Bel pulang sekolah sudah berbunyi 15 menit yang lalu tapi ketiga perempuan itu masih asik mengobrol di dalam kelas. Entah apa yang mereka obrolkan hingga suara tawa ketiganya terdengar menggema di ruang kelas yang sudah sepi itu.
"anjir gue lupaa." teriak Kavi mengingat sesuatu yang seharusnya tak dia lupakan.
"Kenapa Kavi?" tanya Arin heran.
"Hari ini kan Gators lagi tawuran sama anak taruna bakti anjir geng Revols!" teriak Kavi heboh lalu segera membereskan barangnya yang masih berada di atas meja.
"Anjir ngapa lo baru bilang dongo!" umpat Bela mengikuti Kavi membereskan barangnya.
Arin hanya diam menatap temannya yang kalang kabut dia sudah membereskan barangnya sedari tadi, "emang kenapa sih kalau tawuran?" tanya Arin menatap polos Bela.
"Bahaya Arin yuk pulang cepet!" Bela menarik tangan Arin diikuti Kavi dengan berlari, mereka melihat kawasan sekolah yang sudah sepi tinggal beberapa murid yang juga tergesa gesa seperti mereka.
"Ini kenapa sih? Revols itu geng apa?" tanya Arin ketika mereka sudah sampai di depan gerbang SMA mereka.
"Aduh ntar gue ceritain deh buruan ayo ke halte satunya aja." Bela menarik cepat tangan Arin meninggalkan Kavi yang pulang dengan motor maticnya.
Mereka sampai ke halte 3 yang lumayan jauh dari sekolah dengan napas yang memburu dan penuh peluh, mereka duduk di kursi yang disediakan di situ lalu mengambil napas sebanyak banyaknya.
"Kenapa sih Bela aku gak paham deh?" Arin bertanya setelah beberapa lama terdiam.
"Nih ya dengerin gue, Lo tau kan SMA taruna bakti?" Arin mengangguk mengiyakan.
"Nah disitu juga ada geng namanya Revols, geng itu musuh bebuyutan nya Gators karena Revols penyebab kematian Naina, pacar kak Artha dulu." jelas Bela.
"Dan mereka juga suka cari ribut sama Gators karena setiap tawuran atau perang mereka selalu kalah, dan mereka selalu gak terima." sambungnya. Arin mengangguk ngeri.
Melihat bus biru yang sudah berhenti tepat di depan dua gadis itu, mereka berdiri lalu menaiki bus yang akan mengantar mereka pulang masing masing untung arah rumah mereka searah dan kebetulan tidak terlalu jauh.
🪶🪶🪶
"Gak ada capek capeknya lo ngusik kita." ujar Bian menatap malas anggota Revols yang membawa senjata berupa balok kayu dan batang besi.
"Gak, sebelum kita menang." seru Alan- ketua Revols menatap tajam kedepan.
"Udah tau kalah terus masih ngarep mau menang!" teriak Desta lalu disoraki oleh anggota Gators lain.
"Songong amat, lo ngerasa hebat banget apa?," sahut Revo- wakil ketua Revols.
"Lah gue mah kuat, gak kaya lo cupu!" jawab Desta membuat sang lawan semakin kebakaran jenggot.
"SERANG!!!!" teriak Alan.
Pertempuran tak ter elakan terjadi di sebuah jalan sepi di sekitar SMA Kalingga ini, suara pukulan, tendangan, teriakan kesakitan, besi beradu mewarnai pertikaian panas itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBIAN
Teen FictionAlbian Athalla Brawijaya, cowok dengan sejuta pesonanya yang dapat memikat kaum hawa. Berperan juga sebagai ketua geng motor terbesar. Kebengisannya dalam membantai semua musuh musuhnya membuatnya semakin di segani. Tapi siapa yang menyangka, di bal...