Sebaik apapun kita berusaha, tetep aja salah di mata orang sirik!
Anselioganteng.Happy reading...
Enjoy..
*****
Bian meluruhkan badannya lemas, Radya sudah masuk ke ruang ICU dan ditangani dokter terbaik di rumah sakit ini, dia menoleh ke Artha yang merangkul pundaknya, "Rara baik baik aja kan Tha?,"
Artha terdiam lalu mengangguk yakin, "iya! Dia pasti kuat."
Ansel diam melihat Bian yang sangat lemah, dia mendudukkan dirinya di samping Rian yang menangis keras lalu menepuk bahunya.
Rian segera menumpahkan tangisnya di pelukan Ansel yang ikut menangis, "Rara kuat!,"
"Kita harus percaya dia baik baik aja,"
Rian mengangguk lalu mengusap air matanya pelan, lalu menoleh ke Ansel yang menutupi wajahnya terisak. Lalu melirik ke Arin yang terdiam kaku.
Arin terdiam menyaksikan Bian yang menangis di pelukan Artha, rasa bersalahnya seketika meluap saat dia melihat betapa parahnya keadaan Radya tadi.
Dia menoleh ke arah Khalisa yang menangis histeris di tenangkan Desta, Arin menggigit bibir bawahnya lalu tanpa sadar air matanya ikut turun melihat semua inti gators dan Khalisa yang biasanya menyeramkan baginya sekarang lemah, sebesar itukah pengaruh Radya untuk mereka.
Arin menunduk sedih dan bersalah, sungguh bukan ini yang dia harapkan.
Dia menoleh ketika mendengar derap langkah mendekat ke arahnya ada ayah dan bunda Bian yang berlari dengan wajah yang khawatir.
"Bang?," teriak Erlita dan berjongkok di hadapan Bian yang menangis.
Bian memeluk Erlita dan semakin terisak, "bunda... Rara Bun.."
"Iya bang bunda tau, tenang ya!."
Bian beralih memeluk Erlita menumpahkan semua tangisnya, Erlita yang mendengar isakan pilu Bian pun ikut menangis, "Rara kuat bang kamu gak usah khawatir."
Bian menoleh ke Harvi yang terdiam berkaca kaca, "maafin Bian yah.."
Harvi tersenyum menenangkan, "it's oke boy, bukan salah kamu."
Harvi membatu Bian berdiri lalu mendudukkan Bian di samping Rian yang masih menangis, "loh buaya juga bisa nangis." gurau Harvi menatap Rian jenaka.
"Om jangan gitu saya lagi gak bisa ngelucu," balas Rian tersendat sendat.
Harvi tertawa lalu menepuk pundak Rian, dia juga sedih dan khawatir namun Harvi mati matian menahan itu agar bisa menenangkan mereka semua.
Harvi beralih memeluk tubuh Erlita yang bergetar, "gak papa Bun, anak kita pasti kuat."
"Gak ada sejarahnya Radya lemah."
Bian mengusap air matanya lalu menatap pintu ICU yang masih tertutup rapat, yang dia lakukan hanya berdoa semoga Radyanya baik baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBIAN
Teen FictionAlbian Athalla Brawijaya, cowok dengan sejuta pesonanya yang dapat memikat kaum hawa. Berperan juga sebagai ketua geng motor terbesar. Kebengisannya dalam membantai semua musuh musuhnya membuatnya semakin di segani. Tapi siapa yang menyangka, di bal...