#66.

494 41 0
                                    

-66-




Masih di pinggir hutan, mata Leraen menatap sendu kearah hutan gelap di depannya. Dia memiliki dugaan buruk yang dia harap tidak menjadi kebenaran.

Dua hari dia habiskan bersama Meera untuk memeriksa tempat ini, dan di sini, dia masih bisa merasakan jejak aura Amora walaupun samar. Dia yakin Amora ada di sana, atau setidaknya pernah ke sana.

Dia sempat berusaha memasuki hutan itu, tapi tidak lebih dari 10 langkah masuk ke dalam, tubuhnya sudah bergetar dan terluka entah karena apa. Luka-luka itu muncul, seakan-akan ada sesuatu atau seseorang yang menyerangnya diam-diam, padahal dia yakin tidak merasakan frekuensi aura apapun selain aura dari hutan itu sendiri.

"Sudah ku bilang, hutan ini aneh, jangan masuk sembarangan. Aku saja hampir mati hari itu kalau tidak ada warga yang lewat." Omel Meera sambil melihat Leraen yang terduduk di tanah dengan luka di tubuhnya.

Yah hubungan keduanya cukup bagus sekarang, mereka terlihat seperti teman lama. Ini mungkin karena karakter Meera yang hangat, walaupun Leraen dingin untuk orang luar, Meera jelas tidak terganggu.

Setelah mengetahui, orang yang mereka cari sama, Meera memutuskan untuk bergabung dengan Leraen. Terlebih lagi, dia juga bisa merasakan energi gelap dari Leraen, jadi dia merasa seakan-akan telah menemukan satu dari dirinya sendiri.

Sebuah perasaan, seakan-akan dia pernah mengenal Leraen, walaupun dia yakin mereka tidak pernah bertemu satu sama lain sebelum ini.

"Kamu tunggulah di sini sebentar, aku akan mencari ramuan." Tambah Meera. Keadaan Leraen jelas menghawatirkan, tapi Leraen menggeleng.

"Tidak perlu" tolak Leraen dingin.

"Tapi keadaanmu tidak baik-baik saja" ujar Meera dengan kening berkerut.

Leraen menunduk dan membantah "ini tidak masalah, aku tidak memerlukan ramuan apapun" setelah mengatakan itu, Leraen menutup matanya, sontak saja aura keemasan mengelilingi tubuhnya.

Mata Meera menyipit lalu membulat dengan mulut terbuka, dia menatap Leraen tidak percaya.

"Apa-apaan ini" serunya dengan penuh keterkejutan.

Yang membuat Meera tercengang adalah kecepatan pemulihan Leraen, hanya sebentar luka-luka di tubuhnya perlahan menutup dan menghilang tanpa bekas.

Itu adalah kemampuan istimewa yang dia dapatkan setelah menyerap energi gelap dua hari yang lalu. Ini pertama kalinya Leraen menggunakannya dan itu terbukti ampuh.

"Gila, apa itu teknik penyembuh dari sihir gelap?" Tanya Meera penuh semangat.

Benar-benar tidak memerlukan banyak waktu, hanya 5-10 menit, semua luka di tubuh Leraen benar-benar pulih, bahkan energi nya juga tidak berkurang.

Meera mendekat, dan ikut berjongkok di samping Leraen "hei katakan padaku, bagaimana kamu mempelajarinya. Apa itu benar-benar teknik penyembuh dari sihir gelap?" Tanya Meera yang terlihat sangat penasaran. Ya dia sangat bersemangat sekarang. Dia merasa kagum, dia tahu kekuatan gelap sangat kuat, tapi tetap saja, dia selalu terkejut jika menemukan teknik baru.

Leraen membuka matanya, karena menggunakan kekuatan gelap, mata Leraen berkedip gelap yang sekali lagi membuat Meera takjub. "wow" serunya tanpa sadar.

Mengedipkan matanya lagi, mata gelap sekelam malam tanpa bintang itu kembali seperti semula "itu tidak di pelajari, itu muncul setelah kekuatan gelap ku naik tingkat" ujar Leraen ringan.

Berdiri dari duduknya, Leraen juga Meera tersentak kaget saat merasakan letupan energi gelap yang tiba-tiba datang dari arah hutan. Tidak hanya itu, terlihat banyak burung-burung yang berterbangan panik setelah ledakan tadi.

AMORA CALLISTA IFRYA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang