamparan batu kosong di sampingnya.

"Nona baik-baik saja"

"Aku tak apa dragen" dia hanya sedikit lelah karena banyak berpikir. Tempat ini selalu bisa menenangkan jadi dia datang untuk mendinginkan otak nya setelah memikirkan percakapan mereka tadi.

Dragen dan Leraen yang kini tengah duduk di samping kiri dan kanan gadis itu menghela nafas pelan lantas mengedarkan pandangannya mengikuti pandangan nona kecil itu.

"Sepertinya kita benar-benar harus turun tangan jika di biarkan hutan ini bisa benar-benar hancur selain itu semua ini sungguh menganggu, segala hewan yang bisa kita jadi kan makanan juga sudah mulai sedikit karena kerusakan hutan ini, bagaimana menurut kalian" tanya Amora menundukkan kepalanya memandang air yang jernih dengan riak-riak menenangkan.

"Kami juga berpikir itu yang seharunya kita ambil. Mereka tidak terlihat ingin berhenti, entah apa yang mereka cari." balas Dragen.

Hening....

Ketiganya larut dalam keheningan itu berkutat dengan pikiran masing-masing.

"Apa pernah terlintas di pikiranmu jika mereka benar-benar datang untuk kita. Gerakan mereka terlihat seperti memaksa kita keluar dari tempat ini" suara Amora terdengar pelan.

Leraen juga Dragen melirik Amora sekilas, tidak tahu apa yang harus mereka katakan. Jika di telisik lagi memang begitu adanya. Sikap orang-orang berjubah hitam itu memang terlihat seakan-akan mereka memaksa Amora keluar dari tempatnya. Masalahnya mereka tidak pernah bersinggungan sejauh ini.

Menghela nafas Amora tiba-tiba mengeluarkan seruling kristal berukiran naga dan singa dari ruang jiwanya.

Akhir-akhir ini dia menyukai musik, dia merasa damai dengan mendengarkannya, jadi dia banyak memainkan seruling ataupun kecapi di waktu-waktu lenggang. Umumnya dia akan bermain di ruang jiwa.

Tidak lama suara lembut mengalun indah dari permainan Amora. Suaranya menenangkan, seakan-akan membawa efek yang tidak terlihat pada siapapun yang mendengarnya.

mereka yang mendengar suara alunan merdu itu secara tiba-tiba tidak bisa menahan diri untuk menghentikan kegiatannya dan mencari sumber suara itu.

'eh darimana asalnya.'

'Siapakah yang bermain musik ini....sungguh alunan irama nya sangat merdu'

'Ini adalah kali pertamanya aku mendengar alunan yang seindah ini'

'Hei lihat suara itu berasal dari nona...lihatlah ke atas sana.'

mereka dengan tatapan takjub memandang ke arah Amora yang begitu indah dengan rambut peraknya yang berterbangan kesana-kemari tertiup angin pelan.

Di tambah suara musik yang gadis itu mainkan membuat semua bertambah indah berkali-kali lipat nya.

Memang saat ini Amora berada tak jauh dari tenda tempatnya dan juga orang-orangnya hanya saja saat ini dia tengah duduk di atas hamparan batu air terjun hingga alunan musiknya masih dapat di dengar dengan jelas oleh mereka.

AMORA CALLISTA IFRYA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang