Ansel membuka pintu kamar Radya dengan pelan, retinanya langsung melihat Radya yang masih duduk di sajadah dan sedang melantunkan ayat suci Al Qur'an.
Ansel duduk di samping Radya, "Ra?"
Radya menoleh dan menatap Ansel kaget, "kenapa?, ntar dulu mau baca." jawabnya berbisik.
Ansel mengangguk, "yaudah baca aja, gak papa gue mau disini."
"Gak papa emang?"
Ansel mengangguk lalu duduk anteng di samping Radya yang memakai mukena berwarna abu abu itu yang sangat cocok dengan Radya.
"Btw lo cantik Ra mukenaan begini"
Radya menoleh lalu tersenyum, "gue emang cantik sih."
Ansel mengangguk semangat, lalu memejamkan matanya menikmati lantunan Al Qur'an dari Radya yang terdengar sangat merdu di telinganya. Radya melantunkan surat Al Mulk, surat favoritnya. Walau masih banyak yang salah tapi Radya kan udah usaha dan terus belajar.
Ansel menikmati alunan ayat itu hatinya berdesir entah kenapa lantunan ayat ayat suci ini selalu membuatnya tenang.
"Kok udahan?" binggung Ansel.
"Emang udah selesai, lanjut ntar lagi."
Ansel mengangguk lalu memeluk tubuh Radya, "enak ya Ra jadi muslim?"
Radya mengangguk, "enak lah, semua agama itu indah."
Ansel mengangguk setuju lalu menggendong tubuh Radya seperti koala yang membuat Radya menjerit.
"Rara jangan lari larian!" peringat Artha saat melihat Radya berlari menghindari amukan Ansel karena Radya tak sengaja menendang adik ansel.
"Lo juga Sel, jangan kayak bocah!"
Rian tertawa saat melihat Ansel memegang bendanya sambil meringis, "napa lo disunat Radya?"
Ansel mendelik tak terima, "Joni gue ditendang sat!"
"Ihh kan gak sengaja" santai Radya yang bersandar di dada Bian.
"Pala lo, sakit banget ini!."
Radya tertawa pelan, lalu memilih menggesekkan hidung mancungnya ke rahang Bian menggoda. Sedangkan cowok itu merangkul pinggang Radya mesra memastikan gadisnya tak jatuh dari pangkuannya. Menatap gadis itu sambil tersenyum lembut.
"Anjir jangan mulai deh," malas Rian.
"Kenapa gak jadian aja sih?" heran Desta.
Radya memutar bola matanya, "lah lo ngapain gak jadian sama Khali?!." tanya nya balik.
Desta tergagap, "y-ya belom waktunya aja."
Bian menggenggam jemari Radya lalu mengecupnya, "gak usah pacaran, ntar lulus langsung nikah." jawab cowok itu tegas.
"Anjir ngebet amat, pengen unboxing nih." gurau Ansel.
Radya melempar bantal di sampingnya dan tepat mengenai wajah Ansel yang sedang tertawa, "Radya monyet!"
Radya tertawa puas, "dasar otak bokep!."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBIAN
Teen FictionAlbian Athalla Brawijaya, cowok dengan sejuta pesonanya yang dapat memikat kaum hawa. Berperan juga sebagai ketua geng motor terbesar. Kebengisannya dalam membantai semua musuh musuhnya membuatnya semakin di segani. Tapi siapa yang menyangka, di bal...