-85-
Mata Riku membelak saat mendapati laporan dari salah seorang yang bertugas menjaga dari sisi Utara.
"Apa maksud mu?" Tanya Riku dengan rahang mengeras.
"Maaf" ujar orang itu dengan kepala tertunduk tak berdaya. Di sampingnya Ella memegang lengan orang itu agar orang itu tidak terjatuh, karena kaki kanannya yang terluka dan bahkan mengeluarkan banyak darah.
"Bagaimana ini?" Tanya Ella dengan suara bergetar. Hanya dua jam sebelum Fajar, tapi kenapa—
kenapa bahaya malah datang saat Riku hampir bisa bernafas lega.
"Berapa banyak mereka?" Tanya Riku setelah berusaha meredam sedikit rasa khawatir juga amarah nya.
"Sedikit banyak, itu harusnya sembilan puluh sampai seratus orang."
Riku mengepalkan erat tangannya, tidak banyak orang-orang yang tersisa di sini, karena mereka sudah tersebar di sekitar, kalau Riku memberi perintah untuk menarik pasukan di sisi lain, di khawatir kan akan ada masalah nantinya. "kenapa mereka selalu usil dan berusaha menganggu nona." geram Riku.
Kalian tahu apa yang terjadi? Kelompok itu, iblis-iblis yang datang menghancurkan hutan spiritual lebih dari empat tahun yang lalu kembali datang dan membuat ulah.
Dari apa yang Zac laporkan tadi, mereka kembali datang dan memaksa memasuki hutan, untungnya orang-orang yang berjaga mendapat bantuan, karena hutan ini memiliki dinding pelindung yang masih belum bisa mereka tembus setelah bertahun-tahun.
Asal kalian tahu, sebelum Amora kembali, mereka juga pernah datang menyerang sebanyak tiga kali sebelumnya. Untungnya tidak ada seorangpun dari mereka yang kehilangan nyawa walaupun beberapa harus terluka parah.
Riku tidak tahu banyak tentang iblis-iblis itu, tapi yang dia tahu, mereka menjadi semakin dan semakin kuat setelah satu tahun dari penyerangan terakhir mereka hari itu.
"Tidak ada yang bisa kita lakukan sekarang, tidak banyak orang di sini, Bin bawa 20 orang yang tersisa bersamamu untuk menyusul kelompok Dhan, berhati-hatilah untuk tidak terluka parah. Jika bisa, jangan melawan mereka secara langsung. Kalian hanya perlu membawa Dhan dan yang lainya kembali, selagi iblis-iblis itu tidak bisa menembus dinding itu, semuanya masih bisa bertahan. Nona lebih penting daripada iblis-iblis kurang kerjaan itu"
Bin, adalah salah satu dari 10 orang teratas dari orang-orang Amora, dia memiliki keahlian dengan gerakan fleksibel dan gesit, dia juga pandai menyelinap dan bergerak di balik bayangan. Dia di tugaskan sebagai mata 'pengintai'.
Bin yang mendapat perintah itu menangguk tanpa mengeluarkan suaranya, dia mengomando kelompoknya dengan tangan lalu bergegas memasuki hutan.
"Obati dia" ujar Riku yang melihat wajah Zac yang pucat-pasi, jelas sekali, luka Zac tergolong sangat parah.
Ella menangguk dan mengiring Zac dengan bantuan seorang pria lainnya dan duduk di bawah sebatang pohon dimana kristal bulan menyala untuk menerangi mereka.
"Aku tidak memiliki banyak herbal di sini, lukamu cukup panjang, apa tidak apa-apa jika aku menjahitnya tanpa obat penghilang rasa sakit?" Ella bertanya ragu setelah melihat bekas luka menggangga di paha Zac.
Terdengar mengerikan, tapi Zac menangguk mengiyakan dengan sedikit Energinya. Terluka adalah hal biasa, mereka sudah sering mendapatkan hal seperti ini, tapi tetap saja hal seperti ini terdengar mengerikan.
Mendapat jawaban pasti, Ella mulai membasuh tangannya dan memotong celana Zac dengan peralatan medis nya. Biasanya dia memiliki beberapa stok obat-obatan tapi dia sudah menggunakannya tadi di gedung, dia tidak sempat mengambil yang lain di kastil karena kejadian ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMORA CALLISTA IFRYA ✓
Fantasy(THE STORY IS REAL MY KARYA) _________________________________________ Amora dengan beberapa cerita yang terlupakan. Dari beberapa kehidupannya, dia sudah menjalani banyak versi hidup. Mulai dari menjadi putri yang paling di jaga, menjadi nona muda...