#2.

4.3K 287 1
                                    

*sudah di REVISI







****Amora callista ifrya****






Sudah tiga hari mereka di perjalanan, dan selama itu pula Amora menghabiskan waktu hanya dengan termenung berkutat dengan pikiran-pikiran yang entah melayang kemana.

Dia sedih tetapi dia tak menangis karena sejujurnya dia pun masih tak mengerti apa yang terjadi.

Pengawal bilang mereka akan segera sampai ke tempat pengasingan, karena memang mereka sudah cukup lama di perjalanan tetapi Amora sama sekali tak mempedulikan hal itu, dia hanya sedikit gelisah karena dari beberapa hari yang lalu dia merasakan ada yang aneh dengan tubuhnya, telapak tangan kanannya selalu terasa panas seakan-akan tangannya akan terbakar, tak hanya di situ rasa panas itu mulai menjalar ke seluruh tubuhnya, terkadang juga saat dia menutup mata terasa ada sengatan-sengatan kecil di tangannya.

'apa yang terjadi?' bisik Amora pada dirinya sendiri, matanya bergetar mengamati tangannya yang pucat. Rasa panas juga menimbulkan rasa sakit yang luar biasa, bahkan hanya dengan sedikit sentuhan, kulitnya terasa akan terkoyak.

Bulir-bulir peluh membasahi punggung juga pelipisnya, tangannya sedikit bergetar, namun Amora masih berusaha menahan semuanya. Ini jauh dari kata baik-baik saja, walaupun dia sering merasakan sakit akibat penyiksaan, sakit yang dia rasakan sekarang sangat berbeda, bahkan berkali-kali lipat. Dia merasa akan terbakar, anehnya tidak ada sedikitpun jejak kemerahan di tubuhnya. Semua tampak normal, kulitnya memang putih pucat, sedikit kusam, juga bekas luka yang terlihat mengerikan.






.......





Kini rombongan princess malang itu telah sampai di tempat pengasingan terlihat bangunan kecil dan kumuh di depan sana, parahnya lagi tempat itu adalah tempat tinggalnya yang sekarang. Pengasihan ini benar-benar terletak di tengah hutan, jauh dari desa terdekat, jauh dari kata layak huni. Lihatlah atap nya saja ada yang sudah bocor, pondasi rumahnya juga rapuh.

Menghela nafas pelan "huh......sepertinya aku harus berkerja keras hari ini" gumam gadis itu pada dirinya sendiri.

kaki kecilnya melangkah mendekati tempat itu, dia harus bisa membersihkan semuanya sebelum malam takutnya akan ada binatang buas seperti ular di rumah ini tentunya tak akan aman untuk dirinya beristirahat bukan.

Tak ada yang membantu gadis itu untuk membersihkan tempat ini karena sesuai perintah kaisar jika princess itu sudah sampai di tempat pengasingan maka seluruh pengawal yang mengantarnya harus kembali, Amora tak mempermasalahkan itu karena dia sudah biasa sendiri.

"Baiklah kita mulai melihat-lihat dahulu" gadis itu berjalan dalam ruangan itu, ternyata didalamnya tidak terlalu buruk juga, hanya saja terlalu berdebu entah berapa tahun tak terjamah.

bangunan ini memiliki dua tingkat, di tingkat pertama ada ruang tamu kecil lalu dapur bersatu dengan ruang makan, dan satu ruang kosong, di lantai atas terdapat tiga ruangan, dua di antaranya adalah kamar, kamar-kamar itu di lengkapi dengan tempat mandi kecil, dan satu ruangan lagi hanya ada satu meja kayu serta satu kursi entah ruangan apa itu.

Untuk rakyat biasa, rumah ini benar-benar besar dan cukup memuaskan, tapi untuknya, ini adalah kasus lain.

Amora benar-benar miskin dari segi apapun. Tidak tahu bagaimana caranya bertahan hidup, tidak banyak persediaan makanan yang dibawa, pakaian bahkan tidak lebih dari lima, satu belati kecil, juga satu batu pemantik. Tidak tahu sampai kapan dia ada di sini, entah masih akan kembali atau keberadaannya akan benar-benar terhapus, Amora hanya berharap dia bisa mendapat beberapa makanan di hutan.

AMORA CALLISTA IFRYA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang